~ Ingat Kazzex, Selalu Berpegang pada kebenaran jika kau ingin menang dari kegelapan ~
Cahaya pagi menembus ribuan dedaunan pohon yang kami tempati, lebih tepatnya kami saling memunggungi. dengan Ryu dan Miuno yang lebih memilih tidur di pangkuan natasha
" Aku ini cengeng ya, Natasha? ", tanyaku memecah heningnya pagi
" Hmm... gak, Kamu bukan cengeng kazzex. tapi kamu hanya meluapkan emosi mu pada saat yang tepat ", ujarnya dengan lembut-mungkin sambil tersenyum,
" Oh ya, Aku belum sempat menanyakan ini padamu, Kenapa kau menjemputku ke desa? "
" Hmm... benar juga aku belum memberitahunya padamu. Seorang Komandan Militer Divisi Penyerangan menyuruh kami untuk menyelamatkan sisa warga desa yang selamat dari pembunuhan berantai, lebih tepatnya desa tempat saudaranya tinggal. ",
" Setelah melakukan pencarian semalaman, kami memutuskan akan mundur dari penyelamatan karena tidak ada siapapun yang disana dapat kami selamatkan termasuk saudara komandan ", Lanjutnya dengan suara yang dikecilkan
" Sekarang dengan pasukanmu yang terbunuh, bagaimana kau akan melanjutkan perjalanan?
" Entahlah... oh iya, Adikmu ini kalau boleh aku bertanya, bagaimana kedua adikmu ini bisa selamat dalam penyerangan? "
" Entahlah Juga... aku juga tak mengerti dengan hukum yang berlaku di dunia ini sekarang "
Hening memenuhi suasana untuk sebentar, aku pun melanjutkan bertanya,
" Ehmm... Apa kau masih ingin berlama disini? ", lanjutku bertanya
" Entahlah... sepertinya aku ingin lebih lama menikmati perasaan pagi ini bersamamu saja " ucapnya sambil bergeser pindah ke sampingku dan membawa adikku di pangkuannya
" Sesuai kata kakekmu, aku akan menjadi temanmu kemana pun kau pergi. aku sudah tak tahan lagi di militer. melihat rekanku mati satu per satu membuat semua hariku menjadi kelam. ", Natasha menghadapkan wajahnya ke arahku sambil tersenyum, aku membuang wajah karena malu
" Tapi aku merasa kita harus ke markas militer lagi! ", ujarku membuat keputusan
" Karena aku merasa belum sanggup melindungi temanku ini. melindungi kedua adikku saja aku masih ragu. setidaknya di militer kita akan mendapat perlindungan, juga... sepertinya disana aku bisa belajar menjadi lebih kuat ", aku melanjutkan alasan keputusanku
" Apapun keputusanmu Bos!!, Saya Akan Turuti! ", Tegasnya sambil memberi hormat seorang prajurit. dan tak lupa dengan senyumannya yang khas.
Aku pun berdiri setelah lama memerhatikan senyumnya. lalu merapikan Haoriku dan baju dalamku yang terlihat kusut dan berlumuran darah. Sedang Natasha masih tersenyum sambil mengusap kedua adikku di pangkuannya. lalu, aku berbalik badan ,
" Berkat senyumanmu natasha, aku merasa harapan yang telag pergi kini kembali lagi. sekali lagi aku ucapkan padamu terima kasih ", Aku pun MengSalting stelah berkata begitu. pipiku jadi memerah. 'ngapain aku jadi gak kayak biasanya, ya. apakah dia...? ' natasha pun menghapus lamunanku
" Sudahlah... Ayo kita berangkat. Aku akan membawa Miuno, Kamu bawa Ryu saja. ",
"oke... eh dari mana kau tahu nama mereka ?! ", Natasha tak menjawab dan melempar pesona senyumannya padaku.
" Baiklah Ayo kita pergi ", Ajakku sambil pasrah liat senyumannya lagi
aku pun mengangkat ryu di punggung, sedang miuno dibawa oleh natasha.
" Kamu masih ingatkan jalannya ", tanyaku
" ya... dong!! ", tak lupa dengan senyumnya
# # # # # #
Matahari semakin memuncak ke atas tahtanya, membuat hari semakin terik. kami duduk di bangku pinggir jalan. pohon sakura sedikit demi sedikit bergugur di sekitar kami. sepertinya sebentar lagi akan musim semi. dan ditengah semua itu, natasha datang membuat keputus-asaanku kini menggugur sedikit demi sedikit. entah takdir yang terlalu cepat atau ini hanya suatu kebetulan, aku mendapat seorang yang setidaknya menerimaku untuk 'Kembali padanya'. yah.. tempat kembali, suatu yang kubutuhkan sekarang.
