Chereads / CRAZY WITH YOU / Chapter 3 - Makan Bersama

Chapter 3 - Makan Bersama

Hiii...

Happy Reading!

****

Senandung lagu Rindu lantunkan, terlihat ia berjalan menuju perpustakaan. Tempat dimana pacar kesayangannya sering berdiam diri, ia jamin 100% pacarnya ada di sana.

Begitu memasuki area Perpustakaan. Rindu berteriak, "Samuu~ lo dibagian manaa?"

Penjaga perpustakaan tampak menegur Rindu supaya tenang, namun dengan enteng Rindu mengedipkan matanya centil. "Masa gua di larang sih? Gaada orang selain lo dan Samu juga kan?"

Blush!

Pipi penjaga perpustakaan memerah, ia segera mengangguk dan membaca bukunya kembali. Smirk Rindu tercetak jelas, "Terimakasih, Gamma."

Penjaga perpustakaan itu kaget, setelah mendengar nama nya disebut oleh Rindu. Dia tak percaya kalau gadis cantik itu mengetahui namanya.

"Ah, kau tahu namaku?!" tanya penjaga itu senang bukan main.

Dalam diam Rindu meringis, bagaimana bisa rasa percaya diri itu muncul? Padahal jelas-jelas ia melihat papan nama Gamma di dada kirinya.

Rindu hanya tersenyum manis pada Gamma. Ia mengatakan kalau pamit ingin bertemu Samudera, sang pacar.

Di bagian buku umum, Samudera tak terlihat. Begitu pula dengan bagian buku Filsafat, sosial, dan sains. Ah! Rindu melihat Samudera tengah asik membaca buku di bagian sastra.

Dengan langkah riang, Rindu menghampiri Samudera. Ia begitu senang sampai sampai tidak melihat kaki seseorang yang tergeletak begitu saja dilantai.

Gubrak!

Ringisan kecil terdengar dari bibir tipis Rindu, dia terjatuh setelah tak sengaja tersandung sebuah kaki yang tergeletak.

"Rindu? Kamu gak papa? Aku lupa bilang kalau, Eduard. Teman Samudera juga di sini"

Rindu mendengar dengan jelas perkataan Gamma. Dengan bantuan Gamma, Rindu berhasil berdiri.

"Terimakasih Gamma," ujar Rindu tulus. Dengan wajah memerah Gamma berkata, "Sama-sama, Rindu.. Kalau butuh sesuatu, kabari aku!"

Setelah mengatakan hal itu, Gamma beranjak pergi ketempat asalnya. Rindu menatap seorang pria yang bernama Eduard Liano, sahabat Samudera dengan dingin.

"Kalau saja lu bukan sahabat Samu, udah tak hiik!" gumam Rindu mengepalkan tangannya, menahan emosi itu tidaklah enak tahu!

Rindu menendang Eduard yang tengah tertidur sampai terpental sedikit, lalu berjalan riang menghampiri sang pujaan hati.

"Samuu~"

Pletak!

"Auuuuu! Kok di jitak lagi?!" protes Rindu memegang keningnya yang panas.

"Kata gue tuh mata di jaga! Jangan malah kedap kedip, ke sana lah ke sini lah!" omel Samudera.

Rindu nyengir, "Oke deh gue berhenti kek gitu, asal.."

Tak suka mendengar Rindu menggantungkan kalimatnya, Samudera menatap Rindu penuh rasa protes. "Lanjutin aja napa, omongannya!" omel Samudera.

"Say I love you Rindu.!" pekik Rindu.

Raut Samudera semakin datar, berdecak kesal dengan keinginan Rindu. Ia mengabaikan Rindu dan kembali memfokuskan diri pada buku di depannya.

Srekk!

Degh!

Jantung Samudera berdebar kencang saat Rindu meletakkan kepala dipaha Samudera, tepat diatas buku yang sedang ia baca.

"Lu itu menting-in buku sastra daripada gue? Kesel tau!"

Wajah Rindu tampak cemberut, terlihat jelas Rindu kesal dengan kelakuan pacar ganteng nya itu. Samudera menatap manik biru Rindu dalam, ia menghela nafas dan menundukkan kepalanya.

Cup!

Cup!

Dengan lembut Samudera mengecup kedua mata Rindu, "Gue enggak suka mata indah lu kek gitu, tolong jangan lagi"

Senyum Rindu merekah, akhirnya pacar pemalu nya itu mengungkapkan perasaan sejujurnya.

"Nah gitu dong, kalo gak jujur gue gak bakal berhenti.. Tapi, lu harus ngomong I love you Rindu dulu" cengir Rindu.

Samudera mengalihkan pandangannya dari Rindu, apa apaan itu? Licik sekali Rindu-nya.

Tuing!

Tuing!

Tangan Rindu sangat jahil, terlihat Rindu tengah menoel-noel pipi tirus Samudera yang berusaha keras mengabaikan pacar bar bar nya itu.

"Gue di cuekin lagi?" tanya Rindu menerjapkan mata biru nya.

