seminggu sudah melodi menyerahkan kegadisannya pada seorang pria bernama Dion, namun hingga kini pria tampan itu tak kunjung datang ke sekolah. tentu hal itu membuat dirinya bertanya tanya, kemanakah pria itu? apakah sakit atau..
satu kata yang tak sanggup melodi tebak.
gadis berkacamata itu mulai melepas kacamata tebal nya dan mencoba lensa kontak yang ibunya berikan
dengan perasaan gundah, dia berjalan lemas menuju kelas
mata gadis itu menyipit, menemukan sosok Restu, sahabat karib Dion
"tunggu" panggil nya dan berlari menuju kearah Restu
pria berhidung mancung itu menoleh sambil mengerutkan keningnya
"oh.. Mel, ada apa?" tanyanya penasaran
melodi menggigit bibir bawahnya, rasa cangggung menyeruak saat dia hendak menanyakan kabar Dion.
"Lo mau tanya tentang Dion ya?" ucap Restu singkat
melodi menatap mata bulat itu sambil mengangguk
"iya" jawab nya pelan, namun matanya kembali menatap pria itu "kamu tau kemana dia?"
Restu menggeleng cepat dan membuat Melodi menghela nafas berat
sebuah rindu yang tak terucap bahkan tak sanggup dia utarakan, betapa gadis itu begitu tersiksa menahan kerinduan ini.
"kalau kamu tau kabar Dion, tolong kasih tau aku ya" ucap melodi terbata bata
Restu menyunggingkan senyum nya dan mengangguk kemudian tangan nya meraih gagang pintu mobil.
melodi berbalik, kembali menarik nafas panjang... bahkan gadis itu tak kuasa untuk menangis.
"setelah malam itu, kamu kemana?" batin melodi lirih
***
Restu meraih ponsel di atas dashboard, memencet sebuah nama dan memakai headset di telinganya
"halo" sebuah suara dari jauh sana menyapa
Restu tertawa kecil mendengar suara itu
"tadi pacar Lo nyariin" ucap Restu santai
terdengar tawaan dari sana yang sontak membuat Restu ikut tertawa
"gue udah dapatin keperawanan dia, sekarang gue ga butuh dia lagi" jawab Dion seolah tanpa rasa bersalah
Restu terkikik mendengar nya
"Yoo, temen gue emang the best buaya, gila Lo..Lo itu pantas di juluki pecinta wanita sesungguhnya"
Dion tertawa renyah
"iya lah, apa sih yang ga bisa gue dapatin di dunia ini, bahkan cewe sekelas Melodi aja takluk di ranjang sama gue" balas Dion
Restu menggeleng gelengkan kepalanya dan tertawa lebar
"gila emang Lo, oke lah..mobil sport gue sekarang jadi milik Lo, jujur sebenarnya gue kesel karena kalah taruhan sama bajingan kayak lo" ledek Restu dan justru membuat suara tawa Dion makin renyah terdengar
"tega gak tega sih, tapi yaaa..mobil itu lebih berkilau di banding cewe cupu itu" sahut Dion datar
"terus besok Lo kesekolah?"
"tentu lah, udah seminggu gue ga masuk.. ntar kalo gue ga lulus.. bisa bete gue ngeliat muka Melodi setiap hari" jawab Dion spontan
"nanti kalo Lo ketemu melodi gimana? apa yang bakal Lo lakuin?" Restu sedikit penasaran, matanya sampai menyipit menunggu jawaban.
"yah biasa aja, mungkin gue masih akan bersikap baik sama dia meski ga berlangsung lama" jawab Dion lantang
Restu terkekeh geli dan melajukan kembali kendaraan nya sambil menggelengkan kepalanya mengingat kegilaan teman karibnya itu.
