"kebiasaan banget kalo jalan di tengah-tengah, bisa minggir dikit ga?" gerutu siswi cantik dari dalam mobil sedan berwarna hijau botol
Melodi seketika terhenyak kaget dan meminggirkan langkahnya
Melodi menundukkan pandangannya, dia tahu benar jika dia memang salah karena berjalan di tengah-tengah, jadi wajar jika kakak kelasnya itu memarahinya.
sambil memeluk tas ransel nya, Melodi berjalan perlahan
"heh..Lo sini!" panggil kakak kelasnya
melodi berlari kecil menghampiri gadis berambut panjang tersebut
"ia, kenapa kak" tanyanya sopan
gadis berambut panjang tersebut tertawa kecil
"Lo salah satu inceran Bullying Dion kan?" tanyanya
melodi menatap heran wajah gadis tersebut, gadis berwajah cantik juga berkulit bersih..semua orang tahu benar siapa perempuan ini.
dia adalah salah satu siswi terpopuler di sekolah ini, siapa lagi kalau bukan Karleen.
Karleen mendekat dan menyuput baju seragam Melodi dengan ujung jarinya
"mandi ga sih Lo? lusuh amat" ledek nya
melodi melongok baju seragam nya,
apa yang salah? bajunya bersih..ibu pun menggosok nya dengan pengharum pakaian. lalu apa yang salah hingga Karleen seolah jijik melihatnya
"a-aku udah mandi kok" sahut melodi pelan
Karleen tertawa kecil
"kok masih kumel! oh gue lupa kalo Lo itu anak petani kan..pantes aja lusuh" ledek nya sambil memicing kan matanya
"katrok pula.." tambahnya
melodi membenarkan tatanan rambut nya saat Karleen menariknya barusan
"masih pagi..hobi banget ganggu orang" ucap seorang pria dengan suara bariton yang khas
sontak melodi juga Karleen menoleh bersamaan
Karleen tertawa lebar melihat Dion yang berdiri di belakang nya
"buruan Lo nih, dekil banget" ucap Karleen tertawa
Dion mengerutkan keningnya dan memajukan langkahnya
"udah lah..kita tuh udah mau lulus, ga jaman main Bullying" ujar Dion santai
Karleen membelalakkan matanya sempurna
"what!"
"gue ga salah dengar? Dion..Lo kenapa kok tiba-tiba berubah, pasti terjadi sesuatu..iya kan?"
Dion menepis tangan Karleen kasar
"ck, ga usah pegang-pegang gue..risih tau ga" ucapnya ketus
Karleen semakin di buat kebingungan dengan sikap Dion yang berubah tiga ratus enam puluh derajat.
melodi yang melihat hal itu pun hanya terdiam saja
ternyata kakak kelasnya itu memang benar-benar berubah, sudah tidak searogan kemarin
melodi menarik nafas panjang dan meneruskan langkahnya menuju koridor
"hei..siapa yang suruh Lo pergi?" bentak Karleen sambil menarik pergelangan tangan Melodi
"Karl, ini masih pagi..ga lucu tau ga! lepasin tangan tuh anak," ucap Dion dengan nada meninggi
Karleen mengerutkan keningnya dan berdengus kesal
"Lo kenapa sih tiba-tiba jadi baik? gue ga suka Lo yang kayak begini tau ga" gerutu Karleen
Dion seolah acuh dan melepaskan tangannya dari pergelangan tangan Melodi
"pergi Mel" ucap Dion
melodi melongo, tersentak kaget dengan sikap Dion yang memang berubah sekali
jauh lebih santai juga lebih toleransi
melodi mengangguk dan berlari kecil kearah koridor
Karleen yang melihat hal itu berdecih sebal
"Lo ga asik lagi " ujarnya ketus sambil menghentakkan kakinya dan pergi begitu saja
Dion menggeleng kan kepalanya dan berjalan santai masuk kedalam kelas yang berada di lantai dua
**
Melodi menaruh tasnya di atas meja, matanya membulat tak percaya ternyata Dion benar benar menepati janjinya untuk berubah
sepertinya suasana sekolah akan tampak lebih adem selama beberapa bulan kedepan.
setidaknya biang kerok yang selama ini menjadi raja Bullying kini sudah berubah menjadi lebih baik
srett
Senja menaruh tas di atas meja dekat tas Melodi,
tak ada reaksi.. melodi masih asik dalam renungan nya,
senja menghela nafas panjang
"masih pagi udah bengong..ada apa?" tanya senja penasaran
melodi tersenyum tipis dan menatap lekat kearah Senja
"kamu tau, tadi aku ketemu Dion..dia ga bully aku lagi" ucap melodi senang
senja heran sesaat
"tunggu.. maksudnya?"
