"Tidak apa-apa, Tuan. Lain kali berhati-hatilah. Ada banyak orang yang berlalu-lalang. Mohon perhatikan langkah Anda." Pelayan tersebut dengan sigap membereskan pecahan-pecahan kaca yang berada di lantai. Warna merah memenuhi lantai, itu bukan darah, melainkan anggur yang sebelumnya memenuhi gelas yang kini telah pecah menjadi beberapa bagian.
Morgan meringis melihat kekacauan yang dibuat Antares. Dia memalingkan wajahnya seakan tak mau mengakui bahwa Antares merupakan orang yang dia bawa dari kediamannya. Morgan benar-benar ingin menyembunyikan dirinya sekarang.
"Ini sangat memalukan! Bagaimana bisa dia begitu ceroboh?!" Morgan memijat pelipisnya yang berdenyut-denyut. Kepalanya selalu terasa sakit menghadapi Antares yang mudah sekali memancing amarahnya.