***
Melodi masih asik mengaduk-aduk jus jeruk di atas meja, wajah memucat.. bahkan Dion tidak tahu betapa gadis tersebut begitu merindukan dirinya, ingin menatap wajah tampan dan mata biru berlian miliknya.
begitu menyedihkan saat kau merindukan seseorang namun pria itu seolah tanpa kabar meninggalkan nya sendiri.
apakah Dion mencampakkan nya? rasanya itu tidak mungkin, Dion bahkan menjadi pria paling istimewa di matanya,
betapa pria tersebut begitu lembut saat menatap manik hitam melodi, senyum tulusnya bahkan membuat gadis tersebut nekat dan berbuat di luar nalar seseorang yang sedang jatuh cinta.
apakah Melodi sudah gila? menyerahkan keperawanannya pada pria yang begitu di cintai nya? apakah setelah ini, Dion akan bertanggung jawab dan tidak mencampakkan dirinya?
berjuta pertanyaan selalu hadir bertanya, bahkan melodi pun tak mampu menjawab nya.
gadis tersebut menggenggam ponsel miliknya sambil mengerutkan keningnya
bahkan Dion tidak mengangkat telpon darinya, kanapa?
melodi meneteskan air matanya, gadis itu hilang arah, sambil menghela nafas panjang dia menenggelamkan wajahnya di atas meja.
***
"assalamualaikum" ucap Melodi sebelum dirinya benar benar masuk kedalam rumah, terlihat wanita paruh baya yang sedang duduk menonton tv langsung menyunggingkan senyumnya dan berdiri saat melodi meraih tangan dan mencium nya
"makan dulu sana, ibu udah masak ikan goreng kesukaan kamu" ucapnya penuh kelembutan
Melodi tersenyum tipis dan masuk kedalam kamar nya, menaruh tas di atas meja dan merebahkan diri nya di kasur busa empuk
gadis tersebut meraih ponsel dan mengetik sebuah chat
"kamu kemana kenapa ga jawab telpon aku? chat aku pun tak ada yang kamu balas, apa aku ngelakuin kesalahan sama kamu ? seolah-olah kamu menghindari aku selama seminggu ini" tulis melodi dan menaruh ponsel tersebut di atas dada
tak ada jawaban dari pertanyaan chat tersebut, Melodi benar-benar sangat frustasi menunggu jawaban dari Dion..gadis itu berkali-kali memandang layar ponsel nya
lima belas menit berlalu, layar ponsel tersebut menyala.
dengan cekatan Melodi meraihnya dan membaca pesan tersebut
Dion:
"aku lagi diluar kota, maaf ga sempet bales..lagi sibuk banget karena urusan keluarga, kamu jangan khawatir..aku baik-baik aja"
Melodi hampir mati kegirangan, bagaimana tidak? setelah seminggu menunggu akhirnya dia mendapatkan jawaban atas pertanyaan yang menyelimuti nya.
berarti, Dion tidak meninggalkan nya.
berarti Dion masih mengingat nya.
itulah yang ada di benak nya saat ini, haruskah Melodi jejingkrakan bahagia?
kembali Melodi menulis pesan di layar ponsel
Melodi: "aku kira kamu menghindar dari aku?"
Dion : "yah nggak lah, aku serius lagi di luar kota, besok aku sekolah..kita ketemu di kantin ya, aku kangen sama si rambut kepang dua "
Melodi tertawa kecil sambil menggenggam ponsel di dadanya, inikah yang di namakan jatuh cinta? bahkan bisa membuat mu tertawa bahagia karena hal itu.
Melodi kembali mengetik balasan pada pesan tersebut
Melodi : oke, kita ketemu di kantin besok jam istirahat
Dion pun mengetik balasan serupa " oke. sampe ketemu besok"
Melodi menutup wajahnya dengan kedua tangan nya, bahkan gadis itu hampir menjerit senang.
berarti semua keraguan pada diri Dion adalah kekhawatiran nya saja, bahkan gadis tersebut hampir putus asa saat tak menemukan sosok yang telah menidurinya.
akhirnya melodi bisa bernafas lega.
gadis tersebut beranjak dari tiduran nya dan berdiri tepat di atas cermin, "aku harus berubah setidaknya sedikit" gumam nya sambil melepas ikatan kepang dua
tak lama berselang, melodi duduk di bangku dan menatap cermin kembali
"setidaknya aku harus merasa pantas berada di dekatnya" batin nya kemudian
gadis tersebut tersenyum tipis dan membiarkan rambut panjang nya teruarai, sedikit bergelombang karena efek kepang dua
sambil menatap cermin, melodi kembali bergumam
"meski aku bukan yang terbaik, setidaknya aku ingin menjadi yang lebih baik di depan mu besok Senin" ucap nya sambil menyisir rambut hitam nya.