Seperti biasanya aku selalu curhat sendiri di hatiku, bahkan sekarang pun masih. sambil membawa Ryu dan Miuno yang entah tertidur atau pingsan di belakangku aku masih curhat sendiri di dalam hatiku. walau begitu masih ada hangat sore yang menemaniku dengan tenang. meskipun sejatinya aku tak suka suasana yang terlalu tenang karena itu sama saja dengan mati.
tapi kehadiran Ryu dan Miuno pun sudah menjadi suatu yang patut aku syukuri atas takdirku yang Gaje ini. di samping semua itu aku yang masih manusia ini, LAPARR!!. lagi - lagi aku baru sadar aku ini manusia masih bisa merasakan lapar.
tapi aku tidak mempunyai apa - apa kecuali sebuah coklat yang dibungkus dengan kotak hitam yang terlihat mewah. sepertinya gizae bukan sembarang orang setelah melihat bungkus coklatnya yang begitu mewah.
lalu aku berhenti sejenak untuk beristirahat di bawah pohon apel yang berada tak jauh dari air terjun desaku.
aku pun duduk bersandar di bawah pohon apel itu sambil memakan coklat yang diberikan gizae. setiap gigitan aku nikmati tapi belum menghilangkan rasa laparku yang sudah satu setengah hari tidak makan.
untungnya fisikku yang kuat memungkinkanku untuk hidup tanpa makan selama seminggu, tidak ada yang tahu kenapa badanku dapat bertahan selama itu. kalau dipikir - pikir secara logika diriku sudah melewati batas seorang manusia, tapi itulah diriku yang sebenarnya.
setelah memikirkan hal itu, aku meninggalkan Ryu dan Miuno di belakang semak - semak pohon apel tadi dan menuju ke air terjun untuk mandi dan minum .
sesampai aku di danau itu aku langsung membuka bajuku dan langsung berendam di tepiannnya. tak lama aku berendam, aku melihat rambut hitam keemasan panjang menggumpal di dekat terjun air.
aku yang penasaran langsung mendekatinya, karena agak dalam jadi terpaksa aku menyelam. aku pun dikejutkan dengan seorang perempuan yang sedang duduk diatas batu membelakangiku.
aku yang terkejut tersedak air dengan cepat mengambang ke atas, tapi sepertinya aku ketahuan karena perempuan itu sudah melihatku dibelakangnya dengan tatapan tajamnya.
" mmhhpppmm....!! ", ucapku gaje ( karena di dalam air ( Kan GOBLOK )
perempuan itu tanpa basa - basi lagi memain -mainkan tangannya di dalam air bagai aliran air itu sendiri. tak lama gelombang besar lagi ganas dengan cepat mengarah kepadaku. pikiranku kacau dengan takdirku yang lagi - lagi menunjukkan wujud GAJE - nya ( jangan kan takdirku yang kacau, penulisnya juga kacau dah ). ' dahlah mampus gw ' , keluhku dalam hati. Byarrrrr.....!!!!!. suara gelombang besar menghantam tubuhku dengan telak tanpa rasa ampun ( ' lebay amat dah ni Tokoh ' ~ Author ). berakhirlah aku di tepi dengan tubuhku yang mati rasa, ehh.. sebenarnya biasa aja lah. aku yang terbaring di tepi dengan telanjang dengan cepat langsung mengambil dan memakai bajuku yang masih dilumuri darah hitam yang telah mengering dengan koyakan - koyakan di bagian panjangnya. setelah memakai baju aku duduk bersembunyi di dalam semak - semak, mengintai siapa orang yang tadi dapat membuat suatu gelombang besar hanya dengan menggerak - gerakkan tangannya.
disitu pula, Sekilas aku teringat masa lalu ku yang menyenangkan di tepi air, aku berkenalan dengan seorang perempuan berambut hitam dengan twin tailnya yang imut. disana kami berjabat tangan saling berkenalan. tapi aku tak ingat siapa nama yang ia sebutkan waktu itu, juga entah kenapa akhir - akhir ini aku jadi lebih sering mengingat masa lalu yang tak jelas.
disamping itu, perempuan yang duduk di batu dalam air terjun tadi sudah memuculkan badannya dengan baju long coat biru garis merahnya yang tak basah sama sekali, sambil memegang katana dengan mata tajamnya yang berwarna hijau muda terang.
