Satu anak mungil bermain di taman sendirian. Membentuk salju menjadi kelinci. Pipi dan hidungnya memerah karena dinginnya udara. Dia bermain dengan damai dan tentram sampai sebuah bola salju dilempar ke arah wajahnya.
"Ah! Maaf. Apa kau baik โ baik saja?" tanya anak lain yang merupakan pelaku.
"T- tidak apa โ apa kok."
"Ah, syukurlah. Apa kau tidak bosan bermain sendiri? Mana teman โ temanmu?"
"Aku tidak punya teman. Aku baru pindah."
"Ehโฆ begitu toh. Aku juga baru pindah tapi sudah punya beberapa teman. Kau sangat payah."
"Anak sombong."
"Hehehehe maaf aku hanya bercanda. Siapa namamu?"
"Kashi."
"Nama yang indah. Sama seperti pemiliknya."
"Apa ma-"
"Perkenalkan, namaku Rei. Mau tidak mau kau sekarang temanku. Ayo berteman dengan baik yah, Kashi!"
.
.
.
Bunyi alarm memecah keheningan di pagi hari. Kashi terbangun dari tidurnya yang tidak bisa dibilang nyaman. Tubuhnya sakit. Dengan segera dia mematikan alarm agar tidak membuat keributan lebih dari yang diharapkan. Dia menoleh ke arah Rei yang masih tertidur pulas.
"Tidak aku sangka anak yang dulunya terlihat lembut seperti marshmallow saat besar bisa jadi ganas. Tiga ronde saja tidak cukup untuknya."
Kashi menghela nafas setelah membatin. Kecupan lembut mendarat pada dahi Rei.
"Bangun bodoh, kita akan terlambat nanti."
"Ngh. Lima menit lagi istriku yang cantik."
"Istri pala kau! Cepat bangun dan bersiap, nanti terlambat!" Satu pukulan sayang mendarat pada pipi seme ganas itu.
"Ampuuuuun!!!!"
Sungguh pagi yang indah. []
Beberapa jam dilewati di sekolah. Pelajaran akhirnya usai, saatnya aktivitas klub untuk semua siswa. Kashi dan Rei berpisah di koridor. Keduanya memasuki klub yang berbeda, Kashi masuk klub panah, sedangkan Rei masuk klub voli. Tidak jarang salah satu dari mereka menunggu apabila yang lainnya belum selesai latihan terutama saat mau ada pertandingan. Tidak ada juga yang mencurigai hubungan mereka, karena keduanya sekilas hanya nampak seperti teman biasa. Ya, kecuali ada yang cukup jeli untuk memerhatikan seluruh gerak mereka. []
Malam hari yang sunyi. Kashi yang tinggal sendirian memasak ramen instan untuk makan malam. Tidak perlu lama makan malam sudah siap. Baru menghabiskan setengah porsi, bel rumah berbunyi memecah keheningan. Mood Kashi yang baik tiba โ tiba menjadi hancur berantakan. Dia paling tidak suka apabila ada yang mengganggu saat makan. Berusaha untuk sabar, Kashi membuka pintu dan menampilkan orang yang berpakaian serba hitam dilengkapi topi yang menambah suasana mencurigakan. Tentu saja Kashi yang memiliki ilmu karate sabuk hitam tidak akan takut.
"Maaf, kalau kau ingin mencuri kau salah rumah."
"Hei, hei ini aku Kashi. Tenanglah."
Tentu saja dari awal Kashi tahu siapa itu. Siapa lagi kalau bukan manusia ganas bernama Rei.
"Pergi!"
"Ah, tolonglah. Rumahku sangat ramai. Kau tega pada pacarmu, hm?"
"Langsung tidur."
"A- ah aku ingin main."
"Tidak."
"Kashi, aku mohon satu kali saja."
"Tidak."
"Kashi-"
"Cepat naik ke atas kalau tidak mau aku pukul sampai pingsan!"
"Ba- baik bos."
Rei terkenal paling pemberani antara siswa di sekolah. Dia adalah anak laki โ laki yang paling banyak mendapat coklat saat valentine. Hobinya tebar pesona dan menunjukan bahwa dia bisa segalanya. Nilainya juga terbilang sempurna walau tampangnya sama sekali tidak memperlihatkannya. Semua ketenaran di sekolah itu tidak menutup fakta yang hanya Kashi ketahui seorang. Satu ketakutan yang sebenarnya dimiliki Rei adalah amukan Kashi yang terkenal sadis. Bisa โ bisa dia babak belur kalau sampai berani melawan lelaki manis dan lembut yang sebenarnya adalah seorang serigala. Tapi tentu saja Rei cukup tahu mau segalak apapun Kashi kepadanya, dia tetap akan takluk kalau mereka sudah bermain berdua.[]