Kediaman Riana membuat hati Arsa semakin bersalah, semua memang salahnya yang telah berani mencium bibir Riana bahkan telah berani memberikan Rania tanda kepemilikan di lehernya, bukan hanya satu melainkan ada berapa di lehernya.
Rasa bersalah yang menguasai hatinya. terlebih Rania yang sedari tadi hanya diam tanpa menjawab ataupun menatapnya.
Tiga jam perjalanan mereka menuju asrama kampus, Riana sama sekali menoleh ataupun menjawab apa yang di katakan oleh Arsa. hingga mobil mewah milik Arsa berhenti tepat berada di dekan pintu asrama. Riana membuka pintu mobil dan keluar tanpa memandang Arsa di sampingnya.
"Terima kasih, sudah mengantar kami." Kata Verra pada Ando.
"Ya, segeralah mandi dan beristirahat. sampai bertemu di kampus." Kata Ando membuat wajah Verra memerah dan menganggukkan kepalanya.
