Elang berdiri di balkon tatapan mengelilingi pemandangan hijau di yang berada di halaman kediamannya. senyum terpancar dari bibirnya, setelah tiga tahun hidup dengan perasaan ketakutan mengingat Dewi yang tidak henti-hentinya mengintai keluarganya.
"Sayang, apa. yang kamu lakukan disini?" Elang merasakan lembut tangan sang istri yang kini berada di perutnya. pelukan hangat yang selalu ia rindukan setiap detiknya.
"Lihat, taman yang kamu buat. terlihat indah bukan dan bunga semua bermekaran bersamaan." Kata Elang. dengan senyum yang tidak hilang dari bibirnya.
"Ya, kamu benar mas. indahnya .." Kata Jovanka yang melihat indahnya bunga yang ia taman.
"Aku merindukanmu sayang." Kata Elang dan mengecup bibir istri kecilnya.
"Bukankah kita telah menghabiskan waktu semalam dan kamu .." Jovanka tersipu malu saat mengingat apa yang dilakukan suaminya yang tidak ada kata lelah saat merengkuh indahnya surga dunia.
