Setelah percakapan dirinya dengan Mario membuat konsentrasi Zahra kacau berapa kali dirinya melakukan kesalahan. bersyukur hari ini Alfred tidak berada di kantor sehingga berapa meeting dibatalkan dan pertemuan dengan berapa Klein di luar kota pun harus di batalkan sehingga mengurangi pekerjaan dan tidak semakin kacau karena ulahnya. meski hatinya tidak dalam keadaan baik-baik saja karena ucapan Mario namun di sisi lain, dirinya merasa senang karena tidak bertemu dengan Alfred.
waktu istirahat telah tiba, Zahra yang enggan untuk keluar dari ruangan di kejutkan dengan kehadiran seorang yang membuatnya Kembali emosi.
"Selamat siang Nona Yasmine, maaf kedatangan saya kesini untuk menanyakan tentang proyek yang berada di luar kota. apakah kita bisa bicara sebentar?" Ucapan Brian, membuat mood Zahra tiba-tiba berubah.
"Maaf tuan Brian. tuan Alfred tidak ada di tempat jadi ..." Ucapan Zahra terhenti Ketika, Brian memotong ucapannya.
"Aku tahu itu, sebagai sekertaris. dan kamu adalah orang yang telah di tunjuk untuk mengurus proyek yang ada di luar kota. itu artinya kamu harus bertanggung jawab atas proyek itu bukan?" Brian tersenyum saat melihat wajah kesal Zahra yang ia kenal dengan nama Yasmine.
"Maaf saat ini saya ti ...." Lagi-lagi ucapan Zahra terhenti saat suara Brian kembali terdengar membuat Zahra semakin marah.
"Nona, tentunya kamu tahu bukan, jika saya adalah orang yang tidak suka dengan penolakan bukan? dan ini mengenai tugas seorang sekertaris yang menangani proyek yang bernilai milyaran." Kata Brian.
"Baiklah ...." Zahra merapikan mejanya dan meraih tasnya yang berada di meja belakang. meskipun dirinya benar-benar membenci Brian namun ia harus bersikap profesional demi kerja Sama antara perusahaan Alfred tempatnya bekerja dengan perusahaan milik Brian. Zahra mengikuti langkah lebar Brian menuju lantai bawah. Zahra yang tidak ingin berada di sampingnya memilih berjalan di belakang Brian. alhasil saat Brian berhenti Zahra menabrak punggung Brian.
"Tuan, kenapa anda berhenti mendadak?" Kata Zahra penuh penekanan. dirinya benar-benar membenci pria yang kini berada di depannya.
"Kenapa kamu menyalahkan saya nona, saya berhenti hanya memastikan jika nona tidak melamun saat berjalan. dan benar dugaan saya bukan, nona melamun. bagaimana jika didepan saya tiba-tiba ada mobil melaju kencang dan saya mengira nona tidak ada di belakangan saya atau saya mengira jika nona menghindari dan ...." Ucapan Brian terhenti saat Suara Zahra terdengar.
"Saya mengerti dan maaf atas keteledoran saya." Kata Zahra dan kini dirinya menggeser sebelah Brian. saat tangan Brian mengarahkan dirinya untuk berjalan di sampingnya.
Mereka memasuki mobil mewah milik Brian, dua pengawal membukakan pintu untuknya.
Sepanjang jalan Zahra menatap jalanan melalui jendela mobil, hingga akhirnya mobil mereka memasuki pantai yang indah yang berada di luar kota. tanpa menunggu di bukakan Zahra keluar dari mobil dan menatap pemandangan yang terlihat indah.
"Silahkan nona, Yasmine." Brian mengajak Zahra untuk melihat bangunan hotel yang sebentar lagi rampung dan akan segera dibuka untuk umum.
Zahra menempatkan untuk melihat-lihat kamar hotel dan yang akan di khususkan bagi para tamu yang berbulan madu. bunga mawar yang berbentuk huruf hati membuat Zahra tersenyum indah bagaimanapun tidak, dirinyalah yang memiliki ide itu dan Alfred tanpa berfikir lagi mengiyakan perkataan. dan kini hasilnya yang luar biasa.
"Ingin mencoba tempat tidurnya?" Zahra yang tengah tersenyum, seketika berubah dingin saat suara pria yang sangat ia benci kini dengan beraninya mengajaknya tanpa persetujuan dari atasannya.
"Silahkan anda dan istri anda untuk mencobanya?" Kata Zahra dingin.
