Chereads / Akhir Deritaku / Chapter 20 - 20 Penculikan

Chapter 20 - 20 Penculikan

Sesampainya Mila di pantri seperti biasanya, Mila mempersiapkan alat pembersih, namun di kejutkan kehadiran Lusi. " Mila katakan apa hubunganmu dengan tuan Devan dan soal preman itu. mereka mengatakan jika kamu sudah di jual Ayahmu apa itu benar Mila."

" Lusi bisa tidak kalau tanya itu satu-satu, kalau begini aku jawab yang mana dulu."

" Maaf Mila, tapi aku benar-benar penasaran, siapa kamu sebenarnya apa selama ini kamu bohong padaku Mila ?" Cecar Lusi pada Mila.

" Aku tidak pernah berbohong padamu Lusi, mereka memang mengenalku, soal mereka mengatakan tentangku itu juga benar adanya, itu sebabnya aku kabur dari rumah Lusi.."

" Sudah Mila jangan di teruskan. maafkan aku Mila, sempat mepertanyakan kebenarannya padamu "

" Tidak apa-apa Lusi, ya sudah aku kerja dulu ya, bagaimana jika nanti sepulang kerja kita jalan ke mall, bukankah kita berapa kali gagal pergi bersama ?"

" Baiklah... Mila sampe ketemu nanti "

" Sampai ketemu..." Mila pergi dari hadapan Lusi namun suara Lusi kembali terdengar.

" Mila...kamu belum jawab apa hubunganmu dengan Tuan Devan ?"

" Tidak ada hubu..."

" Ehhmn..." suara deheman membuat mereka terkejut terlihat tuan Devan sudah berdiri di pintu pantri.

" Apa yang kalian bicarakan sehingga kehadiran saya tidak kalian sadari hhumm...'

" Tidak ada pak... ehhhh...tuan Devan " Lusi menjawab dengan terbata.

" Ya sudah, Mila tolong buatkan saya kopi "

" Baik pak Devan " Mila bergegas membuat kopi untuk pak Devan, setelah selesai mengantar ke ruangan.

saat akan mengetuk pintu ruangan, tiba - tiba sekretaris yang bernama Maya menghentikannya.

" Tunggu..kamu OB baru bekerja disini bukan ?" tanya Maya.

" Benar mbak, ada apa ?" jawab Mila dengan senyum ramah

" Oohh...jadi kamu, yang membuat Risti di pecat. sayang sekali berapa hari yang lalu aku tidak masuk kerja, sendainya aku ada akan aku pastikan kamu juga akan hengkang dari perusahaan ini " Maya berkata dengan senyum sinis dan tanpa di duga mengambil kopi yang ada di tangan Mila.

" Biar aku yang mengantarnya, tugasmu hanya bersih - bersih disini, dan ingat jangan coba-coba menggoda Tuan Devan karena dia kekasih saya ingat itu!!!" setelah mengatakan Maya pergi ke ruang Devan untuk mengantarkan kopi, tujuan utamanya bukan mengantar kopi tapi untuk menggoda Devan.

Mila pergi ke pantri dan mengambil alat bersih dan pergi memulai tugasnya. hingga waktu makan siang Mila baru menyelesaikan pekerjaannya.

Mila berjalan kearah pantri di tengah jalan bertemu Ricky.

" Hei.. Mila, mau makan bareng sama saya " Ricky mengajak Mila makan siang bersama dengan senyum termanis yang dimiliki Ricky.

" Tidak menolak.." jawab Mila diiringi tawa, sepanjang jalan mereka saling tertawa, tanpa mereka sadari, seorang pria menatap penuh kemarahan. saat Ricky mengusap pucuk kepala Mila.

mereka sampai di kantin, Mila mengambil nasi dan lauk seadaanya.

Dari jauh terlihat Lusi berlari, mendatangi mereka dengan nafas yang ngos ngosan Lusi marah karena di tinggal Mila dan Ricky padahal dari tadi Lusi menunggu di pantri.

