Oh my ghost! kenapa aku terlibat diantara masalah mereka berdua. Seseorang tolong selamatkan diriku yang seperti upil ini ! batin Marlyna.
Sarah menatap tajam ke arah Andra, sembari mengumpulkan semua nyali yang terus sembunyi di dalam hatinya. Selama ini dia sudah bertahan sangat lama, bahkan hampir membuatnya gila. Mengejar seorang lelaki yang sama sekali tidak memberikan celah sedikit pun untuk masuk ke dalam hatinya.
Mungkin Sarah memang bisa menaklukkan Andra di atas ranjang, tapi hatinya? dia tidak punya kesempatan sedikit pun untuk bisa menyentuhnya walau hanya sedikit. Sekarang?! dia secara terang-terangan mengatakan, jika dirinya sudah tidak dibutuhkan lagi. Apa lagi yang harus Sarah lakukan?!
"Karena kau hanya milikku Andra! tidak boleh ada satu wanita pun yang boleh menyentuh apalagi memilikimu. Ingat tidak akan pernah ada!" tegas Sarah.
Andra tertawa kecil. "Hey sadarlah, kau bukan siapa-siapa kecuali wanita murahan yang mencoba masuk di dalam kehidupanku. Sekarang pergi atau aku akan menyeret dirimu dengan paksa!" ancam Andra.
"Tidak akan!"
Marlyna tidak bisa membayangkan kejadian seperti ini akan terjadi dihadapannya, ketika Andra dan Sarah dengan segala tingkahnya bertengkar dihadapan gadis ini. Sang Boss pun terus mencoba mengeluarkan Sarah dari ruangannya dengan paksa sampai membuat suara kebisingan karena teriakan kencang wanita cantik itu. Marlyna hanya bisa diam, menyaksikan sinetron ala perkantoran ini tanpa cemilan ditangannya. Ingin sekali dia pergi, namun Andra pasti akan terus mengejarnya nanti.
Mungkin sekarang Marlyna sedikit paham kenapa Andra meminta dia untuk menciumnya di hadapan Sarah, jadi itu ternyata adalah sebuah alibi agar dia bisa bisa lepas dari dekapan wanita yang terus menerus mengejarnya. Marlyna juga tidak habis pikir jika wanita secantik dia bisa memohon dan merendahkan harga dirinya hanya untuk mendapatkan Andra.
Marlyna pov
Kenapa dia sebegitu sukanya pada lelaki mesum ini? apa yang bagus dari seorang Andra syaputra? apa hanya karena dia kaya raya atau wajahnya yang tampan? ah mungkin karena tubuhnya yang seksi ?! astaga aku tidak percaya kenapa para wanita terus mengejarnya seperti itu.
Belum seminggu aku bekerja disini, tapi aku bisa paham bagaimana sikap lelaki mesum itu. Dia hanya ingin mempermainkan hati seorang wanita dan memanfaatkan ketulusannya. Marlyna jangan sampai kau terjebak dalam tipu daya setannya! walau pun hatimu memang pasti akan tertarik, mungkin Jino lebih baik daripada dia. Iya sepertinya begitu.
"Marlyna, kenapa kau tidak menepati janjimu?!"
Hah tunggu dia menanyakan hal itu lagi padaku, janji? maafkan aku Andra tapi aku tidak ingin terlibat dalam masalah kalian. Aku bukan pelakor atau bahkan wanita lain yang mengejarmu seperti orang gila. Otakku masih normal, dan belum sepenuhnya teracuni oleh cinta palsu mu!
Marlyna pov end
"Hey kenapa diam saja? katakan kenapa kau mengingkari ucapanmu sendiri !" bentak Andra sembari menutup pintu ruangannya.
Marlyna masih terus melamun dengan tatapan kosongnya, lelaki itu benar-benar kejam pada setiap wanita yang ada didekatnya. Dia akan marah jika satu keinginannya saja tidak terpenuhi, termasuk tentang ciuman di sauna itu.
Andra berjalan mendekat ke arah Marlyna, menepuk-nepuk wajah gadis yang terus melotot tajam ke arahnya. "Heh kau kenapa? kesurupan? jawablah jika aku bertanya padamu Marlyna!" ucap Andra dengan nada sedikit membentak.
"Hah apa? maafkan aku Boss!" ucap Marlyna refleks.
"Apa yang kau lihat? kenapa diam saja ketika aku menyuruhmu untuk menciumku tempo hari hah? lihat tadi, apa harus aku yang turun tangan sendiri untuk menyingkirkan wanita sialan tadi ! wah bagaimana bisa kau mengingkari perjanjian kita? apa kau ingin aku memecat mu Marlyna?!" tanya Andra dengan wajah angkuhnya.
