Hiii...
Happy Reading!
****
'Plop!'
Ekspresi Samudera terlihat kesakitan saat sang pacar berhasil mengambil kembali lolipop miliknya, "Rin! sakit ih!" keluh Samudera pelan.
Bukannya meminta maaf Rindu malah menjulurkan lidahnya, "Siapa suruh mengambil lolipopku!" ketusnya dan mulai memakan lolipop yang berhasil dia jarah.
Menyadari ada yang aneh dari rasa lolipop milik Rindu, Samudera pun bertanya. "Rin, kenapa permen lu rasanya aneh?"
Degh!
Sejenak Samudera melihat pupil Rindu bergetar sebelum akhirnya senyuman konyol pada wajah sang pacar, "Tentu dong! Ini gue lakukan supaya My Samu engga suka sama permen milik gue!" jawab Rindu kelakar.
Gadis itu terlihat mengeluarkan lolipop berbentuk bintang dari mulutnya, "Rasanya perpaduan dari Pahit, kecut dan Asam bukan? Ini adalah rasa yang Samu benci! Hahahaha!"
Samudera ingin mempercayai jawaban Rindu, tapi entah kenapa hatinya menolak untuk percaya. Jika di ingat kembali, Rindu memakan lolipop itu setiap hari di jam yang sama pula. Sedikit aneh bukan, kalau ingin memakan lolipop kenapa harus di jam yang sama?
Menyadari Samudera ragu dengan jawabannya Rindu hanya tersenyum lirih, tangannya bergerak untuk memeluk tubuh sang pacar dan menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Samudera.
Merasa sang pacar mendusel manja pada dadanya, Samudera pun membalas pelukan Rindu. "Samu gak percaya yah? Wajar sih, gue kan sering bohong." Celetuk Rindu membuat Samudera tersentak.
Dengan perlahan Samudera melepas pelukan mereka, menangkup kedua pipi Rindu menggunakan tangannya untuk menatap mata hazel milik Samudera. "Rindu, gue gak pernah merasa lo bohong." Tegas Samudera menatap mata biru milik Rindu.
Jawaban Samudera membuat Rindu tersenyum lirih, "Aku banyak bohong, banyak sekali kebohongan yang gak di ketahui oleh Samu," ucapnya pelan.
"Aku jahat, bisa-bisanya aku tetap menjadi pacar Samu padahal punya keboho--"
'Cup!'
Suara Rindu terhenti saat kedua bibirnya bersentuhan dengan milik Samudera, mata Rindu menatap manik Hazel dari Samudera. Mencari tahu, apa yang membuat pria itu menciumnya. "Sudah Rin, sudah. Apapun kejahatan yang kamu lakuin ke aku, tidak ada alasan bagiku untuk menjauhi Rindu, apalagi membenci Rindu yang sangat aku cintai." bisik Samudera membuat senyum Rindu merekah.
"Kalau gitu, sana kembali ke kelas. Sebentar lagi bel masuk berbunyi!" usir Rindu dengan mudahnya.
Pengusiran tak sopan yang Samudera dapat membuat pria itu berdecak, "Kirain setelah ungkapin rasa lu balas balik, taunya engga. Ah, males lah." Ketus Samudera melenggang pergi meninggalkan Rindu dan Bunga di ruang kesehatan SMA Hexagon.
Bunga yang mendengar pengusiran Rindu pun sampai berdecak, bagaimana gadis itu bertingkah seenaknya pada pacarnya sendiri?
"Rin, lu gak berlebihan? Samudera sampe ngambek lho, kalau kalian putus gimana?" tanya Bunga panik.
Melihat sahabatnya terlihat panik, segera saja Rindu menenangkan. Acara Ngambek Samudera itu bukan sekali-dua, kalau kalian menilik ulang tingkah Rindu, pastinya kalian akan memakluminya.
Berpacaran dengan Rindu saja sudah menjadi keajaiban, mengingat, sejak awal Smp Rindu di segani para lelaki karena menghajar teman sekelas yang berniat mesum padanya sampai masuk rumah sakit. "Tenang kali Bung, Samu gabakal tahan lama ngambeknya! Kuy ganti baju pake seragam olahraga punya gue! Ntar pulang sekolah kita beli kebab yak." Ajak Rindu menarik tangan Bunga menuju loker para murid.
"Rinduuu!" rengek Bunga hampir menangis melihat tingkah sahabat barunya yang terkesan tak acuh, padahal kan sayang jika Rindu dan Samudera putus.
Apa sahabatnya itu tidak memikirkan apa yang terjadi ketika melepaskan lelaki langka seperti Samudera? Ah, Bunga tidak paham dengan jalan pikir gadis ini!
*****
"Seriusan gapapa?" tanya Bunga khawatir, gadis yang berstatus sahabatnya ini mengajaknya pergi membeli kebab tepat setelah bel berbunyi tanpa memberi kabar terlebih dahulu pada Samudera.
Hei, mereka sungguh pacaran atau hanya sahabatan?! Bahkan jika bersahabat pun tidak mungkin Samudera bersikap begitu dingin pada Rindu!
