Chereads / My Crazy Boss ! / Chapter 30 - Pagi yang meresahkan

Chapter 30 - Pagi yang meresahkan

Andra memegang kepala gadis itu dengan tangannya, mendorong tubuh mungil itu ke pintu sampai tidak bisa berkutik lagi. Dan sekarang dia bisa menjangkau Marlyna dengan mudah. Wajah tampan itu semakin mendekat, sampai akhirnya bertemu satu sama lain. Hanya tinggal beberapa sentimeter lagi Andra akan berhasil menciumnya! namun tunggu, sesuatu membuat lelaki ini sedikit terganggu.

"Bau aneh apa ini? astaga!"

Marlyna refleks tertawa keras ketika sang Boss menghirup bau aneh dari mulutnya, dia memang sengaja meminta ibu Anna untuk memasak semur jengkol tadi pagi. Marlyna juga sengaja tidak menyikat gigi setelah memakan menu favoritnya itu, rencana ini sudah dia persiapkan dari kemarin agar Andra tidak berselera untuk menciumnya.

"Sudah aku bilang jangan lakukan itu sekarang Boss! aku sarapan semur jengkol tadi pagi, dan jujur saja aku lupa untuk menggosok gigiku hahaha!" ucap Marlyna lantang.

Andra berdecik kesal. "Dasar aneh, kenapa gadis cantik sepertimu suka sekali memakan menu seperti itu! astaga Marlyna kau membuatku mual," ucap Andra sembari mengibas-ngibas udara bau dari mulut pegawainya.

"Aishhh memangnya kenapa? jengkol itu enak loh Boss! ah benar kau memang orang yang pemilih dalam makanan!" ucap Marlyna.

"Heh harusnya kau tidak makan itu tadi pagi, karena sekarang aku tidak bisa mencium mu!" bentak Andra kesal.

Gadis cantik itu tidak menggubris ucapan Bossnya, dia sibuk tertawa karena hal lucu ini. Sementara Andra hanya diam dengan wajah kusutnya, dia tidak bisa mencium bibir Marlyna saat ini. Padahal rasanya ingin sekali.

Sampai dua gundukan besar itu memberinya sebuah ide, tangan kekar Andra buru-buru membuka satu persatu kancing kemeja yang Marlyna kenakan. Walau sempat berontak, tenaga Andra jauh di atasnya. Dia pun tersenyum puas ketika berhasil membuka 4 kancing itu dengan mudahnya, tatapan penuh pikiran mesum terlibat begitu jelas dari wajah Andra. Dia langsung menyentuh gundukan mulus yang ada dihadapannya itu dengan penuh rasa penasaran.

"Boss kau mesum sekali oh my!" teriak Marlyna kesal.

Andra menyentil bibir cerewet itu. "Diam atau aku akan melucuti semua pakaianmu! lagi pula aku hanya ingin mencium dada indahmu ini tidak lebih!" ucap Andra sembari mulai meremas gundukan besar itu.

Marlyna kaget karena remasan yang dilakukan Bossnya begitu kuat, rasanya sedikit sakit namun bercampur kenikmatan. Apalagi ketika bibir itu bermain di tengah-tengah gundukan besar miliknya, Marlyna tidak bisa menahan geli sampai hampir menjambak rambut Bossnya. Desahan-desahan pelan terus keluar dari mulut gadis ini, sentuhan Andra membuatnya kehilangan rasa malu. Dia sangat munafik jika tidak menikmati situasi ini.

"B--ossh hentikan itu sangat menggelikan! aahh...."

Andra melumat nipple merah muda yang keluar dari bra Marlyna, lidah itu menari bebas dengan sangat lincahnya. Meninggalkan efek geli yang menerbangkan hati dan pikiran gadis dihadapannya, jujur saja dia tidak bisa tahan dengan situasi panas ini. Padahal masih pagi, namun birahi Andra tidak bisa tertahankan lagi.

Dia melepaskan permainannya lalu menggendong Marlyna ke atas meja kerja, menyingkirkan beberapa dokumen yang sekira menghalangi kegiatannya. Wajah Andra terlihat sangat sayu karena nafsu yang memburu didalam hatinya, sementara Marlyna masih diam dengan wajah yang memerah.

"Buka mulutmu!" perintah Andra.

"Untuk apa? jangan lakukan hal yang aneh!" ucap Marlyna penuh curiga.

