Chereads / Inevitable Fate [Indonesia] / Chapter 42 - Dia Menyukaimu

Chapter 42 - Dia Menyukaimu

Ooh no amai kaori to

kagayaku Ruby drop

- Apple (Japanese Ver) by GFRIEND -

============

Orang-orang yang barusan disebut oleh Nathan Ryuu, mereka segera memutar badan setelah sebelumnya mereka mengobrol agak jauh dari si Onodera.

"Ya, Tuan!" Itachi sebagai tangan kanan Nathan Ryuu pun segera menghampiri etalase.

"Baik, Tuan!" Zoku adalah asisten pribadi Onodera muda, dan dia tentu saja mengenali Reiko, dan begitu juga Reiko. Meski begitu, mereka saling diam bagai saling asing.

"Sepertinya semuanya enak, Onodera-san." Handa, salah satu kolega Nathan Ryuu pun tersenyum, ikut mendekat seperti halnya Itachi dan Zuko. "Tapi, aku akan memilih dulu. Silahkan Aiba-san dan Izayama-san duluan!"

"Baik, terima kasih, Handa-san." Aiba Itachi menundukkan kepala secara singkat ke kolega majikannya dan beralih ke Reiko sambil berkata, "Tolong berikan saya satu porsi yang pedas, Nona Arata." Dia sudah menetapkan pilihannya.

"Wuah, Itachi-san! Kau berani makan pedas rupanya!" Izayama Zuko sang asisten yang cerewet menanggapi pilihan rekan kerjanya.

"Itu bukan hal sulit untukku." Itachi menimpali dengan nada datar dan muka lurus.

Tak mau kalah, Zuko pun berkata, "Aku juga ingin yang pedas!" Sebagai sesama orang yang dekat dengan Nathan Ryuu, terkadang Zuko tidak ingin kalah dari Itachi.

Lalu, Reiko lekas membungkuskan porsi ayam sesuai yang dipilih kedua pria tadi dan menyerahkan secara bergantian. Sementara itu, Nathan Ryuu masih mengobrol ringan dengan Handa Yojiro di depan etalase sambil Onodera muda memakan ayamnya.

"Handa-san, silahkan." Itachi mempersilahkan Handa Yojiro untuk mulai memilih.

"Ahh, sudah giliranku, yah!" Handa Yojiro memutar badannya dan menghadap ke etalase dan menatap sejenak ayam-ayam di sana. "Hm ... karena aku kurang bersahabat dengan pedas, mungkin yang biasa saja. Apakah bisa ditambahkan keju atau mayones?" tanyanya ke Reiko.

"Ohh, bisa, Tuan! Silahkan Tuan memilih sendiri dressing yang diinginkan." Reiko secara sopan menunjuk ke deretan saus pelengkap yang berada di samping etalase.

"Ahh, ya, domo arigatou gozaimasu!" Handa Yojiro tak lupa mengucapkan terima kasih setelah menerima ayamnya dan bisa memilih saus.

"Douitashimashite[1]," balas Reiko sambil anggukkan kepala.

"Reiko, aku pamit dulu, yah! Terima kasih untuk ayam lezat ini." Nathan Ryuu selesai membayar semua ayam yang dibeli mereka berempat. Ia mengacungkan salah satu karton ayamnya yang sudah hampir kosong sambil tersenyum ke Reiko.

"Ahh, ya, Ryuu-san. Hontoni arigatou gozaimasu!" Reiko tak lupa mengucapkan itu pada si pria Onodera.

"Ie ie[2] ...." Lalu pemuda itu pun berjalan menjauh dari lapak itu.

Baru saja Nathan Ryuu dan rombongan kecilnya sudah menjauh, Bu Sayuki berlari ke Reiko dan bertanya, "Mereka sudah pergi?"

"I-iya, Bu, mereka sudah pergi." Reiko menjawab dengan canggung, juga heran. Kenapa pula Bu Sayuki berlari ke dia hanya untuk menanyakan Nathan Ryuu?

