'Bagaimana bisa dia memimpikanku seperti itu di saat akupun juga memimpikannya?' batin Erland syok.
"Lalu, kenapa kamu bangun dan memegang kakiku?" tanya Briel curiga.
"Sudah kubilang, kamu menendangku hingga jatuh, karena itulah aku hanya ingin membenarkan posisimu!" kesal Erland.
'Apakah yang dia katakan benar?' batin Briel. Tiba-tiba saja terlintas adegan di mana dia pernah membaca sebuah cerita, di mana di sana terdapat sesuatu yang mengejutkan ketika si wanita terbangun dan melihat bercak darah yang tertinggal di sprei tempat tidur. Briel bergegas membuka selimut. Matanya membulat melihat bercak darah di sprei.
"Sialan! Apa yang kamu lakukan padaku?" pekik Briel seraya mencengkram leher kaos Erland.
"Uh, apa yang kamu lakukan padaku? Apa kamu ingin membunuhku?" tanya Erland panik melihat kemarahan Briel.
"Dasar bajingan! Kamu memanfaatkan situasi!"
Plak!
Erland pun terperangah ketika Briel menampar wajahnya dengan keras.
"Kenapa kamu menamparku?" pekik Erland geram.