Langkah lebar Riana menuju kursi kebesarannya, hingga tanpa di sadari olehnya dua orang yang berada di ruang kerjanya menatapnya dengan tatapan dingin dan tajam, namun tidak dengan tatapan seorang pria paruh baya yang berada di samping wanita yang duduk dengan angkuhnya.
'Perasaan apa ini, kenapa aku tidak bisa menyakitinya. bahkan aku tidak sanggup melihatnya terluka, siapa dia sebenarnya. kenapa aku merasa dekat dengannya? kenapa perasaan ini jauh berbeda dengan perasaan yang tidak pernah aku rasakan pada Dira putriku. Tuhan perasaan apa ini kenapa hati ini bergetar melihatnya, kenapa hati ini sakit saat istriku ingin menyakitinya.' Gumam Davis dalam hati. sentuhan di tangannya membuatnya tersadar.
"Selamat pagi Nona Riana!" Kata Sintia dengan gaya angkuhnya.
Riana yang tengah menyiapkan berkas untuk acara meeting terlonjak kaget saat melihat dua orang yang berada di ruangannya., namun dengan cepat dirinya memperbaiki wajah terkejutnya.