"Tak perlu bersembunyi, dasar penjahat mata keranjang!!", teriaknya mengataiku
"Mata Keranjang, maksudnya?. mata ya tetap bola mata, ya kan?", sahutku sambil menunjukkan diri dari semak - semak
" beraninya kau berlagak sok lugu setelah melihatnya, Pasukan... Siap Siaga!",
Dalam sekejap pasukan pesamurai telah siaga disekitarku, membawa suasana serius di tepi air terjun itu. namun wanita tadi tiba - tiba mengangkat tangan mengisyaratkan menahan serangan.
"disini tercium bau seperti bau iblis, bersiap dalam posisi serangan. letaknya tak jauh dari sini!",
Aku melebarkan mata terkejut, ' ini sama seperti yang dikatakan gizae padaku ', dengan hatiku yang dipenuhi kerisauan aku langsung menuju pohon tempat dimana Ryu dan Miuno berada.
"RYU, MIUNO LARI!!!", teriakku dari kejauhan
Sampai disana aku dikejutkan dengan yang mereka lakukan, yaitu bermain tanah. sepertinya walau jadi iblis, anak - anak tetaplah anak - anak. aku tersenyum sambil menghadap belakang, menatap simpul para pasukan itu.
" Minggir kau, dibelakangmu terdapat iblis",
"TIDAK!!!, mereka adalah adikku bukan iblis."
"Minggirlah agar kau dapat berlari, CEPATT!!",
Akan tetapi ucapanku itu memperlihatkan hasil nihil, Karena mereka tak menghiraukan ucapanku sama sekali. mereka melanjutkan perintah wanita tadi dengan serius. terlihat bahwa mereka memang pasukan yang terorganisir dengan baik dengan pakaian dan kepatuhan mereka terhadap perintah yang sangat kompak, ditambah lagi dari gaya bertarung mereka yang sudah terlihat sangat terlatih. Akan tetapi apakah aku harus menyerahkan adikku tanpa perlawanan?, apakah itu yang disebut kakak?, ataukah aku yang jahat atau mereka?. INIKAH IKATAN KELUARGA?.
Dengan dipenuhi rasa bersalah, aku langsung membalikkan badanku melihat para pesamurai sudah membekap adikku dengan keras. 'Aku dapat merasakannya, RASA SAKIT MEREKA!!!', tanpa basa - basi aku langsung menggertak lari menuju Ryu dan Miuno, pikiranku pun dipenuhi rencana yang bagus ( Karena itulah kelebihanku ).
setelah berlari mendekat aku langsung menjatuhkan badanku ingin menjatuhkan orang yang membekap mulut adikku, 'Trakk' Suara besi patah. aku berhasil mematahkan sepatu besi pesamurai itu dari dalam akibat tendangan jatuhku.
sambil mencoba meraih kapak yang berada tak jauh dari tempatku, aku mengambil segenggam pasir yang langsung ku taburkan ke wajah mereka yang tertutup topeng. Kesempatan pun tiba, pesamurai yang sedang sibuk dengan mata mereka yan dimasukki pasir pun jatuh karena dorongan ujung kapak yang sudah kuambil dari tadi.
namun pada saat semua rencanaku hampir berhasil, wanita tadi menahanku dari belakang dengan menodongkan katananya padaku.
"Sudah cukup perlawananmu, jangan berkhayal terus. iblis itu bukanlah adikmu lagi, jiwa mereka sudah diganti dengan jiwa iblis. apakah kau akan terus melawan",
"Itu tak akan pernah terjadi. Tidak akan PERNAHH!!", teriakku membantah membiarkan mata tajam pedangnya menyayat sedikit pada leherku.
"Diam jika lehermu tak mau lepas",
"Biarkan saja!!, JIKA ITU BISA MERUBAH TAKDIR DUNIA INI!",
Aku langsung memegang mata tajam pedangnya dengan tangan kosong menjadikan tanganku dipenuhi lumuran darah tanganku sendiri,
"Aku takkan mengeluh dengan rasa sakit ini hingga aku dapat... MERUBAH TAKDIR INI",
Wanita tadi yang sudah terbaring terkejut di belakangku menatap serius diriku,
"Mungkinkah ini 'Sesuatu Yang Aneh' yang dimaksudNYA".