Chereads / Between Hope and Karma / Chapter 23 - Perlahan Terbunuh

Chapter 23 - Perlahan Terbunuh

"Hahaha ternyata kamu percaya begitu polosnya dirimu sayang" Kata Andy menolehku dengan muka sinis.

"Tega sekali kamu membohongi istrimu" Kataku terdiam dan mulai menangis.

"Kamu kan istriku yang baik jadi harus nurut apa perkataanku. Jangan membantah jika ingin kamu masih hidup dan melihatku. Kamu mau ngapain emang kerumahmu ? Mau tidur ya sama Kakakmu yang paling kamu cintai" Kata Andy sambil mencekikku perlahan.

Aku diam dan tak bisa berkata rasanya sakit sekali dicekik hampir kehabisan nafas aku ingin teriak yang aku bisa hanya menangis.

"Sudah menyerah ? Apakah masih ingin kamu berniat pulang ?" Kata Andy dengan tangan masih mencekikku.

Aku hanya menggelengkan kepala dan berusaha bernafas. Rasanya aku ingin mati hari saja hari ini

"Awas kamu kalau berani mau kerumahmu lagi aku nggak segan-segan aku akan membantaimu. Jangan pernah kau dekat dengan Kakakmu yang brengsek itu dan Adik lelakimu!" Andy melepas cekikannya dan kembali duduk dikamar.

Jujur saja aku lelah dengan sifat Andy yang semakin hari semakin gila aku lelah letih penat semuanya aku rasa aku ingin mengakhiri semua ini. Tetapi aku berusaha bertahan demi anak dan keluarga kecilku.

----------

Hari-hariku terlewati disana sampai kandunganku saat ini berusia 6 bulan dan aku sama sekali belum pernah pulang kerumah orang tuaku. Tetapi orangtuaku sering mengunjungi aku sesekali dan membawa makanan. Aku mulai merasakan mual hebat lagi dan mulai ngidam lagi. Aku ingin sekali pulang kerumah bertemu nenek kakekku bahkan aku ingin bertemu dengan Kakak-kakakku. Semakin hari aku semakin drop akibat begadang. Akhirnya tiba Hari raya besar agamaku yaitu Galungan. Dimana semua umat Hindu melakukan persembahyangan diPura besar dan kembali pulang kerumah orangtuanya untuk bersilaturahmi.

Aku bersiap-siap juga akan pulang kerumah tetapi aku berfikir untuk tidak bilang dengan Andy. Saat Andy masih tertidur lelap aku sudah selesai bersiap-siap tetapi..

"Woi mau kemana lu pagi-pagi ?" Tanya Andy baru bangun.

"Iya pulang kerumah lah kamu tau kan hari raya sekarang "Jawabku sambil mengikat tali sandalku.

"Pulang aja sana sekalian nggak usah balik kesini lagi!" Kata Andy sedikit membentakku.

"Lah emang aku nggak ingat disini , kalau aku benci disini sudah dari dulu aku minggat" Kataku menatap mata Andy.

Brakkkk.....(Suara memukul pintu) " KAMU TIDAK BOLEH KEMANA-MANA TANPA SEIJINKU!!!"

Kata Andy dengan nada suara marah.

"Gila kamu mau ngurung aku disini ? Lama-lama aku ikut gila . Aku masih waras dan masih ingin berkunjung kerumah kedua orang tuaku. Tolong aku mohon kali ini saja aku kesana. Sudah 2 bulan semenjak aku menikah denganmu aku tidak pulang kerumah. Padahal jarak rumahku hanya sekilo denganmu. Maumu apa sebenarnya ?capek aku gini terus " Jawabku dengan mulai mengeluarkan unek-unekku.

Plakkkkk....( Andy menampar wajahku)" DIAM DAN IKUTI KATAKU JIKA KAMU MASIH INGIN HIDUP DISINI BERSAMA ANAKMU!!!" Kata Andy.

Tok..tok..tok.. (Suara ketukan pintu)

"Ira ? Nak ? Jadi pulang? Katanya sudah selesai siap-siap. Itu motor Ibu bawa mumpung Ibu libur hari ini" Tanya Ibu Mertuaku dari balik pintu.

"Dia nggak jadi pulang katanya kepalanya pusing" Jawab Andy berbohong kepada Ibunya.

"Iya Bu.. Sebentar lagi Ira pulang kok. Sudah ditelfon juga sama Bapak dirumah" Jawabku dengan menahan tangis.

"Kamu nggak apa-apa Nak ?Kamu nangis ?" Tanya Ibu Mertuaku.

"Iya Bu.. Ira nggak kenapa , cuman pilek doang pagi-pagi kan sudah biasa Bu. Ira masih siap-siap Bu kuncinya gantung aja dideket pintu" Kataku kepada Ibu Mertuaku.

