"Lo pengen tahu gak alasan kenapa Imelda pantas diperlakukan seperti itu?" tanya Deano. Gue menautkan kedua alis gue, membentuk perempatan siku-siku di dahi gue.
"Maksud lo apa?" tanya gue. Bentar deh, sebenarnya ada apa sih ini?
"Imelda sudah merusak tatanan hidup gue. Gara-gara dia, nyokap gue jadi protektif sama gue," ujar Deano. Tentu saja gue kaget mendengar penjelasan dari Deano, sefatal itukah kesalahan Imelda? Kok gue gak tahu tentang ini?
"Tunggu-tunggu, maksud lo gimana sih ini? Gue gak ngerti deh," sahut gue bingung.
"Gue bakal turutin permintaan lo, asalkan lo juga mau turutin permintaan gue," ujar Deano. Tanpa berpikir panjang, gue pun langsung menganggukkan kepala gue berkali-kali.
"Oke-oke! Demi Imelda, gue bakal lakuin apapun deh buat lo, gue janji," ujar gue penuh semangat.
"Lo harus bantuin gue buat bohong ke nyokap gue. Lo harus pura-pura jadi pacar gue saat bertemu dengan nyokap gue nanti," tutur Deano.
"Tentu saja gue setu—"