Kalau terjadi hal yang tidak diinginkan bagaimana? Bunga tidak ingin terlibat dengan masalah seperti ini. Cukup beban pelajaran saja yang dia tanggung, kalau beban percintaan temannya, Bunga tidak akan kuat.
"Gapapa astaga ih! Samu itu gapernah lama marah sama gue! Kuy! Ayo cepet masuk mobil!" desak Rindu menarik tangan Bunga masuk ke dalam mobil Lamborghininya.
Dengan amat sangat terpaksa, Bunga akhirnya masuk dan keduanya pun pergi menuju tempat kebab yang viral di medsos.
Alunan lagu yang di iringi suara Rindu menjadi candu tersendiri bagi Bunga, ternyata selain hebat beladiri dan bulutangkis, suara Rindu pun tidak bisa di anggap remeh.
"Suara lu bagus," puji Bunga membuat gadis yang sedang menyetir itu terkekeh saja. Di banding suaranya, suara milik Samudera lebih bagus.
Terkadang setelah mendengar Samudera bersenandung ria di sela-sela acara membacanya, Rindu reflek akan melempar benda apapun di tangannya pada sang pacar.
Bukan karena jelek, melainkan kalau di biarkan terlalu lama, Rindu takut dirinya akan terhipnotis oleh suara Samudera. Suaranya sangatlah indah dan dalam, sangat menenangkan.
Kembali ke waktu sekarang, Bunga kembali bertanya. "Kok lu banyak punya kelebihan sih, Rin?"
Polos sekali Bunga bertanya seolah Rindu tidak memiliki kekurangan, setiap manusia memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, jadi jangan berpikir orang yang terlihat sempurna memang orang sempurna, paham tidak?
Rindu menggidikkan bahunya cuek, dia pun tidak menginginkan semua kelebihan ini jika 'itu' jadi virus bagi tubuhnya. Ah, sekarangkan bukan saatnya mengingat 'itu'.
Benar, Rindu harus melupakan 'itu' barang sejenak saja. Dia hanya bisa lupa saat tidak di rumah, bisa gawat kalau dia tertelan 'itu', bisa-bisa dirinya dan Samu bisa terpisah!
Jangan pernah bertanya apa Rindu pernah mengabaikan 'itu', dia pernah melakukan tindakan bodoh dan membuat 'itu' hampir merenggutnya
"Udah sampai, turun duluan gih ... gue mau ngambil sesuatu dulu," terang Rindu di angguki Bunga, setelah mendengar pesanan gadis itu, barulah dia keluar menuju sebuah toko kecil.
Melihat Bunga sudah terlihat berbicara dengan pemilik toko, barulah tangannya bergerak meraih lolipop dari dashboard mobil.
Setelah membuka bungkus dan mengemutnya, baru lah Rindu keluar. Sekarang waktunya makan lolipop supaya 'itu' tidak berontak, hehe.
Kedatangan Rindu di sambut cepat oleh Bunga, gadis itu menyuruhnya mendekat, tentu saja tingkah Bunga membuat Rindu mengerutkan keningnya. "Kenapa?" tanya Rindu heran.
Bunga tidak menjawab, gadis itu mengarahkan mata cokelatnya ke arah pemilik toko.
Blush!
Pipi Rindu sontak memerah saat tanpa sengaja pemilik toko kebab yang mereka datangi menghadap mereka, "Ganteng banget, kan?" bisik Bunga cengar-cengir sendiri.
Mendengar kata 'Ganteng' sontak Rindu menerjab, tidak! Samu sangat mempercayai hati Rindu, pria itu pasti sekarang sangat khawatir dengan Rindu, kan?
"Ini pesanannya," ucap pemilik toko menyerahkan pesanan kebab mereka.
Dengan pipi memerah, Bunga bertanya. "Kenapa jualannya sendiri aja? Gaada karyawan lain?"
Pemilik toko kebab itu terkekeh, "Buat apa karyawan, dek? Toko nya kecil kok, saya bisa jaga sendiri."
Tertarik dengan sifat dewasa pemilik toko kebab, Rindu pun mengajukan sebuah pertanyaan absurd. "Abang Jomblo?"
Doeng!
Hump!
Rindu segera menutup mulutnya saat sadar akan kebodohannya, bagaimana bisa Rindu bertanya demikian meski sudah memiliki Samu yang sangat luar biasa?! Sial, pesona dari pemilik toko kebab ini meresahkan!
"Jomblo kok, adek mau jadi pacar abang?" tanya pria itu bergurau.
Siapa sangka, pertanyaan itu membuat pria yang baru memasuki area toko kebab terbakar api cemburu. "Adek, Abang matamu! Dia pacar saya kak! Tolong kesehatannya di tarik masuk lagi!" ketus Samu menarik tangan Rindu supaya bersembunyi di belakang tubuhnya.
"Lho? Samu? Kok kamu bisa tahu aku di sini?"
****
Makasih udah sempat baca cerita ini, luv yuuu!
Lanjut gak? Lanjut lah, masa enggaa..