Bryan mengernyit saat mentari pagi menerobos dari balik jendela. Rasa sakit mulai menderanya saat menyadari ia tidur dengan posisi tidak nyaman. Dan saat ini, ia masih berada di ruang kerja.
Sasya masih terlelap dalam dekapannya, menyadari itu Bryan menghela nafasnya lega. "Syukurlah... kamu gak ninggalin saya." Gumam Bryan lirih.
Bryan mengepalkan tangannya, ia harus benar-benar menjaga Sasya. Istrinya.
"Selamat pagi suamiku..." sapa Sasya.
Bryan tersadar dari lamunannya. "Selamat pagi juga istriku." Balasnya dengan senyuman.
Sasya tersenyum manis, kemudian melepaskan diri dari pelukan suaminya. "Aku.. aku mau mandi dulu." Ujarnya setelah beranjak bangun.
"Mau mandi bareng nggak?" Tawar Bryan dengan senyuman menggoda.
Pipi Sasya merona. Segera wanita muda itu menggelengkan kepalanya. "Engga, aku gak mau." Sasya berlari menghindari Bryan.
Bryan menahan tawa melihat tingkah istrinya. "Kupikir, aku juga harus bersiap-siap." Gumamnya.