"Sya.."
"Sya.."
Rafael dan kedua orang tua sasya mengejar sasya. Rafael berhasil meraih tangan sasya dan menahannya.
"Kamu apa-apaan sih. Ini tuh cuma masalah iqbal, dia gak tau apa-apa. Apa-apaan kamu mau aborsi anak kita. Gak!" sasya menentang keras sasya.
"Aku gak perduli. Aku mau buktiin kalau aku sayang banget sama iqbal mas. Bahkan lebih dari nyawa aku." sasya mencoba memberontak tapi rafael dengan sekuat tenaga menahannya.
"Sasya, kamu keterlaluan. Kamu mau bunuh nyawa yang gak bersalah hanya karena hal sepele ini. Kamu mau ibu marahin iqbal kalau kamu lakuin ini."
Ibu akan kembali untuk menemui iqbal di meja makan. Tapi sasya menahannya. Sasya gak akan aborsi asal ibunya menerima iqbal dan tidak memarahinya..
"Jangan ibu. Jangan marahin iqbal. Iqbak gak tau apa-apa ibu."
"Tapi untuk ukuran anak kecil, dia keterlaluan sya."
"Aku juga setuju sama ibu sya. Iqbal keterlaluan. Biar aku yang marahin iqbal bu. Aku juga yang kasih hukuman ke dia."