Chereads / My Crazy Boss ! / Chapter 27 - Kisah dua bersaudara [Bagian ke-5 END]

Chapter 27 - Kisah dua bersaudara [Bagian ke-5 END]

Waktu berjalan cepat bagaikan air sungai yang mengalir, kedua saudara ini hanya akan akrab jika tengah dikantor sebagai seorang atasan dan sekertaris pribadinya. Hidup Andra mulai berubah, dia sejenak bisa meninggalkan sedikit kebiasaan buruknya untuk berpoya-poya. Dan menunjukan pada sang ayah jika dia juga layak untuk menjadi penerus syah perusahaan Davidson Group.

Jino hidup sendiri dengan rumah barunya, dia juga sudah menyelesaikan hubungan palsu itu dengan wanita yang dicintainya. Sementara Sarah sampai saat ini masih terus mengejar Andra kemana pun dia pergi atau bersimpangan ke berbagai wanita. Menjalani hidup sebagai mainan seorang Andra tanpa status hubungan yang pasti.

Tidak ada satu orang pun yang tahu tentang masalah ketiga orang ini kecuali mereka sendiri, karena Andra dan Jino sangat menjunjung tinggi harga diri mereka.

"Kau masih marah padaku Jino? sepertinya sifatmu mulai berubah sekarang?!" tanya Sarah sembari meneguk es jeruk dingin kesukaannya.

Jino tersenyum kecil. "Aku tidak pernah marah atau pun dendam padamu, semua ini memang murni kesalahanku yang sangat bodoh dimasa lalu. Tapi iya sudahlah kita lupakan saja semua masalah itu, aku hanya berharap kau bahagia dengan pilihanmu sekarang." ucap Jino.

"Terimakasih Jino, aku juga berharap hubungan persaudaraan kalian tidak akan hancur hanya karena diriku," ucap Sarah menyesal.

"Hubungan kami memang tidak pernah baik-baik saja sejak dulu, dan kau menambah keruh suasana sekarang. Tapi bukan masalah besar, jadi sudahlah!" ucap Jino.

"Ucapan mu kasar sekali Jino! akan aku lumat habis bibir tipismu itu! ah kenapa dua saudara ini begitu menggoda kesabaran diriku," ucap Sarah dengan senyum iblisnya.

"Sorry, bibirku terlalu mahal untuk wanita sepertimu!" sindir Jino.

Sarah hanya tertawa kecil, memang benar dirinya bukanlah wanita yang pantas untuk seorang Jino. Terlebih karena umur mereka pun cukup berbeda jauh, lelaki ini tidak cukup dewasa untuk bisa di ajak bersenang-senang.

"Itulah alasanku berpaling darimu! kau itu terlalu jual mahal hanya untuk sebuah ciuman saja!" celetuk Sarah.

"Iya memang, karena aku memang belum siap untuk melakukan semua itu!" tegas Jino.

"Iya terserah aku tidak perduli lagi. Hubungan kita juga sudah berakhir. Eh tapi bagaimana dengan Andra? apa dia selalu membawa wanita lain ke kantor ketika aku tidak ada?!" tanya Sarah dengan wajah tanpa dosa.

"Aku tidak terlalu memperhatikannya, kenapa Andra harus membawa wanita kesana? kantor adalah tempat untuk bekerja!" tegas Jino.

"Cih kau sombong sekali di ajak bicara!"

"Sarah maafkan aku, tapi sepetinya aku hsrus pamit pergi. Banyak pekerjaan yang harus aku lakukan." ucap Jino sembari menatap jam di lengannya.

"Iya baiklah! sampaikan salam manis ku untuk Andra!" ucap wanita itu.

Lelaki tampan itu pergi meninggalkan Sarah disana sendirian, dia tidak ingin berlama-lama dalam situasi yang cukup membuat hatinya sakit. Mendengarkan celotehan sang mantan yang terus membicarakan kakaknya. Apa dia tidak punya hati? benar-benar brengsek!

"Jino kau bodoh sekali, kenapa hatiku masih terus mencintai wanita sialan itu." gumam Jino sembari menyalakan mesin mobilnya.

Selama diperjalanan dia terus memikirkan wajah Sarah, dia merasa sangat bodoh karena terus terperdaya oleh cinta palsu wanita itu. Tapi siapa saja juga pasti akan merasakan hal yang sama, karena pesonanya benar-benar membuat mabuk kepayang. Tidak lama diperjalanan akhirnya lelaki ini sampai, dia keluar dari mobil sport mewah itu dengan tatapan dinginnya.

