Ketiga malaikat maut itu membawa Choi Lee Jian, Jang Yu Na, Guan So dan Lee Jung Hun ke bukit tengkorak. Kali ini mereka sengaja berjalan kaki. Karena Kim Young Jo ingin menghemat sedikit energinya. Berada di dalam neraka yang sangat panas itu benar-benar membuat energinya terkuras cukup banyak. Di tambah lagi, ia tidak dapat menggunakan tenaga dalamnya sama sekali selama di dalam sana..
Setelah seharian berjalan, akhirnya mereka pun sampai di puncak bukit tengkorak. Mereka langsung membaringkan tubuh mereka di atas tanah sambil mengatur napas mereka yang tersengal- sengal.
"Setiap kali aku di dalam sana, aku merasakan energiku tersedot. Tubuhku memang tidak merasakan panas sama sekali. Tapi..., pokoknya seperti itu lah. Tidak dapat di ungkapkan dengan kata-kata," keluh 888 sambil mengatur napasnya.
222 meraih botol minuman yang ia bawa dan meminumnya. Botol yang ia bawa bukan botol air minum biasa. Air di dalamnya tidak akan habis sehingga, mereka bisa meminum bersama sepuasnya.
"Kalian mau minum?" tawarnya kepada ke- 4 jiwa yang mereka bawa. Namun, keempatnya nampak ragu- ragu. 222 menyerahkan kepada Lee Jung Hun yang berada paling dekat dengannya.
"Minumlah, aku tau, kalian lelah," katanya. Lee Jung Hun akhirnya meraih botol minuman itu dan meminumnya seteguk. Seketika kesegaran menjalar ke seluruh tubuhnya. "Te- terimakasih banyak. Hmm, apakah kami boleh bertanya siapakah kalian ini?" tanya Lee Jung Hun sedikit takut.
888 menghela napas lalu duduk bersila. Ia menatap Lee Jung Hun. "Namaku Kim Young Jo, malaikat maut 888. Dia adalah malaikat maut 442 dan malaikat maut 222. Apa raja neraka tidak pernah memberitahu kalian perihal kebijakan raja langit baru- baru ini?"
"Kami mendengarnya. Jadi, betul raja langit mengutus 3 malaikat mautnya untuk menjemput 30 jiwa?" ujar Jang Yu Na.
"Betul, kami baru saja menyelesaikan tugas yang pertama, kalian selanjutnya," ujar 888.
"Sekaligus?" tanya Choi Lee Jian.
888 menggeleng, "Tentu saja satu persatu sesuai urutan yang telah aku buat. Aku akan mulai dengan Choi Lee Jian dulu. Sementara itu, kalian bertiga bisa tinggal di istana dewa Jug Eun atau di bukit penantian, terserah kepada kalian mau memilih yang mana," ujar 888.
Jang Yu Na, Guan So dan Lee Jung Hun saling berpandangan satu sama lain. Sungguh, mereka sama sekali tidak menduga mereka akan terbebas dari siksa raja neraka. Dimana saja mereka harus menunggu, itu tidak masalah bagi mereka.
"Kami tidak keberatan di manapun kami harus menunggu. Bisa keluar dari sana adalah anugrah yang luar biasa bagi kami," ujar Jang Yu Na.
442 dan 222 tersenyum kepada mereka. "Baiklah, kalau begitu lebih baik kita mulai perjalanan kita menuju bukit kematian dulu. Eh, kalian pastikan. Mau menunggu di istana dewa Jug Eun, atau di Jeongwol di bukit penantian bersama dewi Xiang?"
"Dewa Jug Eun," jawab ketiganya serempak, membuat 888 refleks menutup kedua kupingnya.
"Astaga, kalian ini. Kupingku sakit mendengar teriakan kalian. Ckckck... sudah ayo kita pergi kalau begitu," sahut 888 sedikit bersungut-sungut. Melihat hal itu 222 hanya menahan tawanya sambil berjalan di belakang.
"Yaaa, 222 aku tau kau sedang menahan tawamu. Sebaiknya kendalikan dirimu sebelum aku menghukum mu untuk masuk mengambil jiwa yang lain nanti!" hardik 888 tanpa menoleh.
