Chereads / REINCARNATION / Chapter 27 - KIM NA RI

Chapter 27 - KIM NA RI

Kim Na Ri merasa akhir- akhir ini ia sering bermimpi. Ia bermimpi ada di sebuah dimensi waktu yang berbeda. Bukan di jamannya sekarang. Tapi, mungkin seratus atau seratus lima puluh tahun yang lalu. Dan, ia selalu bersama seorang pemuda tampan. Namun, sayangnya pemuda itu tidak dapat berbicara. Dan, di akhir mimpi itu pemuda bisu itu yang menghabisi nyawanya. Akan tetapi, setelah terjaga ia selalu di hantui perasaan bersalah.

"Na Ri, kau tidak sekolah hari ini?" tiba-tiba sang ibu masuk ke dalam kamarnya. Kim Na Ri yang sedang asik dalam lamunannya menoleh dan menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak enak badan, bu."

"Semalam kau bermimpi aneh lagi?"

Kim Na Ri menganggukkan kepalanya. "Mengapa aku sering sekali bermimpi yang aneh itu, bu? Apa mungkin itu adalah bagian dari kehidupanku di masa lalu? Apa dulu aku di bunuh?" Yun Saeri,ibu Na Ri menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada yang bisa mengetahui bagaimana kisah kehidupan kita di masa lalu, Na Ri. Tapi, meski begitu kehidupan kita yang sekarang ini adalah anugerah, Na Ri. Jadi, pandai- pandailah dalam menjalani kehidupan ini. Ingat bahwa karma itu ada," ucap Yun menasehati putrinya itu.

Kim Na Ri menghela napas panjang, "Tapi, mengapa aku merasa sangat berdosa kepada pemuda yang ada di dalam mimpiku itu, bu? Aku merasa sudah mengkhianati dan mengecewakannya."

"Sudahlah, lebih baik kau beristirahat saja. Tentu semalam kau kurang tidur bukan?"

Kim Na Ri mengangguk perlahan. Dan ia pun kembali membaringkan tubuhnya di atas ranjangnya. Yun Saeri membelai rambut putrinya itu dengan lembut dan penuh kasih. "Tidurlah, nak. Ibu akan menjagamu sampai kau tertidur ya." Kim Na Ri mengangguk dan memejamkan matanya. Karena lelah dan rasa kantuk yang melanda, dalam beberapa menit ia sudah tertidur pulas.

****

Seorang pengawal menghentikan langkah Na Ri untuk memasuki istana. Ia melihat betapa indah mawar yang tumbuh di halaman istana itu. Cantik dan begitu indah di matanya. Sehingga ia tertarik dan ingin masuk ke dalam istana itu.

"Apakah aku boleh memetik sekuntum saja bunga mawar itu?" tanya Na Ri pada pengawal yang menghadangnya. Pengawal itu menggelengkan kepalanya, "Tidak...."

"Biarkan saja dia masuk, dia adalah tamu ku. Biarkan dia masuk," ujar seseorang. Pengawal yang menghadang Ki Na Ri berbalik dan langsung memberi hormat kepada seorang wanita cantik yang tiba-tiba saja datang.

Kim Na Ri terpukau dengan kecantikan wanita yang baru saja datang itu. Wajahnya begitu meneduhkan hati. "Kau pasti Kim Na Ri?" sapanya lembut. Kim Na Ri mengangguk. "Betul, bagaimana bisa Anda mengenal saya?"

"Kami semua sudah menunggumu," ujarnya tanpa menghiraukan perkataan Kim Na Ri. Wanita cantik itu lalu menghampiri Kim Na Ri dan merangkulnya dengan hangat. Kim Na Ri pun mau tak mau akhirnya mengikuti langkah wanita cantik itu.

Mereka masuk ke sebuah ruangan yang besar, di penuhi bunga mawar. Dan, Kim Na Ri diam terpaku saat melihat siapa yang menunggu nya di ruangan itu. Wanita cantik itu tersenyum.

"Kim Na Ri, aku akan mengembalikan ingatanmu untuk kembali ke kehidupanmu yang sebelumnya. Apa yang nanti akan kau katakan bisa jadi akan merubah jalan kehidupan seseorang menjadi lebih baik. Ah, namaku Xin Qian."

Dewi Xin Qian kemudian menyentuh dahi Kim Na Ri dengan jari telunjuknya. Kim Na Ri merasakan dahinya hangat dan seluruh tubuhnya juga hangat. Tak berapa lama dewi Xin Qian pun melepaskan telunjuknya.

"Kim Na Ri, apakah kau ingat kepada pemuda yang saat ini sedang duduk di sana? Kau lihatlah baik- baik siapa dia Song Hye Jin," ujar dewi Xin Qian sambil berbisik di telinga Kim Na Ri.

