"Pernah sih… Dulu sewaktu tingkat dua SMP, dia juga pernah sakit cukup parah. Suhu tubuhnya mendadak turun dan sepanjang hari dia terus menggigil kedinginan. Dia bersikeras tidak ingin ke rumah sakit. Katanya cukup dengan hanya berendam di air panas, suhu tubuhnya akan kembali normal. Kami masih SMP waktu itu. Kami juga panik. Terpaksa kami melakukan apa yang ia bilang. Terakhir untunglah suhu tubuhnya naik lagi dan ia kembali normal. Entah ini seperti itu lagi nggak… Dari tadi dia bahkan tidak membiarkan kami mendekatinya, Natsumi." Tampak Rodrigo Wisanto juga mulai panik.
Natsumi Kyoko juga bingung dan sedikit panik pada saat bersamaan. Dia melirik ke arah papan tulis sebentar. Kebetulan memang pada hari itu guru mata pelajaran pertama hingga ketiga tidak datang mengajar lagi. Beliau hanya meninggalkan sederetan tugas yang harus dikerjakan oleh mereka semua dan dikumpulkan sebelum bel tanda jam istirahat pertama.
"Kau coba cek dia, Natsumi. Mana tahu terhadapmu, dia lebih penurut dan lebih ingin mendengarkan…" bisik Verek Felix lagi.
Natsumi Kyoko mendekati sang pangeran tampannya. Dia menyentuh tengkuk belakang sang pangeran. Natsumi Kyoko terhenyak seketika. Dinginnya bukan main! Dia menyentuh tangan kiri sang pangeran. Dinginnya juga tak kepalang tanggung!
"Dingin sekali!" Natsumi Kyoko mendekatkan tangan kiri sang pangeran tampan ke keempat sahabatnya. Keempat sahabatnya juga terperanjat kaget karena memang tangan kiri sang pangeran tampan sedingin AC yang terpasang di ruangan kelas mereka.
"Maxy… Maxy Junior… Kau harus segera ke UKS kurasa… Suhu tubuhmu mengalami penurunan lagi…" bisik Rodrigo Wisanto di samping telinga Maxy Junior dengan lembut.
"Aku tidak apa-apa…" kata Maxy Junior lemah sembari mendorong Rodrigo Wisanto ke samping dengan lemah.
"Coba kau bicara dengannya, Natsumi. Aku tetap merasa terhadapmu, dia lebih penurut dan lebih ingin mendengarkan…" bisik Verek Felix kepada Natsumi Kyoko.
Natsumi Kyoko menarik napas panjang dan menghembuskannya. Dia kembali duduk di tempatnya dan mulai berbisik lembut kepada sang pangeran tampan.
"Maxy… Maxy Junior… Kita ke UKS sekarang ya… Kau sakit… Tubuhmu dingin sekali…" bujuk Natsumi Kyoko sekarang.
Maxy Junior spontan mengangkat kepalanya tatkala ia mendengar ada semacam suara lemah lembut yang begitu tidak asing di telinganya.
"Aku baik-baik saja, Natsumi. Sakit seperti ini sudah biasa. Tak apa… Jangan khawatir…" Maxy Junior berusaha menampilkan senyuman menawannya seperti biasa. Akan tetapi, senyumannya kali ini sedikit pucat pasi.
"Tetap saja kau perlu ke UKS sebentar. Tubuhmu begitu dingin. Aku takkan merasa tenang sebelum aku membawamu ke UKS dan memastikan kau baik-baik saja, Maxy Junior," pinta Natsumi Kyoko sedikit memaksa sekarang.
Masih dengan senyuman menawannya, Maxy Junior menatap dalam ke kedua bola mata sang bidadari cantiknya. Dia berusaha menebak apa yang ada dalam pikiran sang bidadari cantiknya. Namun, pikiran perempuan memang penuh dengan lautan misteri. Dia tidak berani membuat tebakan apa pun.
"Ayo… Aku bawa kau ke UKS ya…" pinta Natsumi Kyoko lembut lagi.
"Ke UKS saja deh, Maxy Junior… Tubuhmu begitu dingin loh… Sama kayak waktu itu… Nanti kau pingsan di sini pula dan kami tidak tahu bagaimana caranya menanganimu," tukas Saddam Demetrio.
Maxy Junior mereka-reka selama beberapa saat.
"Aku tidak mau ke UKS. Aku tidak perlu ke sana. Dengan kondisiku yang begini, aku hanya perlu berendam di air panas selama setengah jam hingga satu jam. Aku ingin pulang saja."
Alis Natsumi Kyoko dan keempat sahabat Maxy Junior terangkat sedikit begitu mereka mendengar perkataan itu.
"Kau tidak bisa menyetir sendirian ke rumah. Kau tidak mungkin menyetir dalam kondisi begini," sahut Verek Felix menimpali.
"Aku bisa naik Grab," kata Maxy Junior tersenyum lagi. "Natsumi… Bisa mintakan surat izinku dari Kepala Sekolah kan?"
Natsumi Kyoko mengangguk. Keempat sahabat Maxy Junior akhirnya terdiam. Jika Maxy Junior sudah menginginkan sesuatu, tak ada seorang pun yang bisa menghalanginya.
Natsumi Kyoko membantu membereskan semua buku dan perlengkapan sekolah Maxy Junior. Maxy Junior menyelempangkan tasnya di bahu dan berjalan keluar dari kelas.
