Chereads / Alfie / Chapter 9 - Bandung day 1

Chapter 9 - Bandung day 1

"Rangga! please, ini gue sama temen-temen mau pergi ke Bandung. Belajar kan bisa nanti!" ucap Alika dengan ketus

Orang tadi memang benar Rangga, kedatangan Rangga membuat Alika kesal setengah mati. Baru saja ia turun dari tangga dengan membawa kopernya ia melihat Rangga yang sudah duduk dengan santai di sofa rumahnya. Ternyata kedatangan Rangga ke rumahnya adalah mengajak Alika belajar untuk persiapan olimpiade kimia. Bagaimana tidak kesal, ia sudah sangat senang akan pergi ke Bandung dan tiba-tiba saja Rangga datang ke rumahnya dengan alasan mengajak Alika belajar untuk olimpiade.

Davi, Alex, Naufal sudah datang saat melihat Alika yang sedang berbicara kesal kepada Rangga.

"Lo sama Alika kan bisa nanti belajarnya, sekarang Alika mau liburan dulu sebelum fokus ke olimpiade nya," ucap Chika agar Rangga sedikit mengerti

Rangga menatap ke arah teman-temannya lalu menghela nafas kasar, "Gue ikut, belajar di Bandung!"

"Rangga!" kesal Alika

Kali ini Rangga benar-benar mengujinya, hari ini ia ingin bersenang-senang dulu, hanya ingin bertemu dengan Alfie saja banyak sekali cobaannya. Contohnya selain ini, tadi saja ayahnya sempat melarang lewat telepon tapi dengan berbagai alasan dan juga rengekan yang dikeluarkan Alika akhirnya Wahyu mengizinkan gadis itu dengan syarat tidak boleh terjadi apa-apa.

"Rangga, gue mohon banget sama lo, biarin gue liburan dulu, nanti abis gue balik dari Bandung gue janji bakalan terus belajar."

Rangga berpikir sejenak lalu mengangguk menyetujui ucapan Alika lalu cowok itu keluar dari rumah Alika tanpa mengucapkan sepatah kata.

"Gila tuh cowok!" seru Alex

Akhirnya Alika bisa menghela napasnya lega, waktunya berangkat ke Bandung! yuhuu

"Ini jadinya pake mobil siapa, sih?" tanya Chika

"Mobil gue aja," jawab Davi

Mereka berlima pun berpamitan pada Linda lalu setelah itu memasuki mobil Davi, Alika duduk di samping Davi karena permintaan cowok itu sendiri. Lagipula teman-temannya yang lain sudah duduk di kursi bagian belakang.

"Kalian bawa cemilan gak?" tanya Alika dengan memutar badannya ke belakang untuk melihat teman-temannya.

"Yah kok udah tidur sih mereka,"

Davi terkekeh melihat teman-temannya yang sudah terkapar lewat kaca spion yang menggantung.

"Lo mau nyemil?" tanya Davi sambil sesekali melirik Alika yang sedang memainkan ponselnya.

"Enggak, gue nawarin mereka takutnya gak bawa cemilan," Davi menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Jadi, ceritanya yang mau ketemu doi nih udah bawain apa?" goda Davi dengan mencolek siku Alika

Sedangkan gadis itu sudah tersipu malu dengan pipinya yang merah bak kepiting rebus. Alika jadi senyum-senyum sendiri membayangkan ketika nanti bertemu dengan Alfie.

"Kok senyum-senyum, sih? jawab dong," cerca Davi, cowok itu memang memiliki hobi menggoda Alika, dalam artian menggoda versi menjahilinya.

Alika memukul bahu Davi dengan berkali-kali untuk menutupi rasa malunya, tapi Davi tidak merasakan sakit apa pun pukulan yang diberikan Alika.

"Apaan sih, lo?!"

"Dih, yang salting mah beda!"

"Jawab dulu! udah bawa apa aja buat ayang beb lo?"

"Kue kesukaannya! puas lo?!" sinis Alika, sedangkan Davi sudah tertawa keras melihat Alika yang sudah kesal karena ulahnya.

Sedangkan di kursi belakang Alex, Naufal dan Chika tidak sebenarnya tidur, mereka hanya berpura-pura.

"Gak nyangka gue si Davi bisa ketawa selepas itu kalo sama Alika," bisik Alex diangguki oleh Naufal

"Emang kalo sama kalian gak selepas itu?"

