Chereads / Alfie / Chapter 6 - Memalukan

Chapter 6 - Memalukan

"Hai, cantik!" sapa seorang cowok yang berada di belakang kedua temannya, dia adalah playboy SMA Suka Bangsa, siapa lagi jika bukan Alex Mahendra. Menurutnya merayu cewek itu adalah kebutuhan hidupnya, tapi bedanya Alex dengan cowok-cowok playboy di luar sana adalah Alex tidak pernah memiliki hubungan serius dalam artian pacaran. Ia hanya merayu cewek, hanya itu. Tidak pernah terlintas di dalam benaknya untuk memacari cewek-cewek yang sering ia rayu.

Naufal membalikkan badannya menatap Alex yang masih merayu siswi SMA Suka Bangsa, tidak pernah bosan.

Naufal menepuk bahu Davi, "Temen lo masih disana!"

Lantas Davi menoleh ke arah yang ditunjukkan Naufal lalu mengedikkan bahunya tak peduli dan kembali berjalan menuju rooftop.

Daripada Alex semakin gencar, Naufal menghampiri Alex dan menarik kerah seragamnya lalu berjalan tanpa menghiraukan ocehan Alex.

"Woi! apaan sih lo?!" teriak Alex dengan memukul tangan Naufal yang menarik kerahnya.

Sesampainya di rooftop mereka memasuki ruangan khusus untuk mereka bertiga, sengaja dibuat tanpa ada seorang pun yang tahu. Karena pasalnya siswa-siswi SMA Suka Bangsa hampir tidak pernah ada yang mengunjungi rooftop, hal itu juga berkat mereka bertiga yang membuat rumor bahwa di rooftop ini mereka sempat melihat sosok tak kasat mata.

"Nopal, ngapain sih lo tarik-tarik kerah gue!" sentak Alex

Naufal menatap Alex sinis, "Nama gue Naufal," tekannya, "bukan nopal, enak aja!"

"Ya, ya, ya, terserah lo deh!" ujar Alex dengan memutar bola matanya malas, "lo tadi ngapain sih tarik-tarik gue? bukannya udah biasa lo liat gue genit kayak tadi!" lanjutnya

"Kalian bisa diem gak sih? berisik!" lerai Davi yang sedari tadi hanya menyaksikan perdebatan antara keduanya yang sayangnya mereka adalah sahabatnya sendiri.

Keduanya terdiam, jika sudah Davi yang turun tangan mereka tak bisa melawan.

Di sisi lain Alika sedang mengobrol ria bersama kedua sahabatnya di dalam kelas, kebetulan jam pelajaran sedang kosong karena guru-guru sedang mengadakan rapat. Mereka mengobrolkan mulai dari skincare, make up, baju, drakor dan lain-lain. Terutama Alika yang terus membicarakan Alfie, idolanya.

"Tahu gak sih, si Alfie makin ganteng ih!" puji Alika sambil menopangkan dagu dengan tangannya yang menumpu pada meja.

"Oh iya ka, gue kemarin liat artikel tentang dia," sahut Angel

"Artikel apa? pasti aneh-aneh kan? udahlah netizen mah suka ngadi-ngadi!" gerutu Alika

Ia sudah yakin pasti artikel itu memberikan informasi yang belum tentu kebenarannya. Jujur saja Alika sudah muak dengan berita-berita seperti itu.

Angel menunjukkan artikel itu yang sudah ia screenshot, takutnya ia lupa jadi untuk berjaga-jaga ia menscreenshotnya.

'Alfie Alexander putra dari pengusaha sukses dikabarkan dekat dengan seorang model, ini beberapa foto kedekatan mereka, uh so sweet bikin iri para jomblo!'

Begitulah judul artikel yang Angel tunjukkan pada Alika, setelah Alika membacanya ia bergidik geli. Tapi jujur saja ia merasa ada secuil sesak di hatinya tapi Alika berusaha mengelak. Tidak, ia tidak boleh seperti ini. Dirinya dan Alfie hanya sebatas fans dan idola saja tidak lebih.

"Y-ya gapapa dong, paling juga buat konten!" gugup Alika

Chika menepuk bahu Alika, "Yakin gapapa?" tanyanya, "hati lo gak sakit kan? pokoknya lo harus sadar diri! lo siapa dan Alfie siapa!" sarkas Chika

Chika memang seperti itu jika sudah menyangkut hal yang serius, terutama Alfie. Ia hanya mencoba menyadarkan Alika, sahabatnya sendiri. Tidak salah kan untuk mengingatkan? ia tidak ingin jika Alika terus berharap pada Alfie dan berujung dengan sakit hati.

