Chereads / Baron, The Greatest Animagus (Indonesia) / Chapter 17 - 17. Membaca Buku Diary

Chapter 17 - 17. Membaca Buku Diary

Baron tidak menyangka jika ia akan bermain-main lagi ke dunia manusia dan bertemu dengan gadis yang menarik. Saat ia sedang melintas di depan rumahnya, wanita yang kini sedang berbaring di kasurnya telah melihatnya.

Ia yakin sekali jika baru saja wanita ini benar-benar membelalakkan matanya dan melihat wujud Baron. Ia benar-benar penasaran pada wanita itu.

Majer sedang bersenang-senang mengejar kucing liar di jalan utama. Baron tidak akan mengganggunya. Ia lebih baik menyelinap ke kamar wanita misterius ini dan mencari tahu tentangnya. Sepertinya mengintip sedikit ke sana tidak akan masalah.

Wanita itu sedang tertidur pulas dengan wajahnya yang cantik. Baron sering melihat wanita cantik di Emporion, tapi tidak pernah ada yang lebih menarik perhatiannya. Wanita itu memiliki sesuatu yang berbeda dari wajahnya yang manis.

Kamar wanita itu agak berantakan, tapi sepertinya cukup nyaman. Baron melihat beberapa foto yang dipajang di dinding. Ada sebuah foto wanita itu dengan teman-temannya.

Lalu ada foto wanita itu bersama ibunya; ia mengenakan gaun hitam yang cantik. Sepertinya di foto itu sedang ada acara pesta. Dan masih banyak lagi foto lainnya.

Baron terkesima melihat foto-foto itu. Di dunianya, tidak ada foto seperti itu. Animagus Kera biasanya menggambar di sebuah kanvas khusus yang terbuat dari serat kayu Maronay. Tintanya ditambah dengan serbuk ajaib yang terbuat dari meteor yang jatuh di dekat lautan Emporion, sehingga menghasilkan gambar yang hidup.

Ia tidak pernah dilukis sebelumnya oleh Animagus Kera. Mungkin sesekali ia harus mencobanya.

Baron menjaga agar ia tidak membuat banyak suara. Ia sudah mengecek ke kamar sebelah dan ibunya sudah tertidur.

Lalu, Baron duduk di balik meja belajar dan melihat-lihat. Ada banyak buku yang berserakan di sana. Ia mengambil salah satu buku itu dengan gambar sampul bebek yang dihiasi oleh bintang-bintang.

"Menggemaskan sekali," ujar Baron pelan.

Baron jarang sekali melihat bebek. Di Emporion hanya terdiri dari animagus yang berbentuk hewan liar. Tidak ada animagus yang berbentuk hewan-hewan ternak dan hewan-hewan yang biasanya dijadikan hewan peliharaan, kecuali Baron. Ia bisa berubah menjadi hewan apa saja, namun hanya hewan darat saja.

Itulah sebabnya ada beberapa animagus peternak yang perkerjaannya adalah berternak sapi, ayam, dan domba. Baron sering berhubungan dengan mereka karena ia bertugas untuk mendukung kebutuhan pangan di istana.

Perlahan, Baron membuka buku bebek itu dan membacanya. Ia disambut oleh sebuah tulisan di bagian depannya.

'Buku ini milik Victoria Evans.'

Jadi, nama wanita itu adalah Victoria. Baron pun membuka lagi lembaran berikutnya.

"Dear Diary. Hari ini adalah tahun baru. Aku habis berpesta bersama teman-teman SMA-ku. Britanny dan Justin mabuk, lalu mereka tidur bersama. Carol yang memberitahuku. Dia mengajakku untuk melihat hal itu dengan mata kepalaku sendiri, tapi aku tidak mau melihat mereka. Carol bilang bahwa aku beruntung karena tidak pernah mengakui cintaku pada Justin, dia adalah seorang pria yang berengsek."

Baron jadi bertanya-tanya, siapa itu Justin? Baron membolak-balik halaman berikutnya. Buku itu berisi tentang curahan hati Victoria dengan tulisan tangannya sendiri.

Ini adalah sebuah kesalahan. Seharusnya, Baron tidak pernah membaca rahasia orang lain. Namun, semakin ia membacanya, semakin banyak hal lucu yang membuatnya penasaran akan wanita yang sedang berbaring di sebelahnya ini.

