Sang semesta sepertinya berpihak padanya
Dapatkah insan kecil memberi sanggahan?
Harapan menjadi debu hanya dalam sekejap mata
Dapatkah insan kecil menyanggah pinta semesta?
***
Aku merasa risih saat Winner mengejar ku di tepi jalan seperti ini. Apa dia tak punya kerjaan lain selain membuat kegaduhan dalam hidupku? Pada akhirnya rasa risih itu pula yang membuat ku berbalik dan memutuskan untuk menghadapi Winner. Aku kini pada satu titik di mana aku benar-benar jengah dengan masalah yang muncul sejak kehadiran Winner.
Dapatkah aku bersikap masa bodoh dengan ini semua? Aku hanya meminta sebuah hal sederhana dan tak pernah terpikir untuk meminta hal-hal yang lebih dari semesta namun mengapa untuk permintaan sederhanapun terkesan mustahil?
"Winner, mau kamu itu apa sih?" Tanya ku pada Winner dengan wajah yang kesal. Tak dapat ku pungkiri jika aku menunjukkan kemarahan ku padanya dan aku tak peduli.
"Ruby, kamu gak bisa melihat semuanya dari sisi aku?"