"Iya sayang, Ibu taruh disini ya. Kalau mau berangkat tar ingat bilang Ibu ya" Sahut Ibu Mertuaku masih dibalik pintu kamarku.

"Iya Bu" Jawabku.

Perlahan langkah kaki Ibu mertuaku terdengar menjauh dari pintu kamarku dan aku mulai menatap mata Andy dengan sinis. Aku diam tanpa kata dan aku mulai bertanya didalam kepalaku "apakah dia benar menyanyangiku ? apakah dia benar mencintaiku? apakah harus aku disakiti seperti ini? mau dia apa ?"

"Ndy? Aku boleh bertanya satu hal ? Jika aku mati disini karnamu aku tidak apa-apa asalkan berikan aku waktu untuk melahirkan anakku. Setelah itu terserah padamu aku tidak kuat seperti ini. Aku sedang mengandung tetapi fikiranku kemana-mana Ndy." Tanyaku serius pada Andy yang sedang menatapku.

" Kamu tau aku sayang sama kamu. Aku cuman tidak ingin kamu pisah dariku . Aku mau kamu tetap selalu ada buat aku. Tidak lebih dari itu Ra" Jawab Andy menundukan kepala dan memelukku.

"Heii.. aku tidak akan pergi darimu tapi aku mohon jaga prilakumu jangan kasari aku seperti ini. Aku lelah seperti ini yang aku ingin disini hidup bahagia Ndy bukan hidup tersakiti. Jika kamu seperti ini terus suatu saat nanti akan ada lelah dikepalaku Ndy dan masa bodo yang akan keluar" Jawabku dengan menjauhkan diri dari pelukan Andy.

"Iya Ra aku minta maaf aku selalu kasar denganmu. Aku tidak ingin kamu pergi dariku Ra itu saja" Sahut Andy dengan menundukan kepala.

"Oke aku mengerti" Aku diam dan duduk menjauh dari Andy.

Andy juga diam begitu pula aku diam tanpa sepatah kata dan hanya memandang televisi dihari ini. Harusnya sekarang aku bisa berkumpul dengan keluarga berbagi cerita , bercanda dan menghilangkan rasa letihku melakukan pekerjaan rumah. Tapi itu semua sepertinya hanya angan-anganku saja. Seketika air mataku menetes dan aku membalikkan badan ke kiri, mempungunggi Andy, berusaha mejamkan mata sembari berharap ada keajaiban terjadi agar aku bisa pulang kerumahku.

------------------

Ting..ting..tong (Suara nada dering ponselku)

Aku terbangun dan tersadar bahwa aku tertidur selama 2 jam . baru aku mengangkat telfon ternyata Andy sudah terbangun dan mendengar telfonku juga. "

ANGKAT DAN LOUDSPEAKER " Andy menyuruhku dengan nada membentak.

Aku mengangkat telfon Ayahku dan mengucapkan salam terlebih dahulu.

(K : Kierra , Y : Ayah)

K: "Om Swastyastu, Haloo Yah?"

Y: "Iya Swastyastu , Ira? lagi dimana Ra ? Kok tidak pulang sekarang kan hari raya?

K : "Maaf Yah Ira tidak bisa pulang hari ini . Ira sedang sakit Yah. Mungkin besok Ira kesana"

Y : "Nak ini hari raya besar harusnya kamu pulang dan sembahyang dirumah. Kenapa kamu tidak bilang sama Ayah kalau lagi sakit?"

K : "Iya Yah Ira tidak mau ngerepotin Ayah terus. Besok Ira kesana Yah, sepertinya sekarang Ira turun tensinya karena begadang persiapan hari raya Yah"

Y : "Kamu yakin baik-baik aja Nak? Ayah kesana ya mau nengokin sekalian tak bawain buah sama jajan"

Andy memberikanku kode agar Ayahku tidak usah kerumah.

K : "Tidak usah Yah. Besok Ira kan kesana sekalian Ira juga mau ambil stok susu yang dilemari dapur Yah . Ira kehabisan susu disini Yah"

Y : "Baiklah Ayah akan menunggumu besok dan ingat bawa baju ganti ya. Ayah mau ajak jalan-jalan sebentar"

K : "Iya Yah. Makasi Yah udah mau telfon Ira"

Y : "Iya sama-sama. Matikan telfonnya dan istirahat ya Om Swastyastu"

K : "Iya Yah , Om swastyastu"

Aku mematikan telfon ayahku dan melihat wajah Andy yang sudah berubah marah. Aku tidak berani berkata apa-apa dan diam memegang ponselku.

Plakkkk... tamparan Andy mendarat dipipiku"dasar murahan!"