Dua hari menyandang gelar sebagai kekasih Arkan, membuatnya gugup setiap kali bertemu terlebih saat pagi hari dimana pengakuan cinta dari Arkan. dan yang lebih memalukan saat mereka tengah hubungan dimana perut Maharani yang tiba-tiba berbunyi dan menghentikan aksi Arkan di atas tubuhnya.
"Sayang .... apa yang kamu lakukan disini?" Melihat Maharani yang tengah berdiri di balkon menatap hamparan bunga yang mekar.
"Aku hanya menatap hamparan bunga yang disana, mas kamu sudah bangun. mau sarapan apa?" Maharani menoleh sesaat tatapannya mereka kembali bertemu.
"Apa ada pilihan untuk menu sarapan pagi ini?"
"Apa yang kamu inginkan mas?"
"Apakah kamu akan mengabulkannya sayang?"
"Ya .... tergantung, dengan apa yang mas Arkan inginkan. jika meminta yang tidak bisa aku kabulkan, tentu kamu tidak akan memaksa bukan?"
"Aku rasa kamu akan akan mengabulkannya."
"Sekarang katakan, apa yang kamu inginkan mas. bukankah siang ini kita akan pulang bukan?"