Satu kantor dengan sang kakak juga sebenarnya tidak membuat Jino nyaman, apalagi kadang-kadang Sarah selalu muncul dan melakukan hal-hal mesum diruangan pribadi Andra. Dan jika lelaki ini melihatnya, maka kenangan buruk saat itu akan kembali terlintas dikepalanya lalu Jino sangat benci situasi itu jika terjadi sampai kedua kalinya.

Ketika lelaki tampan ini berjalan melewati lorong, dia melihat seorang gadis yang baru saja keluar dari ruangan Andra. Penampilannya begitu sederhana dengan make up tipis yang menghiasi wajah polosnya. Jino begitu tertarik sampai terus memperhatikannya secara detail.

"Siapa gadis cantik itu?"

Dia berjalan tanpa melihat arah dihadapannya, sampai tak lama mereka saling bertubrukan satu sama lain. Aroma tubuhnya yang khas membuat lelaki ini terpesona, dia tidak bisa berkata-kata apalagi ketika memandangnya dalam jarak sedekat ini. Cantik, menarik dan sangat indah untuk dipandang. Siapa dia?!

Marlyna, dia adalah pegawai baru yang melamar diperusahaan Davidson Group. Gadis yang sudah mencuri perhatian Jino sejak pertama kali mereka bertemu. Perasaan yang dahulu sempat hilang karena rasa trauma kini lelaki ini rasakan kembali. Jantungnya berdebar kencang dan tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata sepanjang apa pun.

Jino bersyukur karena sang kakak menempatkan gadis ini sebagai partner kerjanya, karena dengan begitu Jino bisa melihat Marlyna setiap hari. Namun apa rasa trauma itu akan hilang? lalu dia juga baru tahu jika sang kakak tengah mengincar gadis yang sama dengannya. Situasi yang cukup menarik bagi Jino, ketika dia akan merebut Marlyna dari tangan Andra. Sama seperti kejadian masa lalu, ketika Sarah dengan mudahnya berpaling dari pelukan Jino.

Sebuah rencana terus dia lakukan setiap saatnya untuk memancing gadis polos ini masuk ke dalam perangkapnya, dan benar saja Marlyna begitu mudah untuk dipengaruhi. Dalam waktu singkat dia sudah berhasil mencium leher gadis ini dengan mudahnya, dan Andra pun melihat semua itu tepat di depan matanya. Perasaan puas memenuhi hati Jino, sekarang mungkin Andra akan paham bagaimana rasanya dipermainkan seperti saat itu.

Namun bagaimana dengan hati Marlyna?!

Dia terjebak diantara dendam dan masa lalu dua kakak beradik ini, padahal Marlyna tidak pernah mengerti dengan apa yang terjadi. Dia hanya mencoba mengikuti kata hatinya karena tertarik dengan ketampanan Andra dan Jino.

Flashback end.

"Jino, ada apa? tidak biasanya kau marah-marah seperti itu?!" tanya Marlyna sembari terus memijat kepala lelaki tampan dihadapannya.

"Bukan apa-apa, kau tidak perlu tahu tentang hal ini. Maaf jika sikapmu membuatmu terkejut Marlyna." ucap Jino sembari melepaskan lengan mungil itu dari kepalanya.

"Baiklah, aku harap kau baik-baik saja sekarang Jino. Tapi jika ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu lagi, aku mohon jangan seperti itu! kau bisa menceritakannya padaku!" ucap Marlyna dengan senyumannya yang manis.

"Iya, terimakasih Marlyna. Kau memang gadis yang sangat baik, dan aku sangat menyayangkan jika kau jatuh ke pelukan lelaki brengsek itu!" ucap Jino dengan senyum kecil dibibirnya.

Marlyna masih terus menatap wajah Jino, mencoba membaca apa yang tengah lelaki tampan ini katakan sebenarnya. Dia tidak mengerti kenapa sang adik terus mengumpat terus kakaknya sendiri, terlebih dalam urusan percintaan.

"Jino!" panggil Marlyna pelan.

Grep !

Lelaki tampan itu menarik Marlyna ke pangkuannya, mereka saling menindih satu sama lain dengan Marlyna yang ada diposisi atas. Kedua mata syok itu saling menatap satu sama lain, jantung gadis ini pun berdetak begitu kencang. Sampai tak lama...

"Jin--?" -menatap Jino dan Marlyna- "Apa yang kalian lakukan?!"