Mata Antares memutih, dia sudah dalam kondisi sekarat dan mungkin benar-benar akan mati di tangan ketiga mermaid yang dengan kejam mencabik-cabik tubuhnya hingga berdarah. Saat berada dalam kondis setengah sadar, Antares teringat akan wajah ibunya yang terkurung di gua tempat terlarang.
Kondisi ibunya benar-benar menyedihkan. Kehilangan cinta bahkan setelah mengorbankan segalanya, dan membunuh orang yang dicintainya karena cinta tak berbalas. Akhir yang tragis, tetapi tidak ada yang mengasihani ibunya bahkan untuk sedikit saja.
"Ibu... Ibu tidak menginginkan kehadiranku, kan? Aku hanya alat yang digunakan sebagai persyaratan agar Ibu tetap hidup."
Antares menelan ludah susah payah di antara cekikan yang seakan bisa mematahkan lehernya. Lilitan dari tanaman yang entah kekuatan milik siapa, semakin kencang hingga meninggalkan bekas merah yang menyakitkan.
Antares membatin putus asa. "Kakek juga malu memiliki cucu sepertiku. Ibu... haruskah aku mati saja?"
"Antares!"