Hiii...
Happy Reading!
****
Mata pria itu tampak terpejam beberapa saat, ia berfikir. Kenapa gadis bar bar seperti Rindu mempunyai Sahabat sehebat Bunga? Aah, dia malas berurusan dengan gadis bar bar itu!
"Menyedihkan, tinggalkan saja gadis bar bar itu! Dia tidak pantas menjadi temanmu" hasut nya pada Bunga.
Emosi Galang selaku teman Rindu kembali tersulut dibuatnya, ia semakin ingin membuat pria tua itu mati ditangannya. "Pak tua bangkotan! Jangan menghina Rindu karena dia tidak mau ke Sma Kejora!" bentak Galang mulai hilang akal.
Mengabaikan kegilaan Galang, pria itu meneruskan hasutannya. "Sma Hexagon sangat tidak pantas untuk murid cemerlang seperti mu, di sini hanyak preman. Bapak takut nanti kaku tersiksa di sini"
Bunga membisu, ia hanya mengedipkan matanya beberapa kali dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Bukannya di setiap sekolah, preman itu ada yah?" heran Bunga.
"T-tapi di Sma Kejora tidak ada preman satu pun, mereka semua adalah anak-anak berbakat!" tepis pak tua sedikit tersendat-sendat.
"Hmm.. Pak Tejo, mohon maaf nih.. Saya izin menjelaskan alasan kenapa saya tidak mau pindah." ujar Bunga serius, pak tua itu mengangguk karena belum menyadarinya.
Sedangkan semua orang yang ada di sana menyemburkan tawa mereka, Bunga itu sangat lah berani. Keberanian Bunga itu sangat luar biasa!
Setelah terdiam sejenak pria tua itu tersadar, "Nama saya Tenoria Jordan! Bukan Tejo, Bunga! Jangan sembarangan kamu!" bentak pria itu marah.
"Lah? Apa bedanya pak? Saya kan ngambil dua huruf nama bapak, artinya bukan sembarangan" sahut Bunga. "Tapi kam--"
Tangan Bunga menyuruh pak Tejo untuk diam, anehnya pria yang sudah berusia 60 tahun itu kincep. "Alasan saya tidak mau pindah itu ada sepuluh." terang Bunga.
"Pertama karena sahabat saya yaitu Rindu ada di sini, kedua Saya males ngurus berkas ke pindahan, ketiga saya males perkenalan diri lagi, ke-empat saya males beradaptasi kembali, ke-lima saya tidak ingin punya guru seperti pak Tejo, ke-enam saya tidak ingin menjadi murid normal di sekeliling murid abnormal yang mengejar suatu target, ke-tujuh.. Haaah"
Nafas Bunga habis, ia menunduk sebentar untuk menormalkan nafasnya yang hampir tidak ada lagi. Galang berinisiatif memberikan air minum untuk Bunga, setelah minum ia kembali berdiri tegak dan melanjutkan pernyataan nya.
"Ke-tujuh saya tidak suka di kelilingi murid yang ambisius, ke-delapan saya mengikuti klub voli ini karena hobi, bukan untuk menjadi yang terbaik. Ke-sembilan saya menduga Sma Kejora tidak ada rasa santai, ke-sepuluh saya sangat yakin di sana tidak ada Seblak!"
Melongo tak percaya, yah.. Semua orang berekspresi sama, yaitu melongo. Penyebabnya tidak ingin pindah aneh sekali, apalagi yang terakhir!
"Udah pak, silahkan kembali ke asal anda karena saya risih melihat anda" usir Bunga secara langsung.
Tidak tahan dipermalukan lebih banyak, pak Tejo pergi bersama anak didiknya. Setelah mereka pergi, Gala dan teman-temannya berseru kagum terhadap Bunga.
"Hebat bangett!" seru mereka tak henti-henti nya kagum. Bunga terbahak, "Udah dong, nanti kepala gue gede lagi" ujar Bunga menyuruh mereka berhenti.
"Laper nih, gimana kalo kita ke kantin aja?" ajak nya diangguki yang lain, xBoleh juga, kita juga lagi laper" ujar mereka.
Akhirnya, setelah membereskan bola voli yang berantakan, mereka beranjak pergi dari Lapangan voli indoor.
"Bung, lu pindahan dari mana?" tanya Helio. Bunga yang sedang berbicara dengan Galang menoleh ke asal suara, "Kalimantan," terangnya.
