Chereads / REINCARNATION / Chapter 28 - TUGAS TAMBAHAN

Chapter 28 - TUGAS TAMBAHAN

Choi Lee Jian tak kuasa menahan tangisnya. Ia benar- benar merindukan Song Hye Jin kekasihnya itu. Selama 140 tahun ia merasakan panasnya siksa api, selama itu pula ia merasakan kebencian dan dendam yang seolah tak berkesudahan. Baru hari ini saat melihat jiwa Song Hye Jin muncul di hadapannya dalam sosok Kim Na Ri, Choi Lee Jian merasakan kelegaan yang luar biasa.

Dewi Xin Qian menatap Choi Lee Jian dengan tatapan bijak. "Choi Lee Jian, saat ini kau bisa reinkarnasi dengan baik. Ini adalah kesempatan terakhir untukmu berbuat baik dan memperbaiki semua kesalahanmu. Selama 6 fase kehidupan bisa kau lalui dengan baik. Bahkan di kehidupan pertamamu kau adalah seorang pujangga. Kali ini, berbekal dengan pengertian yang baru tentang cinta kau akan di lahirkan kembali. Ini adalah sari bunga mawar merah, minumlah. Ini adalah berkat dariku untuk kehidupanmu di masa yang akan datang. Kelak, kau akan menjadi seorang yang bijak di kehidupan terakhirmu," ujar dewi Xian Qian sambil memberikan segelas minuman berwarna merah kepada Choi Lee Jian.

Choi Lee Jian menerima gelas berisi minuman yang di berikan oleh dewi Xin Qian dan langsung meminumnya hanis. Ia merasakan seperti ada yang baru dalam dirinya. Ia pun mengangguk memberi hormat pada dewi Xin Qian.

"Terimakasih dewi, terimakasih atas pertolongan dan kebaikan hatimu," ujar Choi Lee Jian. Dewi Xin Qian tersenyum ramah.

"Kau bisa reinkarnasi dengan tenang setelah ini," ujar dewi Xin Qian.

Tiba-tiba dewa Lu berjalan menghampiri dewi Xin dan membisikkan sesuatu yang tidak dapat mereka dengar. Namun, tiba-tiba dewi Xin tertawa terbahak mendengar apa yang di bisikkan oleh dewa Lu.

"Hahahah.... Baiklah, aku akan memberimu satu. Kau bisa berikan itu kepada dewi Xiang. Tapi, kau jangan terus menggodanya seperti itu dewa Lu," ujar Xin Qian.

"Kapten Ri, bukan dewa Lu," jawab dewa Lu sambil mencebikkan bibirnya kesal.

Dewi Xin Qian hanya menahan tawa sambil menganggukkan kepalanya. "Ah, maaf aku lupa, kapten Ri. Baiklah, ini kuberikan sebotol khusus untuk kau berikan kepada dewi Xiang. Nah, apa ada lagi yang bisa aku lakukan?"

Malaikat maut 888 menggelengkan kepalanya. Ia dan Choi Lee Jian langsung bangkit berdiri diikuti 442 dan 222 kemudian mereka memberikan hormat kepada dewi Xin Qian. "Kami permisi, yang mulia dewi," ujar malaikat maut 888 Kim Young Joo mewakili yang lainnya.

Saat mereka keluar gerbang, ternyata jembatan pelangi yang terhubung dengan istana dewa mimpi masih ada. Sama seperti ketika mereka berangkat. Mereka pun langsung meniti jembatan pelangi itu. Dan, dalam waktu singkat mereka sudah berada kembali di istana dewa mimpi.

"Cepat sekali ya,"komentar Ye Jin.

"Terasa cepat untuk kita, hanya sebenarnya kita sudah melewati waktu 4 bulan lamanya sejak kita berjalan menuju istana dewi Xin, berada di sana dan kembali lagi hahaha..."

Kim Young Jo menghela napas panjang. Dalam hati ia menghitung, ternyata sudah 7 bulan ia lakuin, artinya hanya ada waktu 5 bulan untuk membantu 1 jiwa lagi dalam tahun pertama ini.

Begitu sampai di istana dewa mimpi, dewa Lu langsung menutup pintu sehingga jembatan pelangi itu pun hilang dari pandangan mereka.

"Hahaha.... Kalian senang bukan berjalan di jembatan pelangi milikku. Nah, sekarang kau harus bantu aku dulu. Sebelum kau pergi membawa Choi reinkarnasi. Cepat kau ke Jeongwol. Aku sudah memiliki hadiah yang akan aku berikan kepadanya. Ayo, cepat," ujar Dewa Lu.

Kim Young Jo menghela napas, tadinya dia berpikir dewa Lu akan lupa. Ternyata, dia masih mengingat perjanjian mereka. Daek Wo dan Ye Jin hanya bisa bertanya ada apa melalui tatapan mata mereka.

"Daek Wo, kau tunggu di sini dulu bersama Choi Lee Jian. Aku, Ye Jin dan kapten Ri ada keperluan sebentar," ujar Kim Young Jo.

Mendengar perkataan Kim Young Jo, dewa Lu melompat-lompat seperti anak kecil. Dan, ia menunjukkan sebuah ruangan di ujung lorong sebelah kanannya.