Aku pun meneguk air mineral yang kubeli dengan natasha di toko depan gerbang masuk kota tadi. karena terlalu terpesona dengan natasha, air pun meluap dari mulutku. bajuku menjadi basah sebagian.' aduh ngapa gw jadi croboh gini ', batinku menyesal
" Hmm... Kazzex ini lucu, ya. minum aja tumpah, hehehe ", natasha yang melihat tertawa simpul. lalu, membantuku membersihkan bajuku dengan lap pink dari kantongnya
" Natasha... apa benar kau ingin keluar dari militer? "
" iya, kenapa emang? "
" kenapa harus pada saat kamu bertemu aku keluarnya. apa ini.... gara - gara aku? "
" hmm... gak kok. aku sudah lama tersiksa melihat rekanku satu per satu meninggalkanku ", jawab natasha sambil menatap langit
" Misi demi misi kami lalui, tapi mereka semua mati mengenaskan... kar...na ingin melindungiku ", suaranya pun terisak seiring senyumnya tetap bertahan walau sedikit bergetar.
" Natasha... buanglah kekelaman itu dari pikiranmu. karena sekarang kau dapat memercayaiku. memercayaiku sebagai temanmu. memercayaiku sebagai tempatmu kembali juga ", sekarang aku tegak di hadapannya, mengulurkan tanganku.
" Tempat kembali. Sudah lama aku tak mendengar kalimat itu semenjak ibu-ku meninggal 7 tahun lalu ", kini tangannya di genggamanku, dan kami tegak berhadapan.
" Hm... maaf menyinggung soal itu, ya. ", aku jadi salah tingkah lagi.
" Gak apalah... kata kamu kan buanglah kekelaman itu. sekarang aku percaya padamu sebagai tempat kembaliku yang kedua. terima kasih ya... ", ucapnya sambil menggendong Miuno.
Melihatnya bersiap pergi dengan menggendong Miuno, Aku pun langsung menggendong Ryu yang juga tertidur seperti Miuno. secercah - cercah cahaya matahari yang menembus dedauanan pohon diatas kami menerpa wajahku dan Natasha. hangat dunia kembali aku rasakan.
Akan tetapi hangatnya perasaan ini tiadalah terasa murni seperti dahulu. sesuatu sudah merubah dunia ini. Yah... Itu nanti akan kuketahui jika aku mencari hakikat dunia ini. walau hanya dibekalkan ilmu - ilmu dasar, Aku tetap akan melangkah menghancurkan Takdir Palsu yang Tidaklah benar ini. tapi kesendirian selalu mau mematahkan tekad besarku ini.
" Natasha... "
" Ya... Ada apa, Kazzex? "
" Jikalau aku nanti akan tertuntut untuk menempuh jalan Yang sulit lagi berbahaya, Apakah kau akan tetap berada di sisiku ", Tanyaku menatap natasha dengan penuh rasa takut
" Hmm... gimana yah?. yah... Aku akan tetap dan selalu berada di sisimu apapun yang terjadi, karena kamu kan adalah tempat kembaliku dan aku adalah tempat kembalimu ", dan dengan penuh semangat dan harapan dia menjawab pertanyaanku tanpa rasa takut sedikitpun.
" Hehe... kau benar natasha. dan kau selalu bisa membuatku menangis yah... ", mendengar jawaban itu aku hanya bisa berterima kasih dengan air mataku.
" Sudahlah... daripada menanyakan sesuatu yang pasti kau sudah tau jawabannya, lebih baik kita melanjutkan perjalanan. nanti malam kita harus sampai di kota Mythari tempat markas pusat berada ",
Setelah berkata begitu, aku menyeka air mataku dan berjalan bersampingan dengan natasha. semoga kedekatan seperti ini tak akan pernah hilang sampai akhir perjuangan takdir ini. dan semoga ikatan seperti ini tak akan pernah hilang lagi seperti dahulu.
~ Rasa takut, putus asa dan juga tangisan adalah hal yang wajar dalam sebuah perjuangan. Namun tidak ada kata menyerah dalam sebuah perjuangan dari tekad yang sudah ditetapkan diawal perjalanan. Maka belajarlah di setiap detik perjalanan bahwa mencari ikatan kuat dan semangat jiwa lebih dibutuhkan daripada mencari kebahagiaan yang egois - Himitsu_Ryu
" Apapun yang terjadi, selagi masih tertanam di hati sebuah semangat, tekad dan ikatan, maka LANGKAHKU TAK AKAN PERNAH BERHENTI!! ".