"Hati-hati, Maxy Junior… Sepulang sekolah, kami akan ke rumahmu menjengukmu nanti…" kata Thobie Chiawan. Sebagai balasan, Maxy Junior hanya mengacungkan jempolnya.
Natsumi Kyoko membawa Maxy Junior keluar dari kelas dan turun ke lantai bawah. Mulai terdengar bisik-bisik dari teman-teman sekelas mereka.
"Maxy Junior sakit… Sang bidadari cantiknya yang membawanya pulang… So sweet banget mereka…"
"Meski dalam keadaan sakit dan lemah, Maxy Junior tetap tampan ya… Kadang aku sering berpikir dia itu malaikat; dia bukan manusia…"
"Huss…! Nanti mereka bisa dengar loh…"
Natsumi Kyoko berhasil memperoleh surat izin dari si kepala sekolah. Si kepala sekolah yang melihat wajah Maxy Junior yang begitu pucat dan merasakan sekujur tubuhnya yang dingin bagai mesin pendingin di ruangannya, segera mengeluarkan surat izinnya.
"Bisa saya minta tolong lagi, Pak Kepala Sekolah?" tukas Maxy Junior lirih. Pak Kepala Sekolah mengangkat kedua alis dan matanya.
"Natsumi Kyoko adalah sepupu jauh saya. Dia yang akan menjaga dan merawat saya sesampainya saya di rumah nanti. Bisakah Bapak sekalian mengeluarkan surat izin untuknya?"
Tentu saja Natsumi Kyoko mengerutkan dahinya dan serta-merta berpaling ke samping. Dia hanya mendapat seringai nakal dan kedipan mata dari sang pangeran tampan.
"Ibumu?" tanya si kepala sekolah singkat.
"Dia selalu sibuk mengurus perusahaan-perusahaannya. Saya tidak ingin merepotkannya…" balas Maxy Junior sama singkatnya.
Pak Kepala Sekolah hanya mendengus ringan. Beginilah kehidupan para orang kaya dan anak-anak mereka yang sering kali terlantar. Namun, walau jabatannya terhitung cukup tinggi, dia tetaplah hanya makan gaji di sana. Dia pun mengeluarkan selembar surat izin buat Natsumi Kyoko Suzuki juga.
Natsumi Kyoko mengantar sang pangeran tampan sampai lantai bawah.
"Kau meminta pertolonganku tanpa persetujuanku dulu. Bagaimana dengan tas, buku dan segala perlengkapan sekolahku yang masih ada di kelas?" Natsumi Kyoko berkacak pinggang sembari merapatkan sepasang bibirnya di hadapan sang pangeran tampan.
"Sorry, Natsumi… Really really sorry… Aku takut aku akan pingsan dan aku tidak ingin terlantar sendirian di apartemenku nanti. Kau mau menunggu sebentar kan sampai aku selesai berendam di air panas? Buku, tas dan segala perlengkapan sekolahmu, aku akan mintol orang Thobie yang simpankan nanti." Walau sakit, Maxy Junior masih bisa memancarkan sedikit dari senyuman menawannya.
"Kau tidak pulang ke rumah? Kau mau pulang ke apartemenmu?" Natsumi Kyoko sedikit membesarkan matanya.
"Aku tidak ingin ibuku tahu mengenai sakitku hari ini… Aku ingin ke apartemenku saja…"
Karena wajah Maxy Junior semakin pucat pasi dan ia semakin lemah dari menit ke menit, terpaksa Natsumi Kyoko mengangguk mengiyakan. Dia mulai mengetikkan alamat apartemen Maxy Junior sesuai dengan yang dikatakan oleh sang pangeran tampan. Beberapa saat kemudian, datanglah mobil Grab yang akan membawa mereka ke apartemen Maxy Junior.
Namun, ternyata Maxy Junior mendadak pingsan nan tak sadarkan diri di dalam mobil Grab yang ditumpanginya. Dengan bantuan si sopir Grab sendiri, dan kedua satpam apartemen, akhirnya Natsumi Kyoko berhasil membawa Maxy Junior yang sudah tidak sadarkan diri sampai ke depan pintu apartemennya. Untunglah pintu apartemen bisa segera dibuka dengan menggunakan sidik jari Maxy Junior selaku pemilik apartemen tersebut.
"Tuan Maxy Junior tidak apa-apa kan, Nona?" tanya si satpam sedikit cemas.
"Tak apa… Katanya dengan berendam di air panas, dia akan baikan dengan sendirinya…" kata Natsumi Kyoko mengikuti apa yang dikatakan oleh sang pangeran tampan.
"Oke… Jika butuh apa-apa, call saja ke bawah, Nona…" kata si satpam yang satunya lagi.
"Oke… Thank you, Pak Satpam…" kata Natsumi Kyoko. Kedua satpam dan si sopir Grab pun mengundurkan diri.
Saat Natsumi Kyoko menutup rapat pintu apartemen, saat itulah dia menjerit nyaring seketika. Sekonyong-konyong dia teringat sesuatu. Bagaimana Maxy Junior bisa berendam dalam air panas jika ia masih berpakaian seragam lengkap begitu? Kenapa tadi ia bisa sampai lupa minta tolong pada kedua satpam dan si sopir Grab untuk sekalian menanggalkan seragam Maxy Junior dan sekalian membawanya masuk ke dalam bath tub?