Terlihat seorang wanita yang sedang berkutat di dapur. Tepatnya di dalam rumah yang cukup besar itu dengan design minimalis, dan sebagian dari rumah itu terbuat dari kaca.
Sehingga kalian bisa melihat keluar pemandangan desa yang sangat damai dan asri itu.
Kau bisa melihat pepohonan yang hijau dari sana juga burung-burung yang terbang mengelilingi desa itu.
Such a beautiful villange.
Hana yang sedari tadi berkutat dengan alat dapur sepertinya telah menyelesaikan masak kan yang ia masak sedari tadi.
Ia berbalik dan membawa semangkuk kimchi stew yang masih mengeluarkan asap itu. Ia meletakkan nya di atas meja makan itu.
"Jjaa... sekarang semuanya telah siap," ucap Hana melihat dengan puas berbagi makanan yang telah ia siapkan.
Hana kemudian berbalik dan ingin melepaskan apron yang ia kenakan. Namun sebelum itu terjadi tiba-tiba...
GREB
Sepasang tangan melingkari pinggang ramping milik Hana dari belakang dengan erat. Kemudian di susul oleh ciuman pada pipi kanan nya.
"I'm back honey..." ucap Jun dengan suara berat miliknya.
Sebuah senyuman langsung terukir pada wajah cantik Hana. Tanpa perlu berbalik, ia sudah tahu siapa orang yang dengan berani memeluk nya itu.
"Jun... kau suka sekali memeluk ku dengan tiba-tiba," ucap Hana.
Jun meletakkan dagunya pada bahu sempit milik kekasihnya. "Itu karena kau sangat nyaman untuk di peluk honey," ucap Jun.
Hana berbalik dan ia langsung melihat wajah tampan kekasihnya, tangan nya terulur mengusap sisa kering pada pelipis kekasihnya.
"Chagi, kau pasti sangat lelah bukan?" Hana kemudian menunjuk ke arah meja makan dengan dagu nya. "Lihat, aku sudah menyiapkan makanan mu. Jadi bersihkan lah diri mu terlebih dahulu," ucap Hana.
Jun tersenyum dengan tampan nya, ia lalu merapatkan tubuh keduanya. Hingga hidung mereka saling bersentuhan.
"Honey, tidak kah kau terdengar seperti istri ku?" ucap Jun.
BLUSH
Wajah Hana langsung memerah bak kepeting rebus, bahkan hingga ke telinganya.
Hana mendadak salah tingkah. "J-Jun..." gagap Hana.
Dan karena Hana yang salah tingkah, hal itu membuat Jun tertawa dengan pelan. Ia lalu menggesek kan hidung mancung nya pada hidung milik Hana.
"Kenapa kau sangat imut hmm?" ucap Jun yang merasa gemas.
Hana semakin memerah. Bisa-bisa jika seperti ini ia akan mati mendadak karena menahan malu. "C-chagi... berhentilah menggoda ku..." ucap Hana.
Jun tersenyum puas karena telah membuat kekasihnya itu salah tingkah. "Baiklah... baiklah... aku akan berhenti," ucap Jun.
Ia pun melepaskan pelukan nya dari pinggang ramping milik Hana. "Kalau begitu tunggu aku honey," ucap Jun.
Hana mengangguk sebagai jawaban. Jun pun berjalan pergi dari sana untuk membersihkan tubuh nya.
Hana tersenyum melihat punggung kekasihnya yang berjalan menuju kamar itu.
"Chagi!" panggil Hana.
Jun yang baru saja akan masuk ke kamar itu membatalkan niatnya lalu berbalik. "Ada apa honey?" tanya Jun.
Hana menggelengkan kepalanya. "Saranghae..." ucap Hana.
Jun yang mendengarkan ucapan kekasihnya itu langsung tersenyum dengan tampan nya. "Nado saranghae..." balas Jun.
Yang mana kalimat itu berarti kan "aku juga mencintaimu".
Bukan kah itu sangat manis? Seperti itulah Hana yang sangat mencintai Jun, kekasihnya. Setiap ada kesempatan ia pasti akan mengucapkan kata cinta kepada kekasihnya.
...
Di sinilah saat ini pasangan kekasih itu berada, tepatnya di meja makan dengan duduk saling berhadapan.