222 menghentikan tawanya seketika. Bibirnya langsung mengerucut sebal. "Jangan merutuk dalam hati juga, aku akan tau,"sahut 888 lagi. Kali ini 442 yang berpura-pura mengalihkan perhatian. Sebenarnya ia ingin tertawa, tapi ia takut terkena omelan dari 888.
Tiba di bukit kematian 888 di sambut oleh beberapa malaikat maut lainnya.
"Malaikat maut 888,dewa Jug Eun sedang di ruangan pribadinya. Tapi, beliau berpesan kau boleh memakai ruangan istirahat untuk jiwa- jiwa yang kau bawa. Kami akan membantu untuk menjaga mereka juga."
"Terimakasih banyak,3 jiwa akan aku tinggalkan dulu di sini nanti," jawab 888.
Mereka pun langsung menuju ke samping istana dewa Jug Eun. Sampai di ruangan yang di maksud, meraka pun langsung beristirahat.
"Choi Lee Jian, kau kemarilah. Kita akan selesaikan dulu masalahmu. Aku perlu tau siapa dirimu di kehidupan mu yang sebelumnya," ujar 888. Choi Lee Jian hanya patuh dan langsung menghampiri 888.
Malaikat maut 888 sudah duduk bersila, Choi Lee Jian pun duduk di hadapan Kim Young Jo. Sejenak, Kim Young Jo menatap wajah jiwa di hadapannya yang nampak begitu sendu. Ia menghela napas panjang. "Ulurkan tanganmu kepadaku, Lee Jian," kata malaikat maut 888. Choi Lee Jian pun mengulurkan tangannya kepada 888.
Gambaran kehidupan masa lalu Choi Lee Jian pun langsung terlihat oleh 888. Beberapa kali Kim Young Jo hanya bisa menghela napas dan menggelengkan kepalanya saat melihat kilasan- kilasan kehidupan Choi Lee Jian di masa lalu.
Kehidupan pertama Choi Lee Jian rupanya tidak jauh berbeda dengan Kang Dae Jung. Ia lahir di tengah peperangan. Sehingga hidup dalam kemelaratan. Kedua orang tuanya meninggal dunia dan ia terpaksa menghidupi kedua adiknya yang masih kecil. Sampai pada akhirnya ia tidak kuat dan memilih untuk menghabisi nyawanya dan nyawa kedua adiknya dengan racun.
Kehidupan kedua dan seterusnya Choi Lee Jian nampak sedikit membaik. Namun, di kehidupan nya yang terakhir amat sangat menyedihkan bagi malaikat maut 888 secara pribadi. Choi Jian Lee lahir di keluarga bangsawan kerajaan. Ayahnya adalah orang kepercayaan penasihat kerajaan. Choi Lee Jian tumbuh menjadi anak yang sangat pintar, hanya saja sayang, ia lahir dalam kondisi cacat. Ia seorang tuna wicara. Ya, Choi Lee Jian bisu.
Pada suatu ketika, ia jatuh cinta kepada seorang putri adipati di wilayah mereka. Choi Lee Jian sering bertemu dengan putri adipati yang bernama Song Hye Ji. Song Hye Ji adalah gadis yang sangat cantik dan menawan. Ia pun bisa menerima segala kekurangan Choi Lee Jian. Namun, pada suatu hari ia di fitnah telah membawa lari Song Hye Ji.
Beberapa saksi mata mengatakan bahwa ia memang pergi bersama Song Hye Ji. Merasa tidak bersalah Choi Lee Jian mati- matian menyangkal. Namun, keterbatasan fisiknya membuat adipati itu tidak percaya kepadanya. Di anggap telah membuat malu, keluarga Choi Lee Jian mengusirnya dari istana.
Lee Jian hanya bisa pasrah, saat ia di usir. Hanya sang adik yang masih berbaik hati dan percaya kepadanya. Saat ia pergi, sang adik yang bernama Choi Na Ri membekalinya dengan sejumlah uang agar dia bisa bertahan hidup diluar sana. Dan, saat dalam perjalanan yang tak tentu arah itulah Choi Lee Jian bertemu dengan Song Hye Jin bersama dengan seorang pemuda lain. Merasa sakit hati, Choi Lee Jian memutuskan untuk membunuh pemuda itu dan juga Song Hye Jin. Setelah itu ia lun bunuh diri.