"Liv, Mas berangkat kerja dulu ya!"
Livia yang sedang asyik melamun menatap jendela itu pun seketika mengalihkan pandangannya ke seorang laki-laki berpakaian formal. Jas hitam ia kalungkan pada lengannya.
"Mas, sebentar!" seru Livia sembari berjalan menghampiri pria itu.
Setelah berada berdekatan dengan pria itu, Livia bergegas merapikan dasi yang menggantung di antara kerah kemejanya. Ulasan senyum tipis pun muncul ketika dasi yang dikenakan pria tersebut telah terlihat rapi.
"Mas Gibran ganteng banget deh hari ini," puji Livia sembari mengulas senyumnya.
Pipi pria itu perlahan merona merah. Dengan senyuman khasnya, ia segera mengacak pelan rambut Livia.
"Kamu juga tambah cantik kok, Liv," sahut pria itu.
"Mas, nanti temani aku ke dokter ya? Kita sudah sepakat kan buat bikin bayi tabung?" cetus Livia sembari mencium punggung tangan pria itu.
