"Aku belum sempat melihat wajah anak kita Andra." ucap Marlyna sembari memegang lengan suaminya.
Andra hanya mengangguk sembari memasang senyum tipis diwajahnya, dia juga belum melihat anaknya itu. Namun kedua orang tua mereka bersikeras melarang keduanya melihat si jabang bayi karena alasan tertentu, sebagai orang tua. Mereka tidak ingin jika Andra dan Marlyna terus larut dalam kesedihan, jadi yang melihat hanyalah sebagian keluarga termasuk Jino. Lelaki itu bahkan terlihat menangis paling histeris ketika melihat sang bayi meninggal dalam keadaan seperti itu.
Marlyna harus kuat, dia juga harus tabah menerima semua kenyataan ini dengan lapang dada. Tidak ada pernah satu manusia pun yang bisa menentang takdir termasuk dirinya sendiri, terkadang Tuhan lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita dibanding siapapun. Dan sebagai seorang manusia bisa, kita harus menerima semuanya dengan ikhlas dan sabar.