Arsa mengikuti Riana, walaupun telah di usir namun tidak membuatnya untuk menyerah. langkah kaki Riana yang semakin cepat membuat Arsa menarik pergelangan tangan Riana.
"Riana, aku tahu kamu terlambat. ikutlah denganku, aku akan mengantarmu sampai kekampus." Riana menghentikan langkahnya dan kini menatap wajah Arsa yang terlihat lucu dan kesal dalam waktu yang bersamaan.
"Aku memintamu untuk pergi dari hadapanku. kenapa masih saja mengikutimu?" kata Riana dengan tatapan dingin.
"Aku hanya ingin mengantarmu. bukankah kamu akan pergi kekampus? ayolah aku akan mengantarmu?" Arsa tidak ingin waktunya terbuang percuma, dengan berbagai cara akhirnya Riana mengikutinya meski harus ada syaratnya.
"Katakan apa syaratnya?" Kata Arsa dengan wajah berbinar.
"Setelah mengantarku, jangan pernah ganggu aku dan jangan perlihatkan wajahmu di hadapanku?" Kata-kata Riana bagaikan belati yang menghunus tepat di jantungnya. sakit saat mendengarnya.
"Baiklah." Kata Arsa dengan suara rendah.
