Lian bergegas berdiri dari tempat duduknya. Ia mulai menangkap wajah Alka menggunakan kedua tangannya. Ia tak habis pikir. Apakah itu semua benar?
"Lo bukan tipikal orang yang suka gebukin orang lain!" tegas Lian.
"Apa ada bukti lain yang bisa menguatkan elo, Al? Soalnya gue yakin banget kalau bukan elo pelakunya!" keluh Lian.
Alka tampak menghela napasnya panjang. Tanpa pikir panjang, Lian pun segera mengguncang kedua bahu milik Alka.
"Siapa yang nuduh lo? Siapa?!" pekik Lian.
"Alva juga udah membenarkan itu semua. Posisi gue juga makin sulit untuk membela diri," sahut Alka sembari menundukkan kepalanya.
"Gue bingung, Li. Gue takut. Gue takut, kalau Papa sampai marah besar ke gue lama-lama. Soalnya tadi, Papa tuh udah kayak marah banget gitu ke gue!" keluh Alka.
"Lo gak salah. Gimana kalau kita cari bukti bareng-bareng, biar lo bebas dari posisi yang dituduhin ke elo itu," usul Lian. Langsung saja, Alka mulai menggeleng pelan.