"Ahh, kau ini!" Bu Sayuki menampar lengan Reiko, meski tidak terlalu keras, namun tetap saja mengagetkan gadis itu. Sadar bahwa tindakannya terlalu impulsif, Beliau segera menghamburkan senyuman untuk Reiko dan berkata lebih manis, "Reiko, kau ini ... harusnya kau tadi memanggil ibu agar ibu bisa menyapa Tuan Ryuu sejenak."

"A-ahh, iya, maafkan aku, Bu." Reiko tetap harus meminta maaf meski dia merasa heran. Haruskah demikian? Memanggil Bu Sayuki jika Nathan Ryuu datang?

Melihat adegan tadi, Runa tercengang. Sejak kapan ibunya jadi perduli dengan lelaki bernama Nathan Ryuu? Dan apa-apaan sikap seperti itu tadi? Ada apa dengan ibu dan sahabatnya? Kenapa setelah dia tinggal seminggu saja, semua jadi banyak berubah?

Usai Bu Sayuki kembali ke belakang, Runa pun segera menghampiri Reiko dan tak bisa menahan keinginan untuk bertanya, "Rei-chan ... sejak kapan Nathan Ryuu datang ke lapak kita ini untuk membeli ayam?"

Melihat tatapan menyelidik dari Runa, Reiko harus mencari jawaban yang pantas atau Runa bisa cemas nantinya. "Ano ... itu ... beberapa hari lalu. Dia tidak kerap datang, kok!"

"Lalu, Ibu ... kenapa dia ingin menyapa Nathan Ryuu?" Runa belum puas dan mengajukan pertanyaan lainnya.

"Itu ... itu karena Ryuu-san pernah memborong semua ayam di etalase saat dia pertama kali datang ke sini." Tak ada yang bisa disembunyikan dari Runa, Reiko pun berpasrah diri menceritakan ini.

"Hah? Memborong? Kau yakin?" Runa terpekik pelan. Reiko mengangguk, dan Runa melanjutkan, "Kenapa kau tidak cerita padaku? Hm?" Ia menatap curiga ke sahabatnya.

"Ru-Ru-chan ... jangan memandangku seperti itu!" Reiko jadi gugup. Salahkah apabila dia ingin merahasiakan hal tersebut?

"Apalagi yang sudah kau sembunyikan dariku, Rei-chan?" Runa menyipitkan mata.

"Aiihh ... tidak ada lagi, oke? Lihat, itu ada pembeli hendak ke sini. Aku akan ladeni dulu, yah!" Reiko menunjuk dengan dagunya kepada sekelompok pembeli yang mendekat ke lapak mereka.

Mau tak mau, itu membuat Runa menyingkir dan kembali ke meja kasir.

.

.

Di kamar, setelah selesai berjualan, Runa bertanya sambil berbaring menyamping menghadap Reiko. "Ne, Rei-chan ... apakah kau menyukai Nathan Ryuu?"

"Heh? Menyukai dia? Tidak."

"Kau yakin?"

Ada apa dengan keluarga ini? Sekarang bahkan Runa juga menuduh dia dan Nathan Ryuu memiliki hubungan khusus?

"Tentu saja aku yakin. Apakah aku harus menyukai dia?"

"Um, tidak perlu, sih!"

"Kenapa kau bicara begitu, Ru-chan?"

"Yah, karena ... aku merasa kalau pria itu menyukaimu."

"Me-menyukaiku?" Alis Reiko terangkat tinggi-tinggi.

Runa mengangguk. "Memangnya kau tidak merasa itu?"

Reiko menggeleng dengan wajah bagai orang bodoh.

"Tsk, kau ini terlalu lugu atau terlalu cuek, Rei-chan!" Runa pun berbalik dan memunggungi Reiko.

Sementara itu, Reiko masih diam dan merenungi ucapan Runa baru saja. Nathan Ryuu menyukai dia? Bukankah pria itu hanya suka menolong saja?

-------------------

[1] "douitashimashite" = "sama-sama" adalah jawaban untuk ucapan terima kasih secara formal. Kalo yang informal, bisa diucapkan: "douita".

[2] "ie ie" = "gak masalah" / "no problem". Ini biasa diucapkan sesudah seseorang berterima kasih selain kata "douita".