"Lo lupa ya, kalau gue adalah Issabelle, dari kerajaan es," ucap Sabel lirih.
"Silsilah kami, diwarisi mantra pematah kutukan atau kekuatan sihir. Jelas saja, gue bisa melepaskan diri dari sihir lo," cetus Sabel.
Alka lantas bersimpuh di tanah, ia berusaha memangku kepala Sabel. Sejujurnya, otaknya sedikit merasakan pening. Baru saja, Sabel dinyatakan sembuh, sekarang ia harus kembali lemah seperti ini, hanya karena melindunginya lagi.
"Ini waktu yang tepat bagi gue untuk menghabisi lo, Alka! Kali ini, kemenangan akan menjadi milik gue!" pekik Andra.
Tangannya terangkat ke atas. Tampak bola sihir yang gelap, mulai muncul di atas telapak tangan Alka. Dalam setiap detiknya, bola itu semakin terlihat besar.
KREP!
Saat akan mengayunkan kekuatannya ke arah Alka, secara tiba-tiba, tubuhnya dipeluk dari belakang. Dalam sekejap, Andra terpaku. Pelukan ini, pelukan yang sudah lama tidak pernah ia rasakan lagi.
"Jangan sakiti Alka," bisik Lian.
DEG!