"Waa! Jauh banget, kok pindah?" heran Helio, Bunga meringis karena malu, ia berkata kalau sebelumnya dirinya mendapa D.O dari sekolahnya.
Mereka paham tanpa dijelaskan lebih detail, dari prilaku Bunga menanggapi pak Tejo saja mereka sudah tau. Mulut Bunga tidak bisa di saring jika tengah berbicara, pasti yang ia ajak bicara kepala sekolahnya langsung.
****
Galang dan teman-temannya pamit setelah selesai makan, mereka berkata sebentar lagi bel, gawat kalau telat masuk.
"Rindu dimana yah?" gumam Bunga menoleh ke kanan dan kiri, mencari keberadaan Rindu. "Eh? Oh iyaa, dia kan lagi tanding" lanjut Bunga memukul kepalanya pelan.
Setelah bertanya pada seorang siswi yang kebetulan ada disampingnya, "Eh, lapangan bulutangkis dimana?" tanya Bunga, siswi itu menatap Bunga dari kepala sampai kaki. Terdiam sebentar dan menjawab, "Lurus ke sana, belok kanan. Samping lab kimia,"
Bunga mengangguk faham, setelah berterimakasih, ia berlari kencang menuju arah yang sudah ditunjukkan. Ah, ia melihat lapangan!
"Kyaaaaa! Rinduuuu! Aku padamuuu!"
Mendengar teriakan dari para pria, Bunga mengerutkan keningnya bingung. "Kenapa Rindu diteriaki?" gumam Bunga.
Begitu sampai di lapangan bulutangkis, ternyata di sana banyak sekali pria yang mengelilingi lapangan. Bahkan ia menangkap beberapa seragam berbeda dari serangan Sma Hexagon, itu artinya siswa dari sekolah lain pun ikut menyaksikannya.
Tak!
Priiittt!
"Pemenangnya Rindu!" seru mc.
Rindu yang tengah menyeka keringat dengan senyum menawannya, karena memang ingin menyusul Rindu. Ia berteriak, "Rindu!" mendengar namanya disebut, Rindu menoleh ke arah Bunga.
Waa.. Rindu hebat__ gumam Bunga dalam benaknya.
Bunga sangat kagum karena Rindu bisa mendengar suaranya di tengah-tengah keramaian. Ia melihat Rindu berjalan menghampiri dirinya, tersenyum manis dan melambaikan tangan pada Bunga.
"Gimana tadi masalah voli? Galang gak ngomel kan? Si Gieb gak jahat sama lu kan" tanya Rindu sekaligus. Bunga meringis, "Pantes yang nama nya Gieb sangar, dia nge buruk in sifat anak voli yang lain" terang Bunga.
Rindu tertawa lepas begitu mendengar penjelasan Bunga, "Giebora memang begitu Bunga, dia tuh suka sama Galang, makanya dia kek singa kelaperan"
Bunga mengangguk faham, ternyata gadis bernama Giebora itu bukannya ingin nge-harem, Giebora seperti itu hanya untuk melindungi Galang dari gadis lainnya.
"Haus nih, bisa beliin air mineral gak? Gue engga bisa nerima air dari mereka," tunjuk Rindu pada segerombol pria yang menatapnya kagum.
"Lah? Kenapa?" heran Bunga memiringkan kepalanya. Rindu terkekeh pelan dan menunjukkan layar ponselnya.
[ Awas ngasih fans kamu perhatian! Nanti mereka makin menjadi, nyusahin! ]
Waa, kalau diperhatikan pacar Rindu sangatlah posesif. Wajar saja sih, siapa yang tidak cemburu melihat pacarnya di kelilingi banyak pria.
"Yaudah gue beliin dulu," ujar Bunga mengangguk, ia melangkah pergi menuju kantin dengan cepat.
Karena terlalu berpaku untuk kekantin secara cepat, Bunga tidak memperhatikan orang yang melangkah dari arah tangga. Tabrakan tak diinginkan pun terjadi.
"KYAAAAA!"
Bunga merasakan tubuhnya terhuyung menuju got yang ada di sebelah kanannya, ia terpekik panik karena akan meluncur kedalam got.
Srekk!
Untungnya orang yang ditabrak oleh Bunga sigap, ia menarik tangan Bunga kencang hingga menubruk tubuh orang itu.
Degh!
Jantung Bunga berpacu cepat saat menatap manik hazel dari orang didepannya. "Perasaan apa ini?!"
****
lanjut gak? lanjut gak? lanjut lah, masa enggaa kehehehe...