"Kalian berdua, tunggu saja di ruangan di ujung lorong itu. Kalian pasti tidak akan merasa bosan. Mereka harus membantuku terlebih dahulu. Ayo cepat, Kim Young Jo, Ye Jin."

Daek Wo hanya bisa mengikuti perintah Kim Young Jo dan membawa Choi Lee Jian. Sementara dewa Lu langsung berlari keluar seperti anak kecil mendahului mereka.

"Ada apa sebenarnya ini, 888?" tanya Yee Jin. Kim Young Jo menghela napas, "Dewa Lu ingin kita membantunya untuk merayu dewi Xiang," jawab Kim Young Jo. Ye Jin menepuk dahinya seketika.

Dewa Lu langsung bersembunyi saat mereka sudah tiba di halaman Jeongwol.

"Aku tunggu di sini, pokoknya kalian tidak boleh membawa Choi kalau belum berhasil membuatku berbaikan dengan dewi Xiang," ujarnya sambil mengerucutkan bibirnya.

"Baik, oppa Ri. Kami akan melakukan yang terbaik. Oppa tunggu saja di sini, ya. Nanti, aku atau Kim Young Jo akan memanggil oppa," jawab Ye Jin. Dewa Lu tertawa kecil sambil melompat- lompat.

Ye Jin dan Kim Young Jo langsung masuk ke dalam hotel. Seperti biasa Yu Na dan Gong Liu menyambut mereka dengan ramah.

"Ah, selamat datang di Jeongwol. Ada yang bisa kami bantu?" tanya Yu Na.

"Dewi Xiang, apakah beliau sedang sibuk?" tanya Kim Young Joo.

"Dewi Xiang sedang berada di taman dekat pohon bulan. Kalian langsung saja jika ingin menemui beliau," ujar Yu Na. Kim Young Jo dan Ye Jin pun bergegas melangkah masuk ke dalam lift dan langsung ke lantai 3 tempat di mana taman pohon bulan berada.

Dewi Xiang ternyata sedang duduk sambil meminum teh dan membaca buku. Namun, belum sempat meraka menyapa, dewi Xiang sudah mengangkat tangannya tanpa menoleh sedikitpun dari buku yang tengah ia baca.

"Tua bangka itu yang menyuruh kalian membujukku, bukan? Haah, menyebalkan sekali! Sejauh mata aku memandang selalu nampak istananya yang seperti taman kanak-kanak itu. Kalau dia menyuruh kalian untuk mencoba membujukku, aku tidak mau!" serunya.

Ye Jin dan Kim Young Jo saling berpandangan. Namun, Ye Jin tiba-tiba memiliki ide. Ia pun segera mendekati dewi Xiang dan membisikkan sesuatu. Di luar dugaan dewi Xiang langsung bangkit berdiri dan tersenyum bahagia.

"Benar, dia memiliki sesuatu dari dewi Xin Qian untukku?" tanya dewi Xiang. Ye Jin dan Kim Young Jo mengangguk dengan cepat. Dewi Xiang bergegas keluar.

Melihat dewi Xiang keluar dewa Lu langsung melompat dan menghampiri dewi Xiang.

"Aku membawa sesuatu untukmu," ujar Dewa Lu.

"Betul itu kau bawa dari dewi Xin Qian?" tanya dewi Xiang yang di jawab dengan anggukan kepala dewa Lu.

"Yaa, kalian boleh membawa Choi dan kembali ke istana dewa Jug Eun!" seru dewa Lu kepada Ye Jin dan Kim Young Jo.

Tak ingin menyia- nyiakan kesempatan, Kim Young Jo dan Ye Jin pun bergegas menjemput Daek Wo dan Choi Lee Jian. Saat mereka melewati Jeongwol nampak dewi Xiang sedang mengandeng tangan dewa Lu dengan mesra sambil meminum ramuan dari dewi Xin Qian.

"Terimakasih, Lu Fei. Kau mau repot membawakan aku ramuan mawar dari Xin Qian," ujar dewi Xiang.

"Oppa Ri, ah kau ini apa kau tidak lihat wajah tampan milikku ini?"

"Kya, sekali Lu Fei Tong ya tetap saja Lu. Mana ada Oppa seperti mu?!" terdengar suara dewi Xiang mulai memekik kesal.

Kim Young Jo melirik Choi dan kedua rekannya. Mengerti tatapan mata Kim Young Jo mereka pun berlari secepat kilat menuruni bukit. Di kejauhan terdengar jeritan dewi Xiang yang menjerit kesal. "Tua bangka, jangan lari kau lekas kembali kemari...!!"

Kim Young Jo hanya tertawa terbahak-bahak menertawakan ulah dewa Lu yang kekanak-kanakan itu.

"Jika kita tidak berlari, aku yakin dewa Lu akan kembali memanggilku dan menyuruhku untuk membujuk dewi Xiang," ujar Kim Young Jo. Ye Jin dan Daek Wo hanya tertawa.

"Rasanya mereka berdua tidak pernah benar-benar rukun," sahut Daek Wo.

"Tapi, aku yakin mereka sebenarnya merasa saling memiliki. Ah, betul-betul kisah cinta yang indah," ujar Ye Jin.