Samudera segera menyingkirkan tangan Rindu yang terus menoel pipi nya, ia menatap manik mata Rindu dan berkata. "I love you, Rindu. Puas?"

Blush!

Kedua pipi chubby Rindu memerah, ia menatap Samudera tak percaya. Rindu tidak mengira pacar pemalu nya itu bisa mengucapkan kalimat cinta dengan sepenuh hati.

"Kyaa! Makin sayang!"

Rindu terpekik kencang dan memelul leher Samudera, ia tertawa puas sambil menggumamkan kalimat 'I love you, samudera' berulang kali.

"Rin, udah makan?" tanya Samudera tanpa menjauhkan Rindu yang tengah memeluknya.

"Hm? Belom, karena lo engga mau diajak makan.. Jadi gue gak makan juga, ehehe" cengir Rindu.

Samudera mencubit kedua pipi chubby Rindu, ia menyuruh Rindu berdiri dan mengulurkan tangannya. "Buat apa?" tanya Rindu polos.

"Ayo cepet gandeng, kita makan di kantin" ujar Samudera mendesak Rindu.

"Lha? Lo kan anti sama anak anak?" heran Rindu. Samudera berdecak, "Kalau gak gini lu gak bakal mau makan,"

Mendengar perkataan sang pacar, Rindu hanya bisa nyengir lebar. Menampilkan lesung pipi yang terlihat dengan jelas. "Tau aja lu, tapi gausah..Gue engga pengen lu risih"

Kening Samudera berkerut, lalu apa yang di inginkan Rindu? Dia menatap Rindu penuh tanda tanya dan memiringkan kepalanya.

"Bentar, tunggu yaa" Rindu berlari keluar area perpustakaan. Samudera memutuskan membaca buku, guna menghabiskan waktu untuk menunggu Rindu.

Selang beberapa menit kemudian, Rindu kembali dengan sebuah nampan di tangan. Samudera melihat senyuman khas Rindu yang terlihat candu bagi nya.

"Bukannya Kantin jauh? Kok bisa cepet?" heran Samudera, menatap Rindu yang tengah menyusun dua mangkuk bubur di samping Samudera.

"Biasalah!" jawab Rindu, Samudera tak faham sedikitpun maksud dari perkataan Rindu. Ia termenung sebentar dan tersadar, "Ck, lu minta bantuan cowo kerdus lagi? Ngeselin tau makan bekas mereka,"

Rindu meringis mendengar ungkapan sang pacar, menatap manik hazel Samudera dan tersenyum lebar.

"Gapapa, sekali-kali kan gak masalah? Janji deh, setelah ini gak lagi" ujar Rindu serius.

Samudera menghela nafas, apa ucapan Rindu bisa ia pegang? Tapi, jika di ingat-ingat setahun mereka pacaran. Rindu memang tak pernah berjanji seperti sekarang, jadi ia pegang saja janji Rindu.

"Makan yuu, nanti dingin gaenak" ajak Rindu diangguki Samudera.

Begitu melihat Samudera mengaduk bubur-nya, Rindu berteriak histeris. "Kyaaa! Samu! Lo ngaduk bubur-nya?!"

Terlihat jelas Samudera risih mendengar teriakan Rindu, ia menatap Rindu malas dan berkata. "Ya terus? Orang makan bubur itu, kudu diaduk dulu."

"Gah! Setahun pacaran, kok gue baru tau lu tim bubur diaduk?!" tanya Rindu tak percaya, Samudera tampak heran. Kenapa Rindu-nya seperti itu, "Emang lu makan bubur kek gimana?"

"Langsung hap lah! Lu psycho fix! Kita putus!"

Mata Samudera melotot besar, ia menatap Rindu shock. "Lu.. Seriusan minta putus karena bubur?"

"Kagak lah, cuma omongan doang.. Gue kan cinta elu, mana bisa lu gue putusin demi bubur" jawab Rindu.

Aah, Rindu-nya ini suka sekali membuat Samudera geram. Tangan Rindu tampak ditarik oleh Samudera, keseimbangan Rindu goyah, ia akhirnya jatuh kearah Samudera.

Bruk!

Cup!

"Jangan ngomong kek gitu lagi, gue kesel dengernya.. Mulut lu lemes banget," gumam Samudera pelan.

Rindu di buat cengok oleh Samudera, ia masih kaget karena mendapat kecupan di pipi secara mendadak dari Samu-nya. Rindu menoleh, menatap manik hazel Samudera yang tengah menatapnya pula.

"Lu.. Nyium gue?" tanya Rindu memastikan.

Klitt!

"Arggghh! Jangan digigit!"

Rindu terpekik kencang saat, dengan tiba-tiba Samudera menggigit hidung mancung Rindu. Rasa sakit menjalar di batang hidungnya.

"Huee sakit.." rengek Rindu membuat Samudera panik sendiri.

"Sayang--"

****

Lanjut, jangan ngestuck..

cukup hubungan otor aja Yang hampa, wkwk