"Savage banget kalo ngomong!" sinis Alika, "gue juga sadar kok Chik, lo tenang aja." Lanjutnya

Seorang cowok bertubuh tinggi berdiri di samping meja Alika, karena merasa dikacangi oleh mereka bertiga akhirnya Rangga berdeham mencoba mengalihkan pandangan cewek-cewek yang ada di depannya kepada dirinya.

"Eh ada cogan," ceplos Chika

Angel melototkan matanya pada Chika, Chika yang melihat Angel pun langsung tersadar.

Chika menepuk bibirnya, "E-eh maaf, keceplosan."

"Belajar!" ucap Rangga singkat yang entah ditujukan untuk siapa

Mereka bertiga saling menatap mencoba mencerna ucapan Rangga.

"Ayo, belajar!" ulang Rangga dengan menatap Alika

Mereka ber-oh ria setelah mendengar ajakan Rangga dengan menatap Alika. Sudah pasti itu ditujukan kepada Alika.

"Makannya yang jelas kalo ngomong!" sinis Alika, sedangkan Rangga sudah melangkahkan kakinya keluar kelas.

"EH RANGGA! BELAJAR DIMANA WOY?!" teriak Alika saat melihat Rangga yang sudah keluar dari kelas, gadis mungil itu pun berlari mengikuti kemana Rangga melangkah.

Cowok itu memelankan langkahnya saat mendengar teriakan Alika, saat Alika sudah berada tak jauh dari Rangga ia mencoba menyamakan langkahnya dengan Rangga yang memiliki langkah lebarnya. Bayangkan saja Alika bertubuh mungil yang tentu saja tidak memiliki langkah selebar Rangga yang bertubuh tinggi. Alika tingginya hanya sampai bahu Rangga, pendek sekali.

Alika mengatur nafasnya saat sudah berada di samping cowok itu, "Kesel banget lo ninggalin gue gitu aja," ketus Alika dengan melirik Rangga yang menatap lurus ke depan, "mau belajar dimana emang?" tanya Alika yang masih menatap Rangga.

Jika dilihat-lihat Rangga memang tampan, wajar saja sejak pertama kali masuk ke SMA Suka Bangsa ia langsung menjadi famous. Bagaimana tidak, cowok itu memiliki kulit putih pucat, rahang tegas, alis yang cukup tebal, matanya yang indah hitam pekat, hidung mancung, bibirnya yang merah alami, dia juga memiliki rambut yang agak kecoklat-coklatan.

Jika boleh jujur, menurut Alika Rangga sedikit mirip Alfie. Ingat, hanya sedikit!

"Udah suka?" suara itu membuyarkan lamunan Alika yang terus saja menatap Rangga.

Alika cepat-cepat memalingkan wajahnya ke lain arah, ia yakin jika pipinya sudah memerah.

"Udah suka?" tanyanya lagi

"Ha-h? k-kenapa?" tanya balik Alika dengan gugup

Rangga menggelengkan kepalanya lalu kembali berjalan tanpa menghiraukan Alika yang terus saja melamun. Alika kembali tersadar dan mengikuti Rangga dari belakang, ia benar-benar malu setengah mati. Tenggelamkan saja dirinya ke laut ancol!

Angel dan Chika kembali berghibah ria, kali ini yang memimpin obrolan adalah Chika.

"Angel, menurut lo Rangga ganteng gak?" tanyanya tiba-tiba

"Ganteng, dia kan cowok,"

Chika menggaruk kepalanya yang tak gatal, "Iya juga sih."

Tatapan Angel berubah menjadi tatapan penuh selidik, "Lo suka ya sama si batu es?!" tuduh Angel dengan menunjuk Chika.

Chika menghempaskan jari Angel, "Apaan sih? ngga lah, gue kan cuma tanya."

Mata Angel menyipit mencoba mencari jawaban Chika yang sebenarnya. Chika bila di tatap seperti itu akan merasa gugup, ia mencari ide agar tidak terlihat gugup.

"Kalo misalkan gue suka, kenapa? lo cemburu?" tanya balik Chika dengan menatap Angel dengan remeh.

Angel mengedikkan bahunya, "Kenapa gue cemburu? Aneh!" Chika menerawang, membayangkan wajah Rangga yang tampan.

***