Jun telah terlihat jauh lebih segar dari sebelumnya dan tentunya semakin tampan. Dalam keadaan kotor tadi pun tetap saja tampan.
"Bagaimana? Kau suka chagi?" tanya Hana.
Jun mengangguk. "Tentu saja honey. Aku selalu menyukai semua masakan mu," ucap Jun.
Yah, tidak pernah satu pun makanan yang di buat oleh Hana tidak ia sukai. Itu karena kekasihnya itu yang sangat pandai memasak.
Hana tersenyum senang. "Thank you..." ucap Hana. Tidak ada yang lebih baik selain mendapat pujian dari orang yang sangat kau cintai.
Hanya mereka berdua saja yang tinggal di rumah itu. Dan rumah itu adalah milik peninggalan kakek Jun yang kini telah resmi menjadi miliknya.
Mereka berdua terlihat seperti pasangan suami istri bukan? Aku sudah tahu kalian pasti akan mengatakan hal itu.
Itu karena mereka berdua yang tinggal bersama di rumah itu. Mereka telah tinggal di Daegu dan di rumah ini dua tahun lamanya.
Dan jika kalian bertanya sudah berapa lama mereka menjadi sepasang kekasih. Maka jawaban nya kalian sisa menambahkan satu tahun pada jumlah tahun mereka tinggal di sini.
Yah, mereka telah menjadi sepasang kekasih tiga tahun lamanya. Sudah cukup lama bukan?
"Chagi," panggil Hana.
Jun mendongak. "Hmm?" jawab Jun dengan gumaman.
"Bagaimana perkebunan mu? Apakah semuanya berjalan dengan baik?" tanya Hana.
Yah, Hana pasti selalu menanyakan tentang perkebunan milik kekasihnya itu. Itu karena Hana ingin Jun dapat berbagi cerita kepadanya.
Karena Jun kekasihnya itu adalah pria yang cukup pendiam. Jun tidak akan berbicara tentang bagaimana lelah dan beratnya ia bekerja mengurus perkebunan itu.
Itu karena Jun yang tidak ingin membuat Hana khawatir kepadanya. Terlebih lagi jika ia memiliki permasalahan, Jun tidak akan pernah menceritakan nya kepada siapapun.
Termasuk Hana, kekasihnya.
Jun mengangguk. "Semuanya baik-baik saja honey. Tidak ada yang perlu di khawatir kan," jawab Jun.
"Ada Woosik yang membantu mu?" tanya Hana.
"Iya, dia datang membantu. Dia kan bekerja kepada ku, jadi pasti dia akan datang untuk membuat ku honey," ucap Jun.
Tentu saja Hana mengenal Woosik. Sudah ku katakan bukan, kalau jumlah warga di desa ini yang masih mudah dapat di hitung jari.
Yang mana umur mereka tidak jauh berbeda dari Hana dan juga Jun.
Hana terkekeh. "Hehehe... aku lupa," ucap Hana. "Bagaimana dengan strawberry nya?"
Jun tersenyum, ia sudah tahu kalau Hana pasti akan menanyakan hal itu. Karena kekasihnya itu maniak strawberry.
"Besok honey... besok aku bersama yang lainnya akan mulai menanam nya," ucap Jun.
Hana langsung bertepuk tangan dengan senang. "Yeay! kau memang yang terbaik chagi!" seru Hana.
Jun tertawa kecil. Bukan kah kekasih itu sangat imut?
Jun kemudian mengingat sesuatu. "Ah! besok kau ingin ikut ke kebun bersama ku honey?"
"Ke kebun?" Jun mengangguk.
"Iya, besok aku akan memanen buah apel. Kau mau ikut?" tawar Jun.
Yah, besok adalah tanggal panen bagi apel yang telah ia tanam saat itu. Ia sudah mengeceknya tadi, dan pohon-pohon apel itu berbuah dengan sangat subur.
Hana dengan cepat mengangguk. "Aku mau!" seru Hana.
"Kalau begitu kau harus bangun jam enam pagi honey," ucap Jun sambil tersenyum.
Sedetik kemudian terdengar suara teriakan Hana dari dalam rumah itu. "JAM ENAM PAGI?! Aku tidak jadi ikut!" seru Hana dengan heboh.