Naufal mengangguk, "Paling juga ketawa biasa aja, gak sampe sekeras itu!" bisiknya juga

***

"AKHIRNYAAA NYAMPE JUGA DI BANDUNG!" teriak Alex begitu keluar dari mobil

"Gak usah norak!" sarkas Chika

Mereka sampai di Bandung malam hari, tepatnya pukul 20.30. Cuaca Bandung malam ini cukup dingin, membuat udara menusuk ke kulit Alika secara langsung karena pasalnya gadis itu hanya menggunakan kaos pendek dan juga celana jeans dipadukan dengan sneakers putihnya.

Alika berjalan di depan memimpin teman-temannya, mereka disambut oleh mang Amar yang memang menjaga villa milik om nya.

"Assalamualaikum, mang!"

"Waalaikumsalam, neng geulis, gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah baik, mang. Mang Amar sendiri gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah mamang juga baik, neng,"

Mang Amar mempersilakan mereka masuk dan langsung beristirahat, tadi Alika sempat bertanya pada mang Amar apakah benar ada yang syuting disini dan jawaban mang Amar membuat gadis itu senang bukan main, apalagi katanya sebagian orangnya ada yang menginap di villa sebelah. Alika harap itu adalah Alfie.

Pagi harinya Alika bangun terlebih dahulu, ia memutuskan untuk langsung mandi saja lalu setelah itu membuat sarapan untuk teman-temannya.

Alex membuka matanya sambil menguap, "Selamat pagi, Bandung!"

Alex menggeliat lalu menyingkirkan selimut yang melilit tubuhnya, cowok itu berjalan keluar dari kamarnya dan menuju ruang makan. Disana sudah ada Alika yang sedang memasak.

"Aduh, pagi-pagi liat cewek lagi masak, berasa kayak udah punya istri," ucapnya dengan suara serak khas orang bangun tidur.

Alika memutar bola matanya malas, mungkin ia gadis satu-satunya yang menolak godaan seorang playboy SMA Suka Bangsa.

"Lo cewek anti rayuan-rayuan club ya kayaknya!"

"Emang!" Alex mendengus mendengar ucapan Alika

Alex mendaratkan bokongnya ke kursi meja makan dengan matanya yang menatap dengan binar pada nasi goreng yang sudah tertata rapi di meja.

"Davi sama Naufal mana?"

"Masih tidur mereka,"

Tidak lama dari itu Davi keluar dari kamarnya diikuti Naufal, berbeda dengan kedua cowok itu, Davi sudah segar sama seperti dirinya.

"Good morning, yang bentar lagi mau ketemu ayang beb!" goda Davi saat melihat Alika

Alika mengulum bibirnya, "Masih pagi, Dav, gak usah bikin kesel ya!"

"Kesel atau kesel?" godanya lagi dengan menyipitkan matanya

"Giliran sama Davi, baru aja lo malu-malu tai!" ujar Alex dengan menyuapkan nasi gorengnya dengan kesal.

"Kalo lo kan godaannya alay, norak, kampungan!"

"Lo nya aja yang kampungan, gak pernah denger rayuan gue!"

"Udah, woi! berisik!" lerai Naufal yang sedari tadi hanya diam menyaksikan perdebatan antara Alex dan Alika.

"Selamat pagi, teman-temanku tercinta!" teriak Chika

"Makhluk satu ini, berisik lagi!" ujar Naufal

Chika tak mengindahkan ucapan Naufal, ia langsung duduk di samping Alika dan menyantap sarapannya. Alika sudah selesai dengan sarapannya, saat ini gadis itu tengah bersiap-siap untuk menemui Alfie yang mungkin saja sudah berada di lokasi syuting. Alika memoleskan sedikit liptint di bibir tipisnya, ia sebisa mungkin menampilkan yang terbaik untuk pertemuan pertamanya dengan Alfie.

Sungguh sedari tadi jantung Alika tidak berhenti berdegup kencang, tangannya juga yang mengeluarkan keringat dingin. Ia lebih deg-degan bertemu dengan Alfie daripada di hukum oleh pak Dedi.

Alika kembali merapikan rambutnya yang ia biarkan tergerai. Langkahnya membawa Alika keluar dari kamar, di sofa sudah ada teman-temannya yang sudah siap dengan pakaiannya yang rapi.

"Wow, lo beda banget, Alika!" seru Chika saat melihat Alika keluar dari kamar dengan penampilan yang berbeda dari biasanya. Bedanya ia hanya sedikit menggunakan make up, untuk pakaiannya ia hanya memakai kemeja oversize dan celana jeans sedikit di atas lutut.

"Udah ah, ayo!" ajak Alika dengan meninggalkan mereka

"Lo yakin gak suka sama dia, Dav? cantik begitu," tanya Alex heran

"Ngaco!" elak Davi

***