"Tidak, jangan lakukan itu aku mohon Boss. Aku tidak bermaksud untuk mengingkari janjiku, hanya saja mana mungkin gadis sepertiku bisa melakukan hal seperti itu? maksudku mencampuri hubungan kalian berdua Boss!" jawab Marlyna.
Andra memasukan kedua lengannya ke dalam saku celana, memandang gadis yang selalu merendahkan dirinya sendiri itu dengan tajam. "Gadis sepertimu? iya karena itulah aku ingin membuat Sarah marah padaku. Aku sudah muak berhubungan dengannya, jadi harusnya kau lakukan ciuman itu tadi. Tapi sudahlah, dia pergi sekarang tidak ada gunanya lagi." ucap Andra pasrah.
"Kenapa Boss ingin dia pergi? bukankah kalian saling menyukai ? maaf apa pertanyaanku ini lancang?!" tanya Marlyna penasaran.
"Kau ingin tahu?" tanya balik Andra.
"Iya, mungkin dengan begitu aku bisa sedikit memahami Boss ku ini." jawab Marlyna cepat.
Andra terdiam, kata-kata yang dilontarkan Marlyna memang bukan sesuatu yang romantis. Tapi entah mengapa cukup membuat hatinya bergetar, dia adalah orang pertama yang mengatakan ingin memahami seorang Andra. Dan apakah itu sebuah kepedulian? atau hal biasa saja?!
"Kenapa kau ingin memahamiku Marlyna?" tanya Andra dengan wajah yang sangat serius.
"Aku? iya semua karyawan pasti ingin memahami atasan mereka Boss. Apa aku melakukan kesalahan lagi? ah maaf!" ucap Marlyna sembari membungkukkan badannya 90 derajat.
Andra tersenyum kecil. "Kau itu lucu, ah sudah kau bisa keluar sekarang! kapan-kapan aku akan menceritakannya padamu nanti. Sekarang pergilah!" ucap Andra sembari menunjukan pintu keluar kepada pegawainya itu.
"Baiklah Boss, aku permisi."
Ketika gadis itu hendak pergi dan membuka pegangan pintu Andra menyusulnya, dia menarik Marlyna ke hadapannya. Tangan kekar itu mencengkram erat tubuh mungil yang ada dihadapannya, menatap dia dengan tajam bagaikan seekor singa yang lapar.
Mereka saling menatap dalam jarak yang begitu dekat, bahkan mungkin beberapa sentimeter saja. Hembusan nafas Andra yang wangi dan hangat pun begitu terasa disekitar wajah Marlyna. Gadis cantik ini sampai menelan ludahnya kasar, tidak bisa berkata-kata karena berhadapan langsung dengan makhluk tampan bernama Andra syaputra.
Dia begitu sempurna dengan ukiran wajah seperti pahatan karya seni ini, terlebih lagi dengan bibir seksi itu. Dia seperti tokoh-tokoh tampan yang selalu muncul dalam drama kesukaan Marlyna. Sang ibu memang benar, mungkin jika saja orang-orang bisa menikahi lelaki kaya dan tampan kenapa dia tidak? tunggu kenapa pikiran gadis ini langsung berubah ketika berhadapan langsung dengan Andra? apa itu semacam pelet pemikat?!
"Boss jangan macam-macam! ini masih begitu pagi." ucap Marlyna sembari menundukan kepalanya ke arah dada sang Boss.
"Hey tatap wajahku! aku hanya ingin menagih janji yang kau ucapkan saat itu!" rengek Andra.
Marlyna menggelengkan kepalanya, dia berusaha menghindari bidikan tajam Andra yang pasti akan menciumnya pagi ini. Tapi lelaki tampan itu tidak menyerah begitu saja, dia terus mendekatkan wajahnya ke arah Marlyna, berusaha menjangkau bibir merah merona yang sangat menggoda kesabarannya sejak tadi.
"Boss jangan sekarang!"
Andra memegang kepala gadis itu dengan tangannya, mendorong tubuh mungil itu ke pintu sampai tidak bisa berkutik lagi. Dan sekarang dia bisa menjangkau Marlyna dengan mudah. Wajah tampan itu semakin mendekat, sampai akhirnya bertemu satu sama lain. Hanya tinggal beberapa sentimeter lagi Andra akan berhasil menciumnya! namun tunggu, sesuatu membuat lelaki ini sedikit terganggu.
"Bau aneh apa ini? astaga!"