melodi terkekeh " dia ga bully aku, justru dia yang bantu aku pas Karleen hampir Jambak rambut aku"
uhuk uhuk
senja terbatuk sekaligus kaget bukan main
"wah kayaknya ada angin topan dari tenggara yang bisa bikin Dion sadar" ucap Senja dengan bibir mengerucut
"serius ya, gue ga nyangka dia akan berubah. gue kira dia bakalan jadi anak nakal selamanya" tambah senja bingung
melodi membulatkan matanya sempurna dan menggenggam tangan Senja erat
"serius nja" balas Melodi
senja berfikir sejenak, matanya mengedar kearah pepohonan
Dion berubah? sungguh tak dapat di percaya.
apa yang membuatnya berubah? karena melodi? jelas bukan..batin senja terus bertanya tanya
brakk
senja juga melodi tersentak kaget saat tiga siswi yang setahun lebih tua, menyambangi nya sambil menggebrak meja
"beruntung banget Lo di belain Dion" ucap perempuan tersebut geram
melodi terlihat gelagapan
"meski Dion berhenti ngebully Lo, gue akan tetap bully Lo.." ancam gadis tersebut
senja juga melodi beringsut menundukkan kepalanya
"denger ga Lo?" bentak Karleen
"ia kak" sahut melodi
meskipun kadang melodi bingung letak kesalahannya dimana hingga menjadi bulan bulanan ejekan Kakak kelas nya.. dia hanya bisa terdiam tak berani bertanya
jika alasannya karena keluarga melodi yang miskin dan tak sanggup mengikut kepopuleran sekolah tersebut, itu rasanya sangat kekanak-kanakan.
Karleen juga temannya yang lain pergi meninggalkan melodi setelah mengancam nya,
kini senja juga melodi bisa bernafas lega setelah tiga perempuan bak preman pergi keluar dari dalam kelasnya
senja menoleh menatap melodi
"musuh Lo kurang satu tapi nambah satu" bisik Senja
melodi menghela nafas panjang
"aku tuh masih heran, apa sih yang bikin mereka benci sama aku?" ujar melodi dengan bibir bergetar
senja mengusap bahu Melodi lembut
"mungkin karena Lo baru disini, atau Lo ga sepopuler mereka jadi mereka seenaknya nya berbuat semau mereka"
melodi menoleh kearah Senja
"aku emang ga cantik juga kaya, tapi kan itu bukan tolak ukur pendidikan" balas melodi
senja mengangkat bahu nya seolah tak tahu jawaban dari pertanyaan melodi
"Lo cantik kok, cuma mereka ga melihat kecantikan Lo" bujuk senja mencoba menguatkan perasaan sahabat nya itu
melodi tersenyum hambar
"cantik apa nya" racau melodi dengan mengerucutkan bibirnya
senja tertawa kecil
"nih.. kacamata yang tebel nya kayak dinding toilet..harus nya di lepas, juga rambut Lo yang di kuncir dan kadang-kadang di kepang..itu harus di biarin tergerai" ucap senja sambil mengibas-kibas kan rambut Mel
melodi segera menguncir rambut nya kembali
"kalo kacamata aku di lepas gimana bisa baca tulisan di papan?"
Senja terkekeh geli melihat wajah polos melodi
"ya pake lensa kontak lah Mel" sahut nya
melodi mengerut kan dahinya
"trus beli kontak lens tuh uang dari mana? syukur-syukur aku bisa makan" jawab melodi dengan nada lemah
senja terdiam sejenak
ada benarnya juga ucapan melodi, kontak lens itu harus di beli dengan uang
"kalo gitu, kita nabung..aku bakal bantuin kamu buat beli kontak lens kok" ucap senja cepat
melodi melongo
"serius?"_mel
senja mengangguk sambil tertawa kecil
"serius !" balas senja dan saling bertatapan sambil tertawa kecil.
***
waktu menunjukkan pukul 1 siang...bel berbunyi dan membuat siswa seisi kelas maupun sekolah berteriak ricuh
jam satu siang adalah waktu favorit para siswa, dimana bel berbunyi..di situlah mereka berteriak dan bersorak senang.
senja memakai tas punggung nya sambil berdiri di sebelah melodi yang masih asik merapihkan buku-buku nya
"pulang sekolah kita beli seblak di sebrang jalan yuk" ajak nya sambil menarik turunkan alisnya
melodi tertawa kecil
"boleh..aku mau seblak yang pedes banget, siang-siang begini makan yang seger seger tuh enak banget" balas melodi sambil menarik tas nya dan berjalan beriringan bersama Senja
dari kejauhan terlihat Dion dan teman-teman nya sedang berkumpul dengan memakai seragam basket
melihat hal itu seketika Melodi berbisik pelan "memang nya disini ada klub basket ?"
senja mengangguk sambil menatap kearah Dion dan kawan-kawan
"oh" tambah melodi sembari mengangguk
"dia tuh sebenernya ganteng.. ganteng banget malahan, tapi arogan nya itu yang ga tahan" ucap senja
melodi menoleh cepat "aku juga suka takut kalo ketemu dia" balasnya
senja tertawa kecil sambil berjalan menuju halaman sekolah dan keluar gerbang.