Air mata mengalir dari pelupuk mata Ursilla. Bibir pink milik Ursilla bergetar dengan isak tangis yang membuat hati orang-orang di sekitarnya teriris. Tidak! Ursilla tidak mungkin membiarkan sosok ayah meninggalkannya sekali lagi tepat di depan mata kepalanya!
"Ayah!! Kamu tidak boleh pergi!! Ayah!!!" Ursilla menangis histeris di pelukan Elias. Tubuhnya gemetaran dengan kaki yang terasa lemas. Tenggorokan Ursilla juga terasa sakit karena terus-terusan berteriak.
"Berhentilah, Silla... Jangan menangis... Kakak akan membujuk Ayah nanti." Elias menggigit bibir bawahnya, dia mencondongkan tubuhnya ke depan untuk memeluk erat tubuh mungil di tangannya yang gemetaran.
Perasaan Elias terasa berat, dia sangat mengetahui kesedihan yang dirasakan adiknya yang sedang menangis. Elias memejamkan matanya dengan erat, berusaha menguatkan dirinya sendiri agar tak ikut bersedih.