Erland pun naik ke tempat tidur, dan berjalan mendekati Briel menggunakan lututnya. Erland lantas membungkukan tubuhnya.
"Biklah, aku akan menganggap mu sudah tidur. Kalau begitu, selamat ma--"
Plak!
Erland terperanjat ketika Briel tiba-tiba memukul wajahnya. Bahkan tubuh Erland sampai sedikit terjengkang karena terkejut dengan serangan tiba-tiba. Meski menyadari Briel hanyalah berpura-pura tidur lantaran dia sempat melihat Briel tersenyum ketika memejamkan matanya tadi, tetapi Erland tak menyangka Briel akan memukul wajahnya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Erland seraya menatap Briel yang juga tengah menatapnya. Namun, tatapannya seakan Briel tak bersalah sedikit pun.
"Kamu belum memakai pakaian, kenapa naik ke tempat tidur?" ucap Briel.
"Kenapa memangnya? Aku hanya ingin memberikan ciuman selamat tidur, tetapi kamu justru memukul kepala ku! Yang benar saja!" kesal Erland.
"Heh, adik mu kelihatan oleh ku saat kamu naik," ucap Briel seraya menatap Erland tajam.