Kim Na Ri menatap Choi Lee Jian dengan tatapan penuh penyesalan dan kesedihan. Ia melangkah perlahan menghampiri Choi. Air mata sudah membasahi pipinya yang halus itu.

"Choi, aku mengingatmu sekarang. Selama ini aku sering bermimpi. Tapi, aku sama sekali tidak dapat mengenalimu dalam mimpiku. Tapi, sekarang aku mengingat semuanya. Maafkan aku Choi, aku memang wanita yang tidak tau diri. Aku sangat tidak pantas untukmu. Aku malu, aku...."

Kim Na Ri tak kuasa lagi untuk bicara. Ia jatuh bersimpuh dan memeluk kaki Choi Lee Jian. "Semua ini adalah kesalahan ayahku. Malam itu, ayah kedatangan tamu. Mereka adalah teman- teman ayah. Dan, salah satu dari mereka ingin menjodohkan anaknya denganku. Aku tentu saja menolak, karena aku sudah memiliki dirimu. Namun, ayah memaksa karena ayah tidak menyetujui hubungan kita berdua," ujar Kim Na Ri.

"Apa karena aku bisu? Tidak bisa bicara? Itu sebabnya ayahmu tidak menyetujui hubungan kita?"

Kim Na Ri menatap Choi Lee Jian, "Kau bisa bicara?"

"Di dunia ini aku bisa bicara Hye Jin," sahut Choi Lee Jian.

"Malam itu untuk ke sekian kalinya kawan ayah datang memintaku. Dan, aku terang- terangan menolak pernikahan itu. Aku lari dari rumah. Dan, aku sangat menyesali kejadian itu. Seharusnya waktu itu aku menunggu saja sampai bisa bertemu denganmu dan kita pergi bersama. Tapi, aku bodoh mengikuti emosi. Semua anak buah ayah di perintahkan mencariku. Tapi, justru anak kawan ayahku yang menemukan diriku. Dan, dia menodai kesucian ku malam itu. Aku akhirnya pulang dan mengadukan semua itu kepada ayah. Tapi, saat di mintai tanggung jawab,sahabat ayahku itu menolak, dia berkata bahwa akulah yang menolak putranya. Ayah tidak ingin kehilangan harga dirinya.

"Akhirnya aku di suruh pergi jauh bersama orang yang di bayar oleh ayah untuk menikahiku. Kemudian ayah membuat fitnah kepadamu untuk menutupi rasa malunya. Ayah melakukan itu, karena ayah merasa gara- gara kau lah aku melawan kehendaknya. Saat kau bertemu denganku, aku sebenarnya ingin bercerita padamu. Tapi, aku pikir tidak ada gunanya sama sekali. Dan, kau pun membunuh diriku. Saat itu, sungguh aku rela mati di tanganmu karena aku tau, aku sudah bersalah kepadamu."

Choi Lee Jian menghela napas panjang, "Kenapa saat itu kau tidak datang kepadaku? Kenapa kau tidak mencariku? Kau tau aku begitu mencintaimu," ujar Choi sambil memeluk Kim Na Ri dengan erat.

"Karena aku sudah tidak suci lagi. Aku malu, karena aku tidak layak untukmu. Selama ini aku selalu di hantui rasa bersalah. Maafkan aku, maafkan aku," ujar Kim Na Ri.

Dewi Xin Qian menghampiri dua sejoli itu. "Choi Lee Jian, apa kau mau memaafkan Song Hye Jin dan membiarkan kehidupannya sebagai Kim Na Ri tenang?" tanya dewi Xin Qian. "Iya yang mulia dewi. Saya memaafkan Song Hye Jin. Bahkan seharusnya saya yang meminta maaf, karena aku sudah mengakhiri hidupnya dengan cara yang keji."

Dewi Xin Qian tersenyum manis, "Kim Na Ri, terimalah mawar putih dariku ini. Perlambang kesucian, kau akan hidup penuh cinta dan kelak kau akan bertemu dengan orang yang tulus mencintaimu. Sekarang, pulanglah dan jalani hidupmu dengan baik," ujar dewi Xin Qian. Ia pun memberikan mawar putih kepada Kim Na Ri, dan mendorong tubuh Kim Na Ri perlahan. Namun, dorongan dari dewi Xia Qian membuat Kim Na Ri terhempas dan melayang bagaikan kertas yang tertiup angin.

****

Kim Nari perlahan membuka matanya. Ia menatap sekitarnya, ternyata ia ada di kamarnya. Kim Na Ri merasa hatinya begitu lega dan nyaman. Baru saja ia akan bangkit saat matanya menemukan sesuatu di samping bantal tidurnya. 'Mawar putih'.