Chereads / Savage Heart / Chapter 5 - Episode 4 : Makhluk Gelap

Chapter 5 - Episode 4 : Makhluk Gelap

" Inikah 'Sesuatu yang aneh' yang Dimaksud-nya ",

Dari dulu aku memang cengeng, Sangatlah lemah. selalu saja menjadi beban orang lain. Akan tetapi aku selalu berusaha walaupun itu sangat menyakitkan.

Aku sekarang berdiri di depannya, Wanita yang memegang kendali pasukan samurai. Tanganku masih dialiri darah karena pedangnya tadi. Aku, Ryu dan Miuno bertolak punggung saling berjaga.

" Sebelum ini menjadi kesalahpahaman, lebih baik kita selesaikan ini dengan kepala dingin dulu ", Aku menawarkan kemudahan. Sembari menahan sakit karena tanganku, aku terus menahan kefokusan mataku yang mulai kabur - kabur.

" Bagaimana ji...ji...jika kal...kalian ikut kami dahulu! ", Jawabnya bergemetar sambil terbelalak ke arahku, ketakutan.

Aku mengerutkan dahi kebingungan. 'ikut mereka, apakah itu jalan yang bagus'. lantas ia pun berdiri ingin mendekatiku-masih agak gemetaran karena shock kali, ya. Aku bersiap memasang kuda - kuda.

Namun mataku tak tertahan lagi. aku mengernyitkan dahi, mencoba untuk menjaga penglihatan ku lebih lama. tapi payah, aku lupa kalau aku ini belum beristirahat dan makan apapun kecuali coklat yang diber gizae itu.

Tubuhku terjatuh cepat, bersiap untuk terbentur keras lagi ke tanah. tapi wanita di depanku tadi menangkapku dalam pelukannya, membuatku dapat merasakan hangat di tubuhnya-tapi kenapa lain sensasinya saat di peluk ibuku, ya. Sekejap aku terkejut sebelum kembali pingsan.

" Jangan Mati, Sa...", Aku pingsan duluan sebelum habis mendengar bisikannya.

###

Gelap masih menyelimuti langit. aku sangat suka dengan tenangnya kegelapan, tapi tidak suka dengan apa yang ada di dalamnya. aku terbangun sedang kepalaku berbaring di pangkuan paha wanita itu.

Aku melihat wajahnya dari posisiku, dia sedang tertidur. Rambutnya yang hitam lurus terurai panjang, Wajahnya yang kecil menunjukkan kelelahannya-jadi tambah imut aja.

oh.. ya aku baru sadar bahwa kami sedang di kereta kuda. di kursi depanku terlihat ryu dan miuno saling bersandar, tertidur. yah, dapat dimaklumi karena kami baru saja habis melewati scene yang melelahkan.

merasa memberatkan wanita tadi, aku bangun dari pangkuannnya lalu menidurkannya di pangkuanku. Sekejap terlihat biasa saja, Tapi aku merasa sedikit.....MALU!!!. Pipiku memerah ditambah jantungku yang berdetak begitu kencang, keringat dinginku mulai mengalir di wajah dan leherku.

Tunggu...tunggu aku baru saja bertemu dengannya untuk apa aku merasa malu. Sebentar, aku merasa tenang. tapi 'WANITA TETAPLAH WANITA', aku tak bisa menahan lebih lama lagi rasa maluku ini. kaki dan tanganku sampai bergetar, ditambah wajahnya yang sangat menunjukkan kelembutan dan sangat bersahabat itu makin menambah serangan ke tubuhku.

Sudahlah tak dapat dipungkiri lagi kalau aku ini pemalu. mungkin kapan - kapan aku akan pingsan bahkan meninngal karena malu, ( Konyol kali kau ini! ~ Author ). Tak sempat aku mengedipkan mata, kereta kuda ini tiba - tiba terbentur berhenti.

Wanita itu pun bangun. dia mengedip -ngedipkan matanya dulu, melihat dia tidur di pangkuanku. tiba - tiba dia bangun dan langsung berteriak padaku,

" Maaf...Maaf...Maaf, Aku tidak sengaja tidur di pangkuanmu! ", Teriaknya terkejut minta maaf sambil menutup wajahnya.

" Ehm...tidak apa - apa, aku juga tidur di pangkuanmu jadi kuputuskan untuk bergantian ", Aku menjawab malu sambil melirik tak karuan.

Oh... ya kenapa kereta kuda ini belum berjalan?. 'AAKKHHH....', suara kesakitan berasal dari luar terdengar hinggga ke dalam.

" Ayo...., ehmmm....., siapa namamu?", Aku ingin mengajaknya kelaur tapi belum tahu namanya.

" Ehmm... namaku Kireina Natasha ", sebutnya sambil tersenyum ramah padaku. sepertinya aku tak asing lagi dengan nama itu. nama yang indah, seperti katanya dahulu. tapi tak ada waktu untuk memikirkan itu sekarang. ada sesuatu yang harus aku periksa

" Ayo... Natasha! ",

Aku pun berdiri duluan tanpa membawa apa - apa dan diikuti natasha dari belakang. lalu menuju pintu untuk keluar. tubuhku masih merasa sakit tapi aku tak dapat tinggal diam saja. 'Drakkk..', suara pintu yang kudorong, tak dapat terbuka. 'ada apa ini?!'.