Andra mengambil sebuah semprotan kecil didalam sakunya, kemudian menyemprotkannya ke mulut Marlyna. Itu adalah obat untuk menghilangkan bau mulut bekas jengkol yang gadis ini makan tadi pagi.

"Apa ini astaga rasanya aneh sekali Boss!" keluh Marlyna.

Andra tidak menjawab ucapan pegawainya ini, dia malah asik merapihkan rambut yang terurai panjang menghalangi wajah cantiknya. Tatapan yang sangat berbeda terlihat dari ekspresi Andra, dia begitu terkagum-kagum dengan gadis dihadapannya. Begitu pun Marlyna, sentuhan sang Boss begitu aneh sampai membuatnya tidak berkutik sama sekali. Padahal dia ingin sekali berontak, namun tetap saja hati dan tubuhnya sangat menginginkan lebih.

Andra menyentuh bibir merah itu dengan jarinya sembari senyum kecil. "Ternyata gadis cerewet sepertimu akan diam jika merasakan sentuhan lelaki tampan sepertiku, wah hebat sekali bukan?"

Marlyna terdiam dengan wajah lemah lesu seperti orang terkena anemia, dia juga terkadang heran dengan dirinya sendiri. Bagaimana sentuhan nakal Andra bisa membuatnya tidak berkutik?!

"Aku ingin pergi dari sini, kau membuatku menjadi wanita gila! hentikan Andra!"

Andra tidak akan membiarkan gadis dalam dekapannya ini pergi begitu saja, dia masih belum puas. "Beri aku waktu 15 menit, setelah itu kau boleh pergi." ucap lelaki itu.

"Apa yang akan kita lakukan?!" tanya Marlyna dengan wajah penuh curiga.

Tanpa basa-basi lagi Andra langsung menyambar bibir gadis dihadapannya, lumatan pelan sampai gigitan kecil terus dia lakukan. Tangan kekarnya tidak menyia-nyiakan kesempatan dan asik bermain di gundukan besar yang masih terbuka lebar. Menyelinap masuk sampai bisa merasakan kehangatan tubuh Marlyna dengan sempurna.

Hembusan nafas yang memburu menambah kenikmatan pagi yang indah ini, Marlyna tidak bisa lepas dari sentuhan brengsek Boss mesum ini. Pagi yang tadinya dia kira akan selamat dari sentuhan Andra malah berujung lebih memanas. Perlakuan demi perlakuan terus dia rasakan sampai membuat pikirannya terbang ke langit ketujuh.

"B--oss cukup aku tidak tahan lagi, rasanya basah sekali," ucap Marlyna malu-malu.

"Kalau begitu lepaskan saja celana dalam milikmu, aku akan menjilatinya," bisik Andra dengan tawa kecil yang nakal.

Marlyna menjambak rambut yang sudah tertata rapi itu, dia tidak mungkin melakukan hal mesum itu dikantor. Tapi pada kenyataannya mereka sudah seperti syuting film porno.

"Sialan! kau membuatku jatuh lagi ke pelukanmu!" ucap Marlyna lirih.

Andra mengusap wajah cantik itu. "Jujur saja jika kau tertarik padaku!"

"Tidak! aku tidak akan tertarik padamu!" tegas Marlyna.

"Lalu kenapa kau diam saja ketika aku menyentuhmu? ah atau kau memang maniak seks? wah aku tidak menyangka." ledek Andra.

Marlyna menarik dasi itu sampai kusut, mendekatan wajahnya sampai hampir bersentuhan. Dia ingin sekali mencakar sang Boss, namun hidupnya akan berakhir jika sampai itu terjadi. Marlyna butuh pekerjaan ini, sangat butuh untuk menyenangkan ibunya.

"Aku ini masih perawan! dan malam itu adalah sentuhan pertama yang pernah aku rasakan seumur hidupku!" tegas Marlyna.

Andra tersenyum puas. "Lalu kenapa malam itu aku tidak menemukan darah perawan dari barang milikmu?" tanya lelaki itu penuh curiga.

Marlyna terkejut dan langsung membulatkan matanya, seumur hidupnya tidak pernah ada satu pun orang yang berani menyentuh bahkan menggenggam erat lengan tangannya kecuali Andra. Tapi kenapa lelaki ini mengatakan hal yang tidak masuk akal seperti itu?!

Ceklek

Suara pintu terbuka, Dina masuk sembari membawa beberapa dokumen ditangannya. "Tuan Andra, ada beberapa berkaa---s, astaga maafkan aku!"