Jauh adalah jarak ideal yang ingin ku gambarkan tentang dia
Dapatkah ku melepaskan rengkuhannya yang sudah terlanjur lekat?
Bagaimana pula kenangan yang kini datang untuk menjerat ?
***
Aku tak mengerti mengapa aku merasa seperti ini hanya karena sebuah mimpi. Ku langkahkan kaki ini hingga ke ruang tamu namun entah mengapa lutut ini terasa lemas. Aku ingin segera kembali namun kenyataanya aku masih terpaku di depan pintu apartemen Winner. Apa yang sebenarnya ini? Aku ingin menangis namun air mata ini seolah tertahan di sudut mata.
"Ruby. Kamu ada apa?" Suara Winner membuatku terperanjat.
Winner membuka pintu dan membuat tubuh ku limbung dan jatuh ke belakang dan pantat ku membentur lantai. Winner berdiri di hadapan ku sambil melihat ku dengan heran. Cepat-cepat ku buang wajah ku ke arah lain karena aku tak ingin melihat wajah Winner. Winner segera menarik tanganku agar dapat berdiri.
"Ruby, kamu gak papa?"