" Ada apa kazzex, kenapa tidak keluar ", tanya natasha dengan nada cemas sambil memegang gagang pedangnya yang tersarung rapi di pinggangnya.

" Pintu tak dapat dibuka sedikit pun, seperti tertahan rapat dari luar ", Aku menjelaskan sambil memikirkan jalan keluar lain.

" Minggir akan ku belah saja pintunya! ", Jawabnya tegas dengan masih diiringi nada cemas nya tadi. sebentar dulu, kereta ini tak memiliki kunci luar namun bisa terkunci rapat dari luar-aku melihatnya sebelum masuk. ada sesuatu yang TERIKAT DISANA.

" TUNGGU NATASHA, JANGAN!!! ", terlambat sudah, di sudah mengayunkan pedangnya dengan keras menuju pintu. dan hasilnya ' CRATTT....', suara tebasan yang melukai tubuh. ketika natasha menarik lagi ujungnya pedangnya, seiringan darah mengalir masuk.

Natasha yang terkejut spontan jatuh di depanku. Aku yang tak tega melihat wanita terus - terusan takut, memegang bahunya sambil berkata lembut

" Jangan cemas natasha kita akan mencari jalan keluar dahulu, baru kita cari tahu apa yang ada di balik pintu. tidak perlu takut selagi kita bersama ",

Natasha memang wanita yang kuat, tapi tetap saja di seorang perempuan yang lembut tidak bisa terus menerus menerima ketakutan yang hebat.

Aku pun mengambil pedang yang berada di tangan natasha, dan kuacungkan juga kuayun - ayunkan-agar terbiasa. di samping, aku baru sadar dari tadi jendela kereta kuda ini sudah ditutupi yang gelap dari luar. lalu aku mengambil sarung pedang tadi dari natasha yang masih duduk dan kusarungkan pedangnya dan kutaruh di pinggangku.

untuk menghindari kejadian seperti natasha aku memutuskan untuk lewat atas. Karena kemungkinan di atas tidak dapat diletakkan sesuatu karena bentuk atap nya yang cembung ke luar.

" Berapa ketebalan kayu kereta ini, Natasha? ", tanyaku serius sambil naik ke kursi agar dapat menyentuh langit - langit atap

" ehmm... se...se...kitar 4 setengah cm. me...memangnya kenapa? "

" sudah kuduga ", aku bicara misterius

" ada apa, kazzex. apa yang kau tahu? ", tanya nya penasaran dengan apa yang kuduga

" Kau tambah manis kalau sedang ketakutan ", aku berkata jujur sambil tersenyum simpel

Terlihat wajahnya menunduk malu sambil duduk bertumpu di kedua kakinya. aku pun turun dari kursi membuka baju luaranku ( Haori ) untuk ku ikat di tangan ryu dan miuno. lalu, ku ikatkan di tanganku agar dapat langsung keluar bersama.

ketika saat aku ingin naik ke kursi lagi, natasha menarik bajuku. Sembari tersenyum aku menarik tangannya agar dapat berdiri. lalu ku genggamkan tangannya di tangan kiriku dan bersiap untuk melompat.

" Apa yang akan kau lakukan? ", tanyanya yang masih memalingkan wajahnya.

" Aku akan melompat sambil menghancurkan kayu ini dan kita akan keluar dari sini.

" haah...ehh..., tunggu sebentar! ", dia ketakutan namun tak ku hiraukan.

Aku bersiap diatas kursi. setelah yakin, aku langsung melompat dari atas kursi. dengan cepat aku ayunkan dengan kuat tangan kananku sambil menarik tangan kiriku. 'Tarr...' suara kayu hancur. setelah terbuka, aku langsung menarik tangan kiriku membiarkab ryu, miuno dan natasha duluan.

sementara mereka sudah ada di atas, aku melompat lagi-kali ini lebih tinggi karena tidak ada yang kutarik, melihat dari atas ada satu makhluk gelap sedang menyantap para pesamurai. aku mendarat di samping kereta kuda. aku menarik gagang pedang di pinggangku, bersiap selagi makhluk gelap itu menikmati santapannnya.

'Sepertinya ini akan menjadi pertarungan yang sulit', kataku dalam hati. gizae tidak berbohong soal makhluk gelap ini. selagi aku belum tahu makhluk gelap itu lebih kuat atau lebih lemah dari makhluk gelap yang dilawan oleh gizae dan teman wanitanya waktu itu, aku harus lebih berhati - hati.

Inilah pertarungan pertama, tanda takdirku akan terus berjalan. apapun yang terjadi aku akan terus maju demi melangakah untuk menghapus takdir palsu yang berada di dunia ini. dan aku akan terus melindungi sebisa mungkin orang lemah yang berada di dekatku. itu pasti. dan aku akan terus berjuang. ~ Himitsu_Ryu