Chereads / Alfie / Chapter 8 - Bahagia

Chapter 8 - Bahagia

Siang ini kelas Alika memasuki jam pelajaran olahraga, hanya satu-satunya kelas Alika yang olahraga di hari Jumat. Olahraga kali ini adalah voli. Bola voli adalah permainan olahraga yang dimainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Ada juga voli yang dimainkan di pantai, berbeda seperti permainan bola voli di lapangan, permainan voli pantai ini hanya memiliki dua orang pemain dalam masing-masing grup.

Saat ini Alika and friends sedang berjalan menyusuri koridor untuk sampai di lapangan. Mereka sudah mengganti seragamnya menjadi baju olahraga berwarna abu-abu yang terdapat polet putih di celananya dan bertuliskan SMA Suka Bangsa yang menyamping. Alika menguncir rambutnya menjadi satu begitu pun dengan temannya.

Permainan bola voli kali ini akan di buka oleh pemain putri terlebih dahulu, grup pertama adalah Alika, Chika, Jihan, Aurel, Sherly, dan Santi. Sedangkan grup lawan alias grup kedua adalah Angel, Jessica, Indah, Putri, Hana, Zea. Sedangkan cowok-cowok duduk di pinggir lapangan menyaksikan pertandingan, tapi ada sebagian yang mencuri kesempatan untuk pergi ke kantin.

Untuk kali ini Alika dan Chika harus bertarung melawan Angel.

Mereka sudah memposisikan diri di tempat yang sudah diatur, Alika sudah menumpukan kedua telapak tangannya.

Mereka terus bermain dengan saling melempar bola, tak terasa permainan bola voli kali ini telah selesai dan dimenangkan oleh grup Angel. Saat ini giliran grup cowok.

Alika berjalan menuju pinggir lapangan dan berniat mengambil botol minumnya yang ia bekal dari rumah, Alika memang selalu membawa air mineral dari rumah.

Saat tangan Alika akan mengambil botol minumnya, bola voli itu menghantam kepalanya dengan cukup keras tapi tak membuat dirinya pingsan.

"ALIKA!" teriak Angel dan Chika bersamaan

Davi yang memang melihat bola voli itu melayang ke arah Alika dengan cepat ia menghampiri gadis itu diikuti teman sekelasnya yang lain.

Alika memegang kepalanya yang berdenyut, hingga sebuah tangan ikut memegang kepala Alika dengan pelan.

"Lo gapapa?" tanya Davi lembut

"Sakit dikit aja kok," ujar Alika dengan senyuman tipisnya

"Rangga, bawa Alika ke UKS!" suruh pak Dhani selaku guru olahraga kepada Rangga, karena kebetulan cowok itu berada di sampingnya.

Davi menoleh ke arah pak Dhani, "Biar saya, pak," kata Davi dengan menatap Rangga malas, apa-apaan ia yang berada di samping Alika kenapa Rangga yang disuruh untuk mengantar Alika ke UKS.

"Yaudah, kamu yang antar Alika ke UKS, kalian lanjutkan olahraga!"

Davi menuntun Alika menuju UKS dengan mengalungkan tangan Alika ke belakang lehernya.

"Padahal gue masih bisa jalan, Dav," ucap Alika dengan kekehan kecilnya

Davi menatap Alika dengan alis yang mengerut, "Tetep aja, Alika!" tegas Davi

"Lebay, lo!"

Davi mendudukkan Alika di brankar UKS lalu mengambil air minum dan memberikannya pada Alika.

"Sekarang lo tidur, istirahat!"

"Davi..." rengek Alika

"Apa sih Alika Maheswari, hm?"

Mendengar Davi sudah memanggilnya dengan nama panjangnya ia mengalihkan pandangannya asal tidak menatap Davi.

"Sini gue pijet kepalanya,"

"Gak usah, Dav, udah mendingan kok."

Di lapangan Angel sedang memarahi Aldo, karena cowok itu yang melempar ke arah Alika walaupun secara tidak sengaja.

"Lo bisa gak sih main bola voli?!"

"Kalo gak bisa mendingan gak usah ikut!"

"Gue kan udah bilang kalo gue gak sengaja!" ucap Aldo, sedari tadi ia sudah menjelaskan bahwa dirinya tidak sengaja melemparkan ke arah Alika, ia salah sasaran.

Chika menenangkan Angel yang sedari tadi emosi, ia tahu jika Angel mencoba membela Alika. Tapi, tidak ada yang tahu kan kejadian ini akan terjadi.

***

Alika dengan cepat memasukkan bukunya ke tas, ia ingin segera berangkat ke Bandung, kekanakan memang seperti tidak pernah ke Bandung saja. Tapi kali ini benar-benar beda dari hari-hari sebelumnya saat berangkat ke Bandung, saat ini tujuannya hanya bertemu dengan Alfie.

Alika mengalihkan tatapannya ke meja Davi dan kawan-kawan, sebenarnya ia ingin mengajak Davi tapi apa Davi mau? tidak ada salahnya mengajak.

Alika menghampiri Davi yang masih mengobrol dengan Alex juga Naufal.

Davi yang melihat Alika menghampirinya lantas berucap, "Bentar ka, ini dua bocah ngajak ngobrol mulu, jadi belom masukkin ni buku,"

Alis Alika mengerut bingung, "Apaan?"

"Pulang bareng, kan?" tanya Davi polos

Alika menggeleng, "Gue mau ngajak lo ke Bandung hari ini, lo mau ikut gak?"

"Gue ikut," serentak Alex dan Naufal

Alika menganggukkan kepalanya, "Boleh, tapi kalian gak boleh norak, ribet, dan satu lagi gak boleh heboh!"

Dua sejoli itu lantas mengangguk cepat disertai tangannya yang disimpan di kepalanya membentuk hormat. Alika yang melihat itu terkekeh.

Alika kembali menatap Davi dengan penuh tanya, "Lo pasti ikut, kan?"

"Ikut dong, bos!" ucap Alex dengan menyenggol bahu Davi

"Iya, gue ikut." Alika tersenyum mendengar jawaban Davi

"Yaudah, kalian pulang ke rumah langsung packing! kita berangkat sore sesuai saran pak bos," kata Alika dengan menatap Davi sambil tersenyum

Sedangkan Alex dan Naufal bingung dengan ucapan Alika, jadi ternyata Davi tahu jika Alika akan pergi ke Bandung dan cowok itu sendiri yang menyarankan jam berangkatnya, dasar teman laknat!

Setelah sedikit berbincang dengan Davi serta temannya ia melangkahkan kakinya keluar dari kelas dengan riang, sungguh hari ini ia benar-benar bahagia.

Gadis itu pun mengendarai motornya dengan senyum yang menghiasi bibir tipisnya.

Motor Alika menghentikan motornya di depan sebuah toko kue, ia berniat membelikan kue kesukaan Alfie. Memang sejauh itu ia menyukai Alfie, sampai-sampai ia tahu makanan kesukaan Alfie begitu pun makanan yang tidak disukai Alfie.

"Mba, saya mau rainbow cakenya ya 1,"

"Baik, kak, mohon tunggu sebentar ya."

Alika mengangguk dan duduk di kursi yang berada di sana, tak jauh dari tempat pemesanan kue.

Saat pesanannya sudah berpindah tangan padanya ia langsung membayar dan mengendarai motornya dengan kecepatan yang lebih cepat dari biasanya, ia ingin segera packing.

***

"ALIKAAA! ASSALAMUALAIKUM!" teriak Chika dengan membawa tasnya susah payah

"Waalaikumsalam!" jawab seorang wanita paruh baya dari dalam rumah

Tak lama pintu rumah Alika terbuka menampilkan Linda, melihat Linda langsung saja Chika mencium punggung tangannya.

"Tante, apa kabar?"

"Alhamdulillah, baik, kamu sendiri gimana? eh ayo masuk dulu, berat banget kayaknya tas kamu,"

Chika terkekeh kecil, "Chika baik kok, tante, alhamdulillah."

Linda mengangguk lalu mempersilakan Chika duduk, "Siapa aja yang ikut, Chik?"

"Alika belum cerita ya, tan?" melihat Linda menggeleng ia langsung menyebutkan siapa saja yang ikut, Chika sudah tahu karena Alika yang mengirim pesan pada grup mereka. Angel tidak ikut karena ada acara keluarga.

"Assalamualaikum," Linda dan Chika yang sedang berbincang langsung menoleh ke sumber suara

"Lho? Rangga? lo ngapain ke sini?" tanya Chika bingung.

***