"Saya, tidak memiliki istri. maksudku istriku pergi karena kesalahan yang saya buat dan saat ini aku mencarinya, hingga kini tapi tidak menemukannya." Kata Brian menatap wajah Zahra yang masih bersikap dingin dan tegas padanya.
"Kalau begitu, ajak kekasih anda ke hotel ini dan mencoba salah satu kamar VIP. di hotel mewah ini. saya rasa kekasih anda setuju dan langsung mengiyakan ajakan anda. tanpa berfikir lagi." Zahra yang teringat dengan jelas bagaimana Brian bercinta dengan Jesi. membuatnya tanoa sadar mengatakan penuh emosi.
"Sayang sekali, saya tidak memiliki kekasih dan saya telah menyesali atas apa yang terjadi dengan hubungan saya dengan istri karena ketidak ...." Ucapan Brian terhenti ketika Zahra keluar dari kamar tanpa bicara dengannya.
'Aku tahu, kamu adalah Zahra. istriku.' Kata Brian dalam hati. dengan langkah lebar Brian mengejar Zahra yang kini berada di meja resepsionis dan memperhatikan posisi meja. dirasa sudah sesuai dengan yang ia inginkan. kini Zahra menelusuri Ballroom yang akan di gunakan untuk acara pembukaan hotel untuk umum, meski kata-kata yang Alfred pilih tidak sesuai dan ketakutan saat pembukaan nanti berkurangnya pengunjung namun Zahra memilih diam dan mengikuti yang di inginkan bosnya. seorang pekerja mendatanginya membawa nampan berisi minuman yang akan diletakkan di atas meja yang tidak jauh darinya.
"Nona Zahra, anda disini? maaf tidak menyambut kedatangan nona. dimana tuan Alfred?" Kata manajer yang kebetulan berada di belakang pelayan yang membawa minuman.
"Ya ... kebetulan saya kesini berdua dengan tuan Brian. beliau ingin melihat persiapan untuk acara pembukaan nanti." Zahra memilih menghindari pria yang bertugas sebagai manager di hotel yang terlihat sedikit genit pada para wanita yang bekerja di hotel.
"Nona Zahra, silahkan minumannya." Sang manajer memberikan minuman pada Zahra, dengan perasaan enggan Zahra menerimanya namun saat akan meraihnya sebuah tangan besar lebih dulu meraih gelas yang di sodorkan oleh manajer.
"Maaf, sebenarnya saya merasa haus jadi saya ambil yang lebih dekat maaf. nona Zahra, mari kita pergi dari sini. dan terima kasih atas kerjasama kita. silahkan nona Zahra." Brian yang mulai merasakan tubuhnya yang panas dan sesuatu di bawahnya mulai mengeras.
"Aaahhhhhh ...." tiba-tiba Brian membuka jasnya dan meminta pada penjaga hotel untuk menangkap manajer hotel yang kini tengah bersiap untuk kabur dari hotel.
"Nona, tunggu disini atau akan ikut denganku? aku tidak ingin manajer tadi melakukannya lagi padamu." Brian yang semakin tidak tahan dengan, rasa yang kini menyiksanya. sesaat dirinya memandang wajah wanita yang berada di sampingnya. wanita yang ia cintai namun dirinya harus berjuang untuk mendapatkannya Kembali. Brian keluar dari mobilnya dan menceburkan diri ke dalam kolam renang yang ada di dalam hotel. asisten Brian yang melihat Zahra kebingungan akhirnya mendekatinya dan menjelaskan apa yang terjadi dengan tuannya.
"Nona Zahra, Eh .... maksud saya, Nona Yasmine. begini manager yang tadi memberikan obat perangsang pada minuman yang Tuan Brian minum nona." Zahra menutup mulutnya dengan kedua tangannya, Zahra terkejut saat mendengar penjelasan dari asisten Brian panjang lebar. dirinya tidak bisa membanyakan bagaimana jika dia yang meminumnya. tanpa sadar Zahra mendekati kolam renang dimana Brian yang tengah berendam. sesaat Zahra terpana dengan tubuh kekar Brian. namun dengan cepat Zahra memalingkan wajahnya kearah yang lain. tanpa sengaja tatapan mata mereka saling bertemu lagi.
"Nona, pergilah. efek obat ini sangat kuat. aku tidak ingin melakukannya padamu atau wanita manapun. menjauhlah dari sini." Kata Brian dengan sorot matanya yang berkabut menahan hasratnya. dirinya tidak ingin melakukan hal buruk pada Zahra untuk yang kedua kalinya ia ingin mendapatkan cinta Zahra tanpa paksa.