"Lo udah sembuh? Udah sehat?" tanya Lian sembari menyentuh dahi Riki.
"Muka lo masih pucat, kenapa ke sekolah? Serajin itukah seorang Riki?" Lian menaikkan sebelah alisnya.
Alka yang kebetulan berangkat bareng Lian itu pun langsung mendudukkan dirinya di samping Riki. Di tempat yang tadi sempat Bella duduki. Alka tampak menatap Riki dengan pandangan penuh interogasi.
"Gue lihat dari sudut ke sudut wajah lo, lo kelihatannya termasuk golongan orang yang pinter deh. Terus, kenapa lo bisa keracunan? Haaaa gue tahu, lo pasti sengaja ngeracunin makanan lo biar gak masuk sekolah kan? Habis itu lo ketahuan sama orang tua lo, terus dipaksa berangkat sekolah deh, iya kan? Ngaku!" hardik Alka sembari mengacungkan jari telunjuknya ke hidung Riki.
"Ish, apaan sih. Enggaklah!" keluh Riki.
"Emm, Na, gue mau tanya sesuatu deh sama lo. Lo sama Riki belum putus kan?" tanya Riki dengan raut wajah serius. Mendengar hal itu, Lian pun memutar bola matanya.