"Walaupun aku tak membutuhkannya, lebih baik aku mengambil benda itu untuk berjaga-jaga. Siapa yang tahu aku akan membutuhkannya nanti." Veera memutuskan untuk mengambil bendera tersebut. Dia mendekati dinding tanaman dan melompat beberapa kali untuk menjatuhkan bendera tersebut.
Veera berjongkok dan mengambil bendera yang tergeletak di tanah. Senyum miring terukir di bibirnya sebagai ungkapan rasa senang. "Dapat!"
"Terima kasih atas niat baikmu. Tapi, aku tak masalah jika bengkak di kakiku bertambah parah. Ini sebanding dengan bantuan yang telah diberikan oleh para anggota kelompokku. Karena itu, percepat langkahmu, Tuan kesatria!"
"Terserah kau saja. Yang penting, aku sudah memperingatimu mengenai kondisimu."
"Ya, sekali lagi terima kasih!"
Veera mengangkat sebelah alisnya begitu mendengar suara yang familier baginya. "Bukankah itu suara Gista?"
