Lian mengerjapkan kedua matanya. Ia merasakan lehernya sedikit pegal karena terlalu lama menyender di bahu seseorang. Eh bahu? Tunggu sebentar....
Lian pun bergegas mengucek kedua matanya. Setelahnya, ia ingin memastikan bahwa yang disenderinya memang bahu manusia atau hanya sebuah furniture belaka. Saat pandangannya mulai fokus, kedua matanya langsung membelalak lebar.
"Loh, Alka, kok lo bisa ada di sini?" kaget Lian.
Laki-laki yang sedari tadi menatap kosong ke depan itu, kini mulai melemparkan tatapannya ke arah Lian. Sesaat kemudian, di bibirnya tercetak sebuah senyuman manis.
"Eh, lo udah bangun?" tanya Alka. Lian pun segera menganggukkan kepalanya.
"Kok gue bisa nyender di bahu lo?!" keluh Lian. Alka pun lantas tertawa kecil.