Sebuah foto yang menempel di buku itu menarik perhatian Baron. Di foto itu, Victoria tampak sedang berpelukan bersama seorang pria tua. Wajah pria itu tidak jelas karena posisinya sedang tertawa sambil mendongakkan wajahnya ke atas.

Di bagian bawah foto itu terdapat tulisan, "Aku tidak percaya jika papa sudah tiada. Aku selalu berharap jika papa selamat dan semua mimpi buruk ini segera berlalu."

Victoria mencantumkan tanggal di sana. Menurut kalendar di dunia manusia, itu sudah terjadi empat tahun yang lalu.

Tiba-tiba, Baron merasakan ada gerakan di sebelahnya. Victoria terbangun, dan ia menatapnya terkejut. Baron menaruh buku itu di meja dengan terburu-buru. Wanita itu sedang menyalakan lampu di nakas ketika Baron berubah menjadi laba-laba kecil.

Ia bersembunyi di bawah meja yang mana itu tidak perlu. Victoria tidak akan menyadari bahwa ia masih berada di kamarnya dalam wujud yang berbeda. Ia turun dari ranjangnya dan melihat keluar melalui jendela.

"Oh no," gumam Victoria sambil menutup jendela itu.

Victoria menatap wajahnya di cermin yang menempel di dinding lalu ia pergi ke toilet. Baron penasaran ingin mengikutinya. Namun, bagaimana jika Victoria melihatnya lagi? Baron mengingatkan dirinya sendiri bahwa ia sekarang adalah seekor laba-laba kecil.

Jadi, Baron memanjat kursi dengan kedelapan kakinya. Saat ia tiba di atas kursi, ia kembali berubah menjadi manusia. Baron memperbaiki buku diary bebek itu ke tempatnya semula.

Sepertinya, Victoria telah selesai urusannya di toilet. Baron kembali menjadi laba-laba dengan cepat.

"Siapa di sana?!" seru Victoria.

Hampir saja Baron ketahuan. Ia merayap turun dari kursi dengan kecepatan seekor laba-laba. Sepertinya Victoria melihatnya.

Wanita itu pun menjerit dengan suara nyaring. Ia mengambil buku di meja. Dengan kasar, ia memukul-mukul buku itu ke arah kursi dan hampir mengenai kepala Baron.

Bagaimana bisa dunia manusia sekejam itu? Baron mengumpat dalam hati. Lalu, ia pun melompat ke atas meja. Kini Victoria memukul-mukul meja sambil masih menjerit histeris.

Baron berhasil melompat ke jendela dan menyelinap keluar melalui celah sempit. Ia mengeluarkan cairan dari mulutnya dan membentuk benang tipis yang cukup kuat untuk menopang tubuhnya. Baron pun turun perlahan menuju ke tanah.

Baron mendongak ke atas. Victoria sedang membuka jendela kamarnya dengan kasar dan melihat ke arah taman. Tampaknya wanita itu masih penasaran dengan sosok laba-laba misterius.

Ia seratus persen yakin jika Victoria tidak bisa menemukannya sekarang. Wanita itu tidak mungkin menyusul ke bawah dan memburunya hingga tewas, bukan?

Baron menghela napas lega saat Victoria menutup kembali jendelanya. Kini lampu kamarnya menyala terang. Ada bayangan ibunya sedang berdiri di sebelahnya.

Baron berubah wujudnya menjadi seekor tikus dengan 'pop' pelan. Ia berlari cepat menelusuri taman dan keluar melalui lubang kecil di dekat pagar kayu. Lalu ia berubah lagi menjadi seekor anjing dan segera berlari menuju ke tempat Majer.

Jantungnya berdegup kencang, ia merasa takut. Tidak ada satu manusia pun di dunia ini yang bisa melihat Animagus. Ada sesuatu yang berbeda dari Victoria. Caranya menatap Baron benar-benar dalam. Wanita itu bisa melihatnya.

Ia berlari melewati perumahan dan berbelok saat tiba di jalan besar. Ia bisa melihat Majer sedang duduk di jungkat-jungkit sambil mengelus-elus kepala seekor kucing. Majer sudah tidak terlihat tegang seperti saat pertama kali ia tiba di dunia manusia.

Kucing berbulu hitam itu hanyalah seekor kucing jalanan biasa. Biasanya hewan-hewan bisa melihat dan merasakan keberadaan Animagus, terutama kucing.