Victor berdiam diri di kamar Elias, duduk berhadapan dengan putra satu-satunya yang menjadi calon penerus. Atmosfer di ruangan terasa berat, terdengar napas memburu dari kasur yang ditempati Ursilla. Ursilla tak sadarkan diri akibat demam yang membuat sekujur tubuhnya panas.
Wajah Victor terlihat serius membuat Elias bertanya-tanya mengapa ayahnya berekspresi demikian. Elias sesekali melirik adiknya yang masih berbaring di kasur setelah mendapatkan perawatan.
"Elias." Victor sudah mulai membuka suara hingga mengalihkan perhatian Elias sepenuhnya. Mendengar dari nada bicara Victor, Elias dapat menyimpulkan bahwa ada hal serius yang akan ayahnya bicarakan.
"Ada apa, Yah?"
Victor menunjukkan dua jari pada Elias. "Ini sudah kedua kalinya Silla mengalami kejadian yang berbahaya."