Suara lembut itu, membuat tubuhnya menegang. rasa bahagia yang kini menghampirinya. yang telah lama tidak ia rasakan sebelumnya. sebelum orang tuanya memisahkan dirinya dengan dua wanita yang berarti dalam hidupnya.
"Apakah kau akan pergi tanpa mengucapkan selamat tinggal pada putrimu yang telah lama engkau tinggalkan? apakah meninggalkan untuk kedua kalinya adalah cara yang terbaik untukmu? kenapa harus menjadi pecundang untuk kedua kalinya. apakah dengan bersikap seperti ini akan memperbaiki yang telah hancur?" Gadis cantik berambut panjang sebahu, dengan tubuh yang terlihat masih lemah berjalan mendekati pria yang tengah menangis dalam diam.
"A .... aku, tidak .... tidak pantas untuk melihatmu. aku ... tidak pantas ....," Tubuh pria yang kini berada di hadapannya, tidak mampu untuk menopang tubuhnya jika tidak cepat di tahan oleh jari lentik putrinya.