" kalian jahat...aku menunggu kalian di pantri ternyata kalian berada disini, kalian tidak setia kawan..!!" Mila yang

mendengar Omelan Lusi hanya tersenyum.

" maaf Lusi kami tidak berniat untuk meninggalkanmu, kebetulan tadi aku dan Ricky bertemu di depan pantri, karena tujuan kita sama ya sudah kami kesini, aku pikir kamu sudah ada disini, sudah aahh...jangan ngambek gitu. gimana kalau nanti malam aku traktir makan malam di dalam mall, kamu setuju Lusi ?" dengan senyum lebar Lusi mengangguk setuju.

" Ok..aku setuju, ayoo kita makan aku sudah lapar.." Mila hanya tersenyum melihat kelakuan sahabatnya. tanpa permisi Lusi mengambil makanan milik Mila yang kebetulan masih utuh sehingga Mila mengambil nasi lagi.

usai makan siang mereka kembali bekerja, hingga sore.waktu pulang tiba, Mila mencari Lusi untuk memberitaukan jika mereka tidak berangkat bersama ke mall.

" Lusi, berangkatlah duluan aku ada pekerjaan yang tidak bisa aku tinggal, kamu dengan yang lainnya pergilah duluan, nanti aku menyusul."

" oke Mila kami duluan..."

" Mila pekerjaan apa yang membuatmu tidak berangkat dengan kami ?" tanya Ricky.

" Mbak Maya menyuruhku membersihkan ruangan Tuan Devan, tidak lama ko kalian pergilah duluan nanti aku antar "

" benar kamu tidak apa-apa jika kami pergi dulu, aku akan menemani kamu membersihkan ruangan Tuan Devan "

" Tidak perlu, aku pasti akan menyelesaikan dengan cepat "

" Baiklah...aku duluan, cepatlah meyusul Mila " usai mengatakan Mila kembali keruangan tuan Devan untuk membersihkan ruangan, seharian ini Mila bersyukur karena tidak bertemu dengan Devan, hanya sekali itu pun di pantri.

Waktu menujukan pukul tujuh malam, Mila yang baru menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat mengambil tas dan keluar dari perusahaan Devan, sampai di jalan Mila menunggu taksi tak kunjung datang, sehingga Mila menuju halte bus berharap masih ada angkotan umum yang lewat, mengingat masih pukul delapan malam, seharusnya angkutan umum atau taksi masih lewat didepan kantor.

Mila memutuskan menghubungi Lusi jika dia masih dalam perjalanan, namun ponselnya habis batre.

Mila memutuskan jalan kaki, siapa tau nanti ada taksi yang lewat.

Mila merasa jika mobil berwarna Hitam mengikutinya, dengan langkah cepat Mila menghindar dari mobil itu namun tak berapa lama, tiba-tiba mobil hitam itu berhenti tepat di sampingnya dan salah satu dari mereka membekap Mila, sehingga Mila hilang kesadaran.

Di tempat lain Devan yang dari siang berada di markas, marah besar karena ada yang menembus pengamanan gudangnya.

" Periksa semua cctv, bagaimana bisa mereka menebus pengamanan kita ?" teriak Devan penuh kemarahan.

" Semua cctv rusak tuan " Ben yang memimpin keaman melaporkan situasi saat Ben datang.

" Bereskan tempat ini, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, aku yakin dia akan memantau lagi. Ben tambahkan keamanan di sekitar..." Dering ponsel mengalihkan Devan, terlihat no orang yang dia suruh untuk mengikuti Mila.

" Tuan..Devan seseorang menculik nona Mila "

" Apaaaa...!!!! bagaimana bisa. apa yang kalian lakukan hhha !"

Devan membanting ponselnya.

" Tuan...ada apa ?"

" Seseorang menculik Mila, kamu bereskan tempat ini biar aku mencari Mila "