Brak!
Beberapa serdadu masuk ke dalam ruangan itu dan memergoki Wagiyem di dalamnya. Wanita itu panik, dia beringsut mundur. Tapi itu tidak berguna sama sekali. Para serdadu itu pun beranjak mendekatinya dan menarik tangannya hingga terpelanting di lantai, menyeretnya bagai hewan ternak yang baru di sembelih.
Wagiyam berteriak kesakitan karena alat vitalnya yang bernanah itu bergesekan dengan lantai. Para iblis bermata sipit itu tidak perduli, bahkan keluar kata-kata kasar dari dalam mulut mereka. Wagiyem dibawa ke sebuah ruang dimana terdapat wanita-wanita yang sudah sakit-sakitan tapi kondisi mereka masih waras.
Para serdadu itu lantas melempar Wagiyem ke tengah-tengah mereka, terlihat para wanita itu histeris dan beringsut menjauhi Wagiyem. Tatapan mereka mengisyaratkan trauma yang sangat dalam. Apalagi saat melihat Primadona kampung dihujani dengan tendangan bertubi-tubi. Tidak lupa dengan ujung senjata laras panjang kebanggaan mereka, siap melayang mengenai kepala Wagiyem hingga bocor.
Setelah melihat wagiyem yang tidak berdaya, Para serdadu itu menuding-nuding ke arah semua wanita pesakitan di dalam ruangan itu, seakan memperingatkan sesuatu. Lantas mereka keluar dari ruangan itu.
Kondisi wagiyem sungguh sangat memprihatinkan. Terdengar suara rintihannya meminta tolong. Tapi semua wanita itu tidak berani mendekati Wagiyem. Termasuk Marni, tetangga sekaligus sahabatnya Wagiyem. Yang sama-sama di culik dari desa mereka. Marni sudah lebih dahulu masuk ke ruang itu karena penyakit kelamin yang dia derita. Sehingga dia tidak di pakai dan di masukan ke dalam ruangan itu.
Kini, Dia hanya bisa menatap iba kepada Wagiyem yang sedang merintih. Ingin dia mendekatinya Tapi, Kalau sampai ketahuan, bisa-bisa mereka mendapat hukuman yang berat.
Dia dan semua wanita di sana sudah larut dalam luka mereka sendiri. Tidak hanya luka fisik mereka, tapi luka batin mereka yang menimbulkan trauma yang tidak akan sembuh sampai kapanpun.
Sampai suatu hari, para serdadu jepang beramai-ramai masuk ke ruangan itu, lalu menggiring semua wanita pesakitan itu keluar. Rencananya mereka akan di bawa ke tengah hutan untuk di bakar bersama-sama, karena kondisi mereka yang sakit-sakitan dan tidak bisa 'dipakai' lagi.
Mereka seakan sudah mengetahui akan berada di fase ini. Raut mereka terlihat sangat pasrah. Tapi berbeda dengan Wagiyem. Dia belum rela untuk meninggal sekarang. Terbayang wajah Suaminya Handoko dan gadis mungilnya bernama Lastri.
Diantara para serdadu jepang itu, ada seorang yang paling tampan diantara mereka. Dia bernama Shinichi. Tidak semua berhati binatang, Justru bisa dibilang dia sangat kasihan sekali melihat wanita pribumi yang tidak diperlakukan seperti itu. Tapi apalah daya dia hanyalah seorang tentara yang harus patuh dengan kekaisaran jepang.
Tatapan Shinichi tertuju pada Wagiyem. Dari sekian banyak wanita yang digiring, cuma sorot mata Wagiyem yang terpancar penuh kebencian penuh dendam. Merasa diperhatikan, Wagiyem menoleh ke arah Shinichi sehingga sejenak mereka beradu pandang.
Selama berbulan-bulan tinggal di rumah itu, dia sama sekali tidak pernah melihat Shinichi. Bahkan, dia tidak pernah mendapati Shinici masuk ke kamarnya untuk di layani. Padahal Wagiyem adalah primadona, wajib hukumnya para tentara untuk "mencicipi"-nya. Nyatanya Shinichi tidak. Pemuda yang sangat tampan itu sunggu berbeda. Terdapat keteduhan di dalam wajahnya.
Di pelataran rumah, tiba-tiba Wagiyem memberontak. Sekuat tenaga dia mendorong serdadu yang ada di sampingnya. Dan berusaha untuk berlari. Kejadian itu sangat mengejutkan para serdadu itu, mereka tidak menyangka kalau Wagiyem akan senekad itu.
Beberapa meter wanita itu berlari. Seorang komandan mengarahkan senjata laras kepadanya. Sedetik kemudian, Terdengar suara tembakan. Saat itu Wagiyem pasrah kalau dia akan mati pada saat itu juga. Lebih baik dia mati dalam keadaaan berjuang, daripada mati dalam kepasrahan.
Tapi tembakan itu tidak mengenai dirinya. Dia pun menoleh. Betapa kagetnya dia saat melihat Shinichi sudah merenggang nyawa dengan luka tembak yang tepat mengenai dadanya.
Seketika Wagiyem. Entah kenapa, dia malah mendekati shinichi. Tangisnya tumpah ruah di sana. mengoyang-goyangkan tubuhnya, mengharapkan kehidupan darinya. Tapi Pria itu sudah tidak bernafas lagi.
Beberapa serdadu langsung menarik tubuh Wagiyem, Memukulinya sampai pingsan. sementara jasad shinici mereka bawa ke dalam truk untuk di bumi hanguskan ditengah hutan.
Wagiyem di buang ke ruang bawah tanah. Kini, dia hanya ditemani kegelapan. Sebuah hukuman yang lebih berat daripada dibakar bersama-sama di hutan. Dia lebih parah dari itu. dia dibiarkan sendirian di ruang bawah tanah itu sampai